Penyembahan dalam kitab Kejadian Dua Golongan Penyembah
Pendahuluan: Sejalan bertambahnya usia, saya melihat adanya pergeseran dalam budaya. Di pedesaan tempat bermukimnya orang-orang Kristen Amerika di mana saya dibesarkan, orang-orang terbagi dalam dua golongan: Orang Kristen atau pemberontak. Dan umumnya para pemberontak mengetahui penggolongan ini. Para pemberontak tidak mengaku-ngaku sebagai orang baik. Mereka berlaku seperti apa adanya mereka. Zaman sekarang, semua kalangan mengaku “rohaniah" Orang-orang, yang dulu tak ayal akan digolongkan sebagai pemberontak, kini mengaku memiliki aturan moral pribadi yang lebih unggul daripada yang diatur dalam Alkitab. Pelajaran kita pekan ini adalah tentang mengakui memiliki kerohanian di luar dari yang diperkenankan Allah. Karena hal ini kita dapati dimulaikan dalam kitab Kejadian, barangkali “pergeseran budaya” yang tadi saya sebutkan semata-mata merupakan pergeseran pemahaman saya saja. Mari selami pelajaran Alkitab kita dan pelajari lebih lanjut!
- Penyesalan Orang Tua
- Baca Kejadian 4:1. Bayangkan sukacita dan takjub yang muncul saat kelahiran pertama dalam sejarah umat manusia! Kepada siapakah pujian Hawa ditujukan? (Allah.)
- Saudara tentunya tahu cerita jatuhnya manusia ke dalam dosa (Kejadian 3). Kira-kira bagaimana Adam dan Hawa menjelaskan hal tersebut kepada Kain?
- Apa menurut saudara mereka masih menyalahkan orang lain atas kejatuhan tersebut? (Lihat Kejadian 3:12-13)
- Andai saudara Adam atau Hawa, apa yang akan saudara tekankan dalam pendidikan agama Kain? (Penurutan kepada Allah?)
- Kira-kira apa yang dikatakan Adam dan Hawa kepada Kain sebagai efek paling buruk dari dosa mereka? (Tidak tinggal dalam hadirat Allah?)
- Saudara tentunya tahu cerita jatuhnya manusia ke dalam dosa (Kejadian 3). Kira-kira bagaimana Adam dan Hawa menjelaskan hal tersebut kepada Kain?
- Baca Kejadian 4:1. Bayangkan sukacita dan takjub yang muncul saat kelahiran pertama dalam sejarah umat manusia! Kepada siapakah pujian Hawa ditujukan? (Allah.)
- Dua Putra, Dua Korban
- Baca Kejadian 4:2-5. Jika betul dugaan saya bahwa Kain dibesarkan dengan konsep bahwa ia harus menurut, bagaimana saudara menjelaskan korban persembahannya? Jika saudara Kain, bagaimana saudara membenarkan persembahan yang saudara pilih? (Keanekaragaman! Setiap orang punya talenta, karunia dan kesanggupan yang berbeda-beda. Saya akan memberikan kepada Allah apa yang berarti bagi saya, apa yang mencerminkan talenta dan usaha saya. Ada banyak cara untuk membawa korban persembahan dan saya akan melakukan cara yang sesuai dengan jati diri saya.)
- Baca Imamat 17:11. Ada apa dengan korban darah sehingga menjadi satu-satunya korban yang memadai? (Kita tidak melihat adanya instruksi yang jelas kepada Adam dan Hawa dan anak-anak mereka mengenai bagaimana mempersembahkan korban. Namun, cerita tentang ketelanjangan sebagai akibat dosa (Kejadian 3:6-7) and jubah kulit yang Allah sediakan (kematian binatang untuk menutupi dosa manusia - Kejadian 3:21) menyatakan rencana Allah. Tak sangsi lagi, Allah memberikan instruksi, hanya saja tidak tercatat dalam Alkitab.)
- Coba kita tengok lagi Kejadian 4:5. Jika Kain tidak menurut Allah, mengapa ia gusar? (Ia tentunya punya alasan untuk meyakini bahwa tindakannya benar. Hal ini menunjukkan bahwa ia sungguh yakin “keragaman pemberian” merupakan sambutan yang sesuai dengan instruksi khusus (dan bertentangan) dari Allah.)
- Baca Kejadian 4:6-7. Apakah yang dikatakan di sini mengenai instruksi Allah kepada Kain mengenai penyembahan? (Perkataan Allah menunjukkan bahwa Kain cukup tahu. Ia tahu apa yang harus dilakukan. Allah mengatakan bahwa urusannya sederhana saja: Menurut! Tak sangsi lagi ini sama dengan diucapkan oleh orang tuanya.)
