Apa yang Anda Dapatkan bukanlah Apa yang Anda Lihat
Pendahuluan: Dari mulai saat munculnya komputer di mata umum, alat ini telah mengambil perhatian saya. Saya masih mengingat kalau dulu saya membeli sebuah Timex Sinclair yang hanya memiliki memori 2K. Setelah membelinya, saya memutuskan bahwa barang ini paling cocok digunakan sebagai pintu berhenti (bentuknya menyerupai irisan.) Pada mulanya, saya kesulitan untuk mendapatkan “visi” kegunaan komputer yang dapat mempermudah hidup manusia. Demikian juga dengan kebijakan berdasarkan Alkitab. Kita tidak menyadari bagaimana mengikuti jalan Allah dapat memperbaiki kehidupan kita. Pada minggu ini pelajaran kita dari buku Amsal akan membantu untuk memberikan pengertian yang lebih baik dari hal bagaimana untuk menjalani kehidupan yang baik sesuai dengan kehendak Allah. Mari kita lompat ke dalam pelajaran kita!
- Bagaimana memberi Penilaian atas Gagasan-gagasan
- Baca Amsal 14:1. Menurut ayat ini bagaimana cara kita mendapat kebijaksanaan? (Orang bijak membangun sesuatu.)
- Apa yang dilakukan orang bodoh? (Mereka meruntuhkankannya dengan tangan sendiri.)
- Apakah ini prinsip umum dari kehidupan? Jika saudara ragu apakah sebuah gagasan itu adalah secara Alkitabiah bijak atau bodoh, apakah akan membantu jika saudara menanyakan apakah hal itu akan membangun atau meruntuhkan? (Menurut saya hal ini benar adanya.)
- Saya dan anak perempuan saya baru-baru ini berdiskusi mengenai orang Ateis dan mengapa mereka bersaksi kepada orang yang tidak percaya dengan cara meruntuhkan sebuah agama. Anak saya bertanya, “Jika saudara menerima pandangan mereka, dan ternyata mereka benar, bagaimanakah hal itu dapat berguna?” Di sisi lainnya, jika saudara menerima paham Kekristenan, apakah gunanya bagi kita jika hal ini benar adanya?
- Baca Amsal 14:2. Apakah perbedaan sikap antara orang yang jujur dan orang yang berbelit-belit? (Yang satu takut akan Allah dan yang lain membenci Allah.)
- Apakah hal ini adalah salah satu prinsip kehidupan juga? (Menurut saya demikian. Saudara dapat menilai gagasan seseorang dengan memperiksa sikapnya terhadap Allah.)
- Baca Amsal 14:3. Apakah Alkitab menentang kebebasan mengutarakan pendapat? (Tidak. Hal ini mengacu kepada hasil praktis antara menjadi bijak dengan menjadi bodoh.
- Apakah hal ini adalah salah satu prinsip dari kehidupan? Jika saudara hendak menentukan apakah seseorang itu memberikan saudara saran yang baik, apakah saudara perlu memperhatikan jika kehidupan orang itu berjalan baik? (Ya! Saudara tidak perlu mengetahui detil dari suatu saran untuk dapat mengetahui baik buruknya saran itu. Kita dapat melihat bagaimana saran itu bekerja dalam kehidupan orang yang memberikan saran itu! Dari kenyataan ini kita dapat membuat tiga peraturan dalam memberikan penilaian atas sebuah saran: a) apakah saran itu membangun; b)apakah orang yang memberikan saran tersebut percaya akan Allah; dan, c)apakah kehidupan orang yang memberikan saran itu berjalan dengan baik?)
- Baca Amsal 14:6-7. Kala Amsal mengatakan “jauhilah” orang yang bebal, apakah maksudnya agar kita menghindari berteman dengan orang yang bodoh? (Paling tidak janganlah kita menerima saran dari orang yang bodoh.)
- Kala ayat 6 menyebutkan bahwa pengetahuan datang mudah bagi orang yang “berpengertian”, apakah yang dimaksud dengan berpengertian? Perbedaan apakah yang dapat dilihat orang bijak dan tidak dilihat oleh orang lain? (Satu hal, yaitu memperhatikan apakah saran itu datang dari seorang bodoh atau tidak.)
