Misi Yesus
(Lukas 15 & 16)
Indonesian
Year:
2015
Quarter:
2
Lesson Number:
8
Pendahuluan: Dalam sebuah diskusi mengenai penginjilan, seseorang menyampaikan pada saya bahwa di gerejanya “kami mengkhotbahkan penginjilan secara terang-terangan. Saya memahami bagaimana mereka mengabarkan ajaran gereja tanpa embel-embel dan bagaimana seharusnya orang luar akan tertarik pada pekabaran yang jujur. “Bagaimana hasil pengabaran itu” saya bertanya? Ia menundukkan kepalanya dan mengaku bahwa mereka berhasil membawa satu anggota baru dalam periode sepuluh tahun ini. Lukas mencatat strategi pekabaran injil Yesus yang menakjubkan. Mari kita melompat ke dalam pelajaran kita dan belajar lebih banyak!
- Barang yang Hilang
- Baca Lukas 15:1-4. Jika Yesus bertanya pada saudara, jawaban yang bagaimanakah yang akan saudara berikan? (Saya bukan seorang gembala, namun jika ke sembilanpuluh-sembilan itu berada di “padang terbuka” maka secara pasti saya akan meninggalkan yang satu untuk melindungi yang lainnya.)
- Mengapa jawaban ini merupakan jawaban yang salah? (Yesus bertanya seakan-akan pertanyaan yang diajukannya sangat nyata, sehingga jawabanNya merupakan jawaban otomatis dari para pendengarnya.)
- Baca Lukas 15:5-7. Saya bukan bermaksud untuk bertentangan, namun jika piaran saudara membuat saudara perlu memburunya, bagaimanakah reaksi saudara? (Saya akan sangat senang jika mendapatkan kembali piaraan saya, namun saya akan merasa kesal jika harus mengejar atau mencari-carinya.)
- Bandingkanlah reaksi saya dan (reaksi saudara?) terhadap reaksi Allah. Apakah yang diajarkan ayat ini mengenai Yesus? (Ia suka mengejar kita. Ia bersuka jika kita bertobat dan berpaling padaNya. Kita dikasihi.)
- Baca Lukas 15:8. Ingatlah bagaimana saya merasa kesal karena domba yang hilang. Bagaimanakah bedanya dengan cerita ini? (Koin itu tidak memiliki tanggungjawab karena hilang. Sayalah yang bersalah karena menghilangkan uang saya.)
- Baca Lukas 15:9-10. Mengapa tidak menceritakan saja cerita mengenai domba itu? Seekor domba yang bodoh yang melarikan diri. Ini terlihat sebagai perbandingan yang baik bagi saya jika saya melarikan diri dari Allah. Namun kenapa perlu ditambahkan lagi cerita mengenai koin yang hilang? (Alasan yang paling kentara ialah bahwa Allah mau agar kita mengetahui bagaimana masalah “hilang” akan melibatkan Dia. Cerita berikut ini menurut saya dapat memperjelas maksud yang hendak disampaikanNya.)
- Pada cerita mengenai domba dan koin, sikap Allah yang manakah yang ditampilkan? (Ia mengklaim ketertarikan untuk memiliki kita. Ia mentargetkan orang-orang yang hilang. Ia bekerja keras untuk membawa kembali yang hilang. Ia bergembira ketika mereka yang hilang datang kepadaNya. Saudara, “orang berdosa” adalah sangat penting dimata Allah dan para malaikat.)
- Baca Lukas 15:1-4. Jika Yesus bertanya pada saudara, jawaban yang bagaimanakah yang akan saudara berikan? (Saya bukan seorang gembala, namun jika ke sembilanpuluh-sembilan itu berada di “padang terbuka” maka secara pasti saya akan meninggalkan yang satu untuk melindungi yang lainnya.)
- Anak Yang Hilang
- Baca Lukas 15:11-12. Apakah terdapat keadilan dalam permintaan ini?
- Apakah ada ketidakadilan menurut saudara? (Biasanya, seorang anak akan menerima hak warisan setelah sang ayah meninggal. Sebelum hal itu terjadi, biasanya sang anak akan membantu ayah. Karena kejadian ini terjadi pada anak yang lebih muda, maka ia akan memperoleh hak warisan setengah dari hak warisan yang akan diterima anak yang lebih tua. Dalam hal ini sang ayah kehilangan sepertiga dari hartanya dan juga kehilangan tenaga dari sang anak.)