- Kalau Kain tidak menurut apa yang akan terjadi? (Dosa akan menguasainya.)
- Mengapa Allah menggambarkan dosa seolah-olah mahluk hidup? Sejenis hewan pemangsa? (Pasal sebelumnya bercerita tentang Setan sebagai seekor hewan yang berupaya memperdayai Hawa.) Kejadian 3:1-5Dosa tidaklah pasif. Dosa merupakan hewan pemangsa.)
- Pakaian dari kulit dan penjelasan tentang pendamaian oleh darah dalam Imamat 17:11 menunjukkan bahwa kebenaran oleh iman, bukannya oleh usaha pribadi memang sudah menjadi rencana Allah. Jika memang benar demikian, mengapa Allah begitu teliti terhadap persembahan Kain? (Keselamatan bukanlah rencana “banyak cara”. Pilihannya hanya dua: persembahkan korban darah, atau korban persembahanmu tidak berterima.)
- Tengok kembali Kejadian 4:7. Bagaimana hal ini bisa sejalan dengan kasih karunia – kebenaran oleh iman? Bagaimana mungkin Allah menyuruh manusia untuk “menguasai” dosa? (Kasih karunia merupakan pilihan. Kita bisa memilih antara menghidupkan kehidupan di mana kita menerima firman Allah dan berupaya untuk hidup selaras dengan firman Allah, atau kita menyusun aturan sendiri yang sesuai dengan pengertian kita akan hal benar dan salah, dan mengabaikan aturan Allah. Kasih karunia melibatkan pilihan.)
- Baca Kejadian 4:2-5. Jika betul dugaan saya bahwa Kain dibesarkan dengan konsep bahwa ia harus menurut, bagaimana saudara menjelaskan korban persembahannya? Jika saudara Kain, bagaimana saudara membenarkan persembahan yang saudara pilih? (Keanekaragaman! Setiap orang punya talenta, karunia dan kesanggupan yang berbeda-beda. Saya akan memberikan kepada Allah apa yang berarti bagi saya, apa yang mencerminkan talenta dan usaha saya. Ada banyak cara untuk membawa korban persembahan dan saya akan melakukan cara yang sesuai dengan jati diri saya.)
- Akibat dari Persembahan yang Salah
- Baca Kejadian 4:8-9. Bagaimana saudara menjelaskan kejadian ini? Bagaimana Kain bisa lolos dari teguran Allah mengenai pembunuhan terencana? (Ini memberi kita gambaran yang jelas antara orang-orang yang menerima kebenaran oleh iman dan yang tidak.) Jika Kain dengan gamblang mengatakan, “Baiklah, Tuhan, Aku akan menuruti petunjuk-Mu” ia akan baik-baik saja. Namun, ia tidak saja masih terus memberontak terhadap Allah, ia juga berang kepada adiknya yang menurut. Penurutan Habel merupakan celaan terhadap Kain. (Jadi jangan heran kalau media nasional berseteru dengan orang-orang yang berusaha menuruti Alkitab!) Dua sikap yang diperlihatkan oleh kedua anak ini sangatlah berbeda.)
- Baca Kejadian 4:10-12. Apa pendapat saudara mengenai putusan yang dijatuhkan oleh Allah?
- Apakah saudara akan menjatuhkan hukuman yang lebih berat?
- Apa sebenarnya hukuman terhadap Kain? (Ia tidak bisa lagi menjadi petani. Ia akan menjadi “pemburu and pemetik” yang mengembara kian kemari.)
- Apakah hukuman ini sesuai dengan apa yang Allah berlakukan di zaman sekaran? (Kita mendapati bahwa manusia, sebagai akibat dari aib dosa, tercerabut dari pekerjaan yang mereka cintai.)
- Baca Kejadian 4:13-14. Apakah Kain bertobat? (Ia tidak pernah mengatakan bahwa ia menyesali pembunuhan yang telah ia lakukan. Ia berkilah bahwa hukumannya berlebihan. Ia kuatir jangan-jangan seseorang, selain Allah, akan menghukumnya.)
- Perhatikan keluhannya yang lain: Bahwa ia akan tersembunya dari kehadiran Allah. Apakah pernyataannya ini menunjukkan bahwa ia benar-benar telah bertobat? (Saya percaya bahwa penyesalan terbesar Adam dan Hawa adalah perpisahan mereka dari Allah. Tak sangsi lagi mereka menceritakan rasa sesal ini kepada Kain saat ia masih kecil. Tiba-tiba Kain ingat akan hal ini dan menjadi jelas baginya bahwa ia telah terperosok kedalam lubang yang sama, malah lebih dalam.)