- Baca Amsal 14:8. Apakah saudara pernah mendengar seseorang mengatakan, “Janganlah memperhatikan masa lampau karena tidak ada yang dapat dilakukan terhadap masa itu?” Apakah hal ini benar adanya? (Hanya sebagian. Saudara dapat mengambil pelajaran dari masa lalu. Seorang yang bijaksana dan pengertian memikirkan bagaimana cara hidupnya selama ini, dan mengambil tindakan untuk menentukan arah masa depan.)
- Baca Amsal 14:11. Mengapakah orang yang fasik memiliki “rumah” sementara yang yang jujur hanya memiliki sebuah “kemah”? Tidakkah seharusnya sebaliknya? (Hal yang ingin ditekanlah adalah pada mulanya mungkin seorang yang jujur tidak memiliki apa-apa. Namun, Allah memberkati dan membangunnya jika mereka bijak. Hal ini menunjukkan bahwa secara Alkitab orang yang bijak membangun dari apa yang Ia miliki.)
- Baca Amsal 14:1. Menurut ayat ini bagaimana cara kita mendapat kebijaksanaan? (Orang bijak membangun sesuatu.)
- Kekayaan dan Kebijaksanaan
- Baca Amsal 14:20-21. Apakah saudara kurang menyukai mereka yang “miskin”? Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini perihal sikap saudara terhadap yang kaya dan yang miskin? (Secara alami hati manusia lebih menyukai mereka yang kaya karena ada kemungkinan kita memperoleh sesuatu dari hubungan itu – bahkan mungkin akan terbiasa dengan pola hidup mereka. Namun, mereka yang miskin kelihatan dapat mengancam harta saudara. Mereka kemungkinan mengharapkan sesuatu.)
- Menurut buku Amsal sikap apa yang sepatutnya kita miliki dalam situasi ini? (Kita akan diberkati jika kita baik terhadap mereka yang miskin.)
- Baca Amsal 14:31. Mengapa dengan menolong mereka yang miskin dapat membawa berkat bagi kita? (Allah menyamakan dengan mereka karena Ialah Pencipta mereka.)
- Baca Amsal 14:23-24 dan Amsal 14:26. Memiliki kekayaan menandakan saudara adalah bijak (atau telah menjadi bijak). Tidak memiliki kekayaan menyarankan bahwa saudara adalah seorang yang bodoh yang lebih banyak berbicara daripada bertindak. Bagaimanakah saudara mencocokan hal ini dengan instruksi perlunya kita berbuat baik terhadap mereka yang miskin?
- Menurut pelajaran kita, “penawar” dari kemiskinan, adalah utakut akan Allah, berhenti berbuat bodoh dan berbicara terlalu banyak, dan mulai bekerja. Apakah yang perlu kita perbuat jika kita mengikuti instruksi untuk berbuat baik kepada orang miskin?
- Dalam minggu ini saya sedang duduk di dalam mobil baru saya yang mengkilat di sebuah lampu merah. Saya berada pada puncak, dan bersyukur atas kebaikan Allah kepada saya. Seorang peminta-minta berumur setengah baya duduk ditepi jalan, dengan suatu isyarat yang menandakan ia meminta uang. Saya memutuskan untuk memberinya uang – karena keadaan yang sangat kontras antara kami berdua. Namun saya tidak pernah berhasil menyampaikan uang itu padanya – karena ia tidak pernah beranjak berdiri. Bagaimana pendapat saudara tentang situasi ini? Apakah keputusan saya adalah tepat bahwa jika ia tidak bekerja, dan tidak berkehendak untuk membuat usaha untuk berdiri, maka saya tidak akan memenuhi permintaannya?
- Baca Amsal 15:3. Faktor penting apakah yang saya buat sebagai pertanyaan tambahan dari para peminta-minta? (Allah bukan hanya sedang membuat penghakiman terhadap saya, namun Allah juga sadara akan kondisi para peminta-minta.)
- Baca Amsal 15:19. Siapakah yang menaruh pagar duri di jalan orang yang malas? (Hukum Allah tentang kehidupan. Saya berpendapat bahwa seharusnya kita tidak membuang “duri” yang diakibatkan dari kemalasan, namun kita perlu berbuat baik terhadap mereka yang miskin dalam cara yang konsisten dengan Amsal – yaitu mengajarkan kepada mereka jalan kehidupan yang lebih baik.)