- Baca Lukas 15:13. Menurut saudara apakah sang ayah memiliki gagasan bagus terhadap masa depan anak yang lebih muda ini?
- Lalu, mengapa sang ayah memberikan persetujuannya?
- Apakah saudara akan menjawab “tidak. Bahwa gagasan itu buruk, dan pada kemudian akan menghasilkan sesuatu yang jelek,” lalu berharap pada saat saudara meninggal, anak tersebut telah menjadi lebih dewasa?
- Baca Lukas 15:14-17. Seluruh uang warisan telah habis. Apakah ada sesuatu kebaikan yang dihasilkannya? (Anak itu sadar akan keadaannya. Ini merupakan pelajaran hidup yang mahal baginya.)
- Saya pernah mendengar cerita mengenai orangtua yang melibatkan diri mereka dalam usaha heroik dalam membatasi agar anak-anak mereka tidak berlaku buruk. Pelajaran apa yang dapat diambil dari cerita anak yang hilang ini?
- Perhatikanlah dimana dalam semua kasus-kasus itu kelihatannya pedekatan yang diambil berat sebelah. Allah kelihatannya seperti kurang bekerja keras dalam menjaga kawanan domba/koin/maupun anak tersebut agar tidak “hilang.” Namun, Ia terlibat dalam usaha serius untuk mengembalikan yang hilang. Mengapa?
- Baca Lukas 15:18-19. Permintaan anak itu agar dianggap sebagai “pekerja bayaran”. Sebelumnya, ia tidak puas dengan menjadi anak dari ayah tersebut. Seberapa jauhkah perubahan sikapnya?
- Apakah sikapnya mungkin berubah jika sang ayah menolak untuk membiarkannya pergi? (Dari ayat ini dapat diambil kesimpulan tentang perlunya berubah dari dalam diri kita, tidak bisa tanpa perubahan diri.)
- Baca Lukas 15:20-24. Apakah pendapat anak itu mengenai statusnya? (“saya tidak layak lagi untuk dianggap sebagai anakmu.”)
- Apakah pendapat si ayah atas status anaknya? (“inilah anakku…ia telah hidup kembali.”)
- Apakah yang diperoleh si ayah? (Ia memiliki anak yang tidak mau dianggap sebagai anak. Anak itu hanya mau uang. Sekarang ia memiliki anak yang mau tinggal bersamanya.
- Apakah saya terlalu baik terhadap anak tersebut? Apakah ia hanya pulang untuk mendapatkan makan? (Ia memang balik untuk makanan, namun kasih ayah yang luar biasa telah tanpa ragu merubahkan hatinya.)
- Para orangtua, pikirkanlah apa yang akan terjadi jika saudara memiliki anak yang hilang yang kemudian kembali ke rumah demi makanan (atau pekerjaan).
- Baca Lukas 15:25-28. Apakah reaksi saudara akan sama seperti anak sulung itu? (Saya akan khawatir bahwa anak yang lebih muda ini sekarang menjadi ancaman atas hak warisan oleh karena keputusannya yang buruk.)
- Baca Lukas 15:29-30. Apakah si anak sulung merupakan anak yang benar? (Ia memandang pekerjaan yang dilakukan untuk ayahnya sebagai “budak” dan tanpa kesempatan untuk perayaan.
- Para orangtua, cobalah tempatkan diri saudara pada tempat sang ayah. Anak yang lebih muda menginginkan uang saudara. Anak sulung merasa ia diperbudak oleh saudara. Anak-anak yang bagaimanakah yang saudara miliki?
- Baca Lukas 15:11-12. Apakah terdapat keadilan dalam permintaan ini?
- Baca kembali Lukas 15:28 dan Lukas 15:31-32. Apakah si ayah mengejar anak sulung? (Ya! Ia “memohon kepadanya”, dan ia mengatakan pada anak itu bahwa ia memiliki “segalanya.”)