- Baca Kejadian 4:15-16. Bagaimana saudara menjelaskan peradilan Allah? Bukankah Ia bisa membinasakan Kain saat itu juga? (Ini menunjukkan cinta dan kasih karunia Allah, bahkan kepada orang yang tidak menunjukkan tanda-tanda pertobatan.)
- Baca Kejadian 4:14dan Kejadian 4:17. Orang-orang yang menolak untuk menyembah Allah sebagai Pencipta merujuk kepada dua ayat ini sebagai indikasi bahwa dalam Alkitab tidak terdapat cerita yang persis mengenai penciptaan. Dari mana datangnya orang-orang yang lain ini? Kata mereka "Adam dan Hawa semata-mata merupakan perlambangan dari banyak orang lain yang Allah ciptakan (atau dibiarkan berevolusi)." Bagaimana saudara menjelaskan hal ini? (Baca Kejadia 4:2-3. Perhatikan frasa “selanjutnya dilahirkannyalah” (yang memungkinkan adanya kelahiran anak-anak perempuan sebelum Habel lahir) dan “setelah beberapa waktu lamanya", yang menginformasikan adanya selang waktu yang tidak disebutkan dan tidak diceritakan apa yang terjadi dalam periode itu. Tidak ada alasan untuk menyebutkan bahwa periode waktu itu tidak mungkin lamanya 200 tahun – waktu yang cukup bagi sebuah populasi untuk berkembang.)
- Setelah membaca cerita ini, bagaimana saudara menjelaskan pandangan Allah mengenai beragam jalan menuju keselamatan? (Kepada kita ditunjukkan Allah yang kasih dan penuh kemurahan, namun juga Allah yang punya aturan dan yang memberlakukan aturan-aturan tersebut.)
- Abraham
- Baca Kejadian 12:1-3. Andai saudara Abram, akankah saudara berangkat? (Ada insentif yang sangat hebat kalau pindah!)
- Kira-kira mengapa Allah ingin Abram pindah? (Di sini diperkenalkan gagasan mengenai pemisahan.) Para penyembah Allah perlu memiliki jarak dengan orang-orang yang tidak sehaluan dengan penyembahan Allah.)
- Baca Matius 9:10-13. Bagaimana saudara mempertemukan kedua gambaran ini? (Allah memanggil kita untuk membawa kabar injil kepada dunia, bukan menyerangnya. Namun, Ia ingin kita memiliki keterpisahan dari dunia.)
- Baca Kejadian 22:1-2dan Imamat 20:1-3. Andai saudara Abraham, argumen apa yang akan saudara kemukakan supaya tidak harus menurut? (Allah berjanji untuk memberi saya banyak keturunan! Allah ingin supaya saya dipisahkan, namun praktek ini sama betul dengan yang dilakukan oleh dunia.)
- Baca Kejadian 22:3-5. Apakah Abraham sementara berdusta kepada pelayannya mengenai kembalinya Ishak?
- Baca Kejadian 22:6-8. Apakah Abraham sementara mendustai Ishak?
- Baca Kejadian 22:9-14. Apakah Allah menyediakan korban sebagaimana yang Abraham janjikan kepada Ishak? (Ya!)
- Bagaimanakah kesejajaran cerita ini dengan cerita Kain? (Keduanya menyangkut penurutan. Kain diminta menurut melampaui keinginan pribadinya. Abraham diminta menurut sekalipun secara teologia hal tersebut tidak masuk akal.)
- Apa yang kita pelajari dari Abraham? (Abraham tidak percaya Allah akan membunuh anaknya. Namun ia terus menurut.)
- Jika saudara merenungkan kisah injil, pelajaran lain apakah yang kita temukan dalam cerita Abraham dan Ishak ini? (Allah menyerahkan Putra-Nya. Allah kita punya dua ciri, kasih yang luar biasa bagi kita, dan memperharapkan penurutan kita.)
- Sobat, apakah engkau tergoda untuk mengabaikan salah satu aturan Allah karena tidak sesuai dengan praktek dan kebiasaanmu? Maukah hari ini engkau meminta Roh Kudus untuk memberimu sikap seperti Abraham, bahwa engkau akan menuruti Allah tak peduli apakah perintah-Nya menyenangkan atau berterima di hadapan khalayak umum?
- Baca Kejadian 12:1-3. Andai saudara Abram, akankah saudara berangkat? (Ada insentif yang sangat hebat kalau pindah!)
- Pekan depan: Penyembahan dan Kitab Keluaran