- Bagiamanakah saudara mengaplikasikannya kepada keadaan saya dan peminta-minta di lampu merah? (Hal terbaik yang dapat kita lakukan bagi peminta-minta adalah coba mengenali mereka. Hal tersebut dapat membantu kita mengaplikasikan prinsip Alkitab dalam kehidupan mereka. Jika kita hanya langsung memberi uang itu padanya, saya tidak dapat diyakinkan jika tindakan saya membantu atau malah mencelakakannya.)
- Baca Amsal 15:6 dan Amsal 15:16-17. Mengapa kekayaan tidak selalu merupakan hal yang baik? (Karena saudara perlu tahu bagaimana untuk menanganinya. Mungkin, jika kita percaya pada Allah, Ia akan memberikan sejumlah uang yang dapat kita tangani. Jika kekayaan itu hanya akan membawa kebencian dan kekacauan, maka sebaiknya kita tidak perlu memiliki kekayaan.)
- Baca Amsal 14:20-21. Apakah saudara kurang menyukai mereka yang “miskin”? Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini perihal sikap saudara terhadap yang kaya dan yang miskin? (Secara alami hati manusia lebih menyukai mereka yang kaya karena ada kemungkinan kita memperoleh sesuatu dari hubungan itu – bahkan mungkin akan terbiasa dengan pola hidup mereka. Namun, mereka yang miskin kelihatan dapat mengancam harta saudara. Mereka kemungkinan mengharapkan sesuatu.)
- Lidah
- Baca Amsal 15:1-2. Apakah saudara telah mengembangkan tabiat yang berhati-hati dengan perkataan pada saat sedang dihadapkan pada sebuah percakapan yang sulit?
- Bagaimana cara kita memiliki kata-kata dapat membuat perbedaan hasil dalam situasi tertentu? (Kelembutan menurunkan suhu kemarahan. Perkataan yang kasar, membuat situasi memburuk.)
- Baca Amsal 15:4. Apakah kata-kata kita dapat mempengaruhi kesehatan orang lain? (Ya. Kita dapat meningkatkan atau mencelakai kesehatan seseorang melalui cara berbicara kita dengan mereka.)
- Baca Amsal 15:7. Hal-hal positif apalagi yang dapat diakibatkan perkataan kita? (Pengetahuan terhadap orang lain!)
- Baca Amsal 15:8. Apakah hubungan ayat ini dengan lidah? (Ayat ini berhubungan dengan percakapan kita sebelumnya perihal mengambil waktu untuk memikirkan kata-kata saudara. Seorang “pemberang” ketika marah mengeluarkan perkataan yang kemudian disesalinya. Seorang yang penyabar menggunakan waktu untuk memilih perkataannya.)
- Baca Amsal 15:22. Jika kita adalah orang bijak, mengapa kita perlu mendengan nasehat orang lain? (Hal ini berpengaruh besar terhadap harga diri. Saudar piker saudara benar dan mau terus maju. Alkitab mengatakan ada perlunya menanyakan pandangan orang bijak lainnya yang dapat membantu saudara mencapai rencana kehidupan yang sukses.)
- Baca Amsal 16:7.Bagaimanakah cara kerjanya ayat ini: apakah jika saudara menyenangkan Allah maka Ia akan menangkap tengkuk leher musuh saudara dan membuat mereka bertingkah baik? (Menurut saya ayat ini bukan membicarakan mengenai intervensi Ilahi, walaupun hal ini mungkin saja terjadi. Namun, menurut saya Allah telah “campur tangan” dengan memberikan kita amsal. Jika kita mengikutinya, terutama perihal lidah kita, maka kita akan hidup damai bersama musuh-musuh kita.)
- Baca Yohanes 15:18-19. Bagaimanakah caranya kita berekonsiliasi dan hidup damai dengan musuh kita? (Dunia tidak akan menyukai gagasan ini karena mereka menerima teguran atas cara hidup mereka. Namun, pada tingkat pribadi, jika kita mengikuti nasehat buku Amsal kita akan hidup damai dengan musuh-musuh kita.)
- Saudaraku, apakah saudara mau memiliki kehidupan yang memiliki konflik yang lebih sedikit? Apakah saudara suka memiliki hidup yang lebih dapat dinikmati? Bijaklah dalam menyeleksi saran-saran yang saudara akan turuti. Maukah saudara memutuskan untuk membuat perubahan saat ini juga?
- Baca Amsal 15:1-2. Apakah saudara telah mengembangkan tabiat yang berhati-hati dengan perkataan pada saat sedang dihadapkan pada sebuah percakapan yang sulit?
- Minggu Depan: Menghadapi dengan Perkelahian