- Pernahkan saudara memiliki pikiran bagaimana saudara akan datang pada Allah sebelum ajal saudara sehingga saudara dapat melakukan apa saja dalam hidup saudara dan tetap memiliki surga?
- Jika demikian, apakah letak permasalahannya? (Yang pertama adalah bagaiamana saudara melewatkan kesempatan “Allah beserta saudara” – Lukas 15:31. Saudara melewatkan kesempatan memiliki kekayaan Allah sekarang. Apa yang saudara pandang sebagai “budak” sebetulnya adalah kepemilikan atas berkat-berkat Allah.)
- Yang manakah yang merupakan figur paling simpatik disini? (Sang ayah! Kedua anaknya memperlakukannya dengan buruk. Namun ia memperlakukan mereka secara mengagumkan. Anak sapi yang dikurbankan ayahnya demi anak yang lebih muda, bukan demi anak sulung. Sang ayah menyerahkan haknya agar anak-anaknya mendapatkan “hak.”)
- Pernahkan saudara memiliki pikiran bagaimana saudara akan datang pada Allah sebelum ajal saudara sehingga saudara dapat melakukan apa saja dalam hidup saudara dan tetap memiliki surga?
- Persekongkolan Bendaharawan
- Baca Lukas 16:1-2. Apakah permasalahannya? (Sang bendaharawan “menghambur-hamburkan” uang tuannya.)
- Baca Lukas 16:3-7. Apakah masalah sang bendaharawan? (Ia akan kesulitan untuk mencari nafkah karena ia sombong dan tidak pada tempatnya.)
- Apakah solusi atas masalah ini? (Ia menipu tuannya! Ia meraih keuntungan untuk diri sendiri atas biaya tuannya.)
- Saya adalah seorang pengacara – apakah saudara akan senang jika pengacara saudara meraih keuntungan dari saudara? (Hal ini dapat membuat sang pengacara kehilangan ijinnya dan juga dapat dipenjarakan.)
- Baca Lukas 16:8. Apakah saudara akan memerintahkan pengacara saudara (atau tuan saudara) untuk melakukan hal tersebut bagi saudara?
- Baca Lukas 16:9. Siapakah yang berbicara disini? (Yesus!)
- Pernahkah saudara mendengar para pemimpin agama berkata, “Kami tidak menggunakan metode duniawi untuk membawa anggota masuk ke dalam gereja!” Apakah pendapat saudara mengenai pernyataan ini? (Hal ini sepenuhnya berbalik dengan cerita ini dan juga komentar yang dibuat oleh Yesus.)
- Mari kita berhenti sejenak. Kita telah membaca empat cerita: domba yang hilang, uang yang hilang, anak yang hilang, bendaharawan yang tidak jujur. Apakah yang Yesus coba ajarkan pada kita? (Ia ingin membawa kembali yang hilang oleh karena ia tidak mementingkan diri dan sangat mengasihi mereka, dan Ia mau agar kita menggunakan usaha yang paling tekun, berpengalaman, dan cerdik dalam menemukan yang hilang.)
- Baca Lukas 10:12. Apakah Yesus mengajarkan kita untuk tidak jujur? (Tidak.) Apakah yang diajarkanNya? (Kita memiliki “kekayaan duniawi” dan Ia mengharapkan kita menggunakannya dalam kemajuan Kerajaan Allah.)
- Apakah “kekayaan duniawi?” Pelajari Lukas 16:9 secara lebih dekat. (Apakah yang menurut dunia berharga? Kepintaran, kecantikan, talenta, dan uang. Jika kita dipercayakan Allah dengan salah satu daripadanya, kita memiliki kewajiban untuk menggunakannya secara “lihai” (Lukas 16:8) untuk lebih maju dalam mendapatkan yang hilang. Jika kita tidak melakukannya, maka kita tidak akan dipercayakan dengan “kekayaan yang sebenarnya” (Luaks 16:11). Ini adalah suatu ide yang faktual.
- Saudaraku, bagaimana lihainyakah gereja saudara dalam mencari umat yang hilang? Maukah saudara berkomitmen untuk menggunakan strategi yang terbaik dan talenta yang ada dalam mencari yang hilang?
- Pelajaran Minggu Depan: Yesus, sang MahaGuru