Pengajaran Yesus dan Pertentangan Besar

Error message

  • Deprecated function: unserialize(): Passing null to parameter #1 ($data) of type string is deprecated in css_injector_init() (line 53 of /home/krwester/gobibletranslations.org/sites/all/modules/css_injector/css_injector.module).
  • Deprecated function: unserialize(): Passing null to parameter #1 ($data) of type string is deprecated in css_injector_init() (line 53 of /home/krwester/gobibletranslations.org/sites/all/modules/css_injector/css_injector.module).
(Matius 7, 11 & 12)
Indonesian
Year: 
2016
Quarter: 
1
Lesson Number: 
7

Pendahuluan: Pernahkah Anda renungkan lebih jauh pemikiran tentang “Pertentangan Besar”? Di permukaan itu adalah pertentangan antara yang baik dan jahat, antara Yesus dan Setan. Gali lebih dalam. Bukankah pertentangan besar adalah pengertian akan sifat Allah? Bukankah itu arti dari “pertentangan”? Pelajaran kita minggu ini menyarankan demikian. Mari masuki pelajaran Alkitab kita dan temukan lebih jauh!

  1. Landasan Kasih
    1. Baca Matius 7:24-27. Kita semua mengerti masalahnya membangun rumah dekat air dengan berdasarkan pasir. Bagaimanakah hal ini diaplikasikan kepada kehidupan kekristenan kita? (Yesus katakan dasar kuat dalam hidup adalah mempraktekkan firmanNya.)
      1. Firman yang manakah itu? (Kita perlu meneliti isinya karena ini kelihatannya sangat penting.)
    2. Baca Matius 7:21-23. Kalau saya menanyakan Anda, “Apakah kehendak Allah bagi Anda untuk bernubuat, mengusir roh jahat dan melakukan mujizat-mujizat,” apa jawab Anda? (Ya!)
      1. Sesungguhnya, apakah hidup Anda lebih buruk dari orang-orang Kristen yang melakukan hal-hal besar?
      2. Kalau Anda hanya dapat melakukan salah satu, bukankah Roh Kudus akan bersama Anda dalam kuasa?
      3. Mari renungkan hal ini sejenak. Kalau melakukan firman Yesus dalam tindakan bukanlah pekerjaan yang berkuasa, dan mempraktekkan firman Yesus adalah kunci bagi dasar kehidupan Kristen, apakah “melakukan” kehendak Allah? (Mengenal Allah – atau paling tidak Allah mengenal Anda.)
    3. Masih sulit bagi saya untuk menelaah hal ini. Baca kembali Matius 7:21 dan Matius 7:23. Ayat pertama membicarakan melakukan kehendak Allah dan ayat kedua membicarakan Allah mengenal seseorang. Menurut Anda apakah artinya “melakukan” kehendak Allah dalam prakteknya? (Dapat dipastikan mengenal Allah.)
      1. Apakah itu yang Anda lakukan saat sekarang ini ketika Anda belajar Alkitab? (Ini adalah cara penting untuk mengenal Allah dengan lebih baik.)
    4. Kita masih perlu ayat lain. Mari kita mundur lebih jauh kebagian awal dari fasal ini. Baca Matius 7:7-8. Apakah Anda percaya akan janji ini?
    5. Baca Matius 7:9-12. Mengapa Yesus katakan kalau kita harus percaya kalau Allah akan memberikan kita hal-hal baik yang kita minta? (Yesus katakan bahkan orang tua memberikan anak-anak mereka hal-hal baik. Pikirkan sikap Anda terhadap anak-anak Anda. Itu bagian kecil dari sikap Allah terhadap Anda.)
      1. Ingat diawalnya kita telah belajar kalau “melakukan” kehendak Allah adalah mengenal Allah – atau paling tidak menyadari kalau Allah mengenal kita. Bagaimana perbandinga antara Allah dengan orang tua menolong kita untuk mengerti apa artinya mengenal Allah? (Saya pikir saya paham! Dasar kokoh dari kehidupan Kristen adalah mengetahui kalau Allah mengasihi Anda dan memberikan Anda pemberian-pemberian baik. Bukan dengan melakukan hal-hal besar. Yesus katakan melakukan hal-hal besar tidak menunjukkan kalau seseorang mengenal Allah sebagai orang tua yang mengasihi.)
    6. Baca Matius 7:15-20. Hal-hal apakah yang Yesus ingatkan kita? (Nabi-nabi palsu. Mereka yang kelihatan seperti hamba-hamba Allah tetapi ajaran dan hidup mereka tidak memantulkan hal tersebut.)
      1. Dari apa yang sudah kita pelajari, pengajaran dan hidup seperti apakah “buah yang baik?” (Pelayanan yang mendukung gambaran dari Allah yang mengasihi yang sikapnya terhadap kita sama dengan orang tua yang mengasihi terhadap anak-anak mereka!)
    7. Karena kita melalui fasal ini belajar mundur, mari baca Matius 7:1-5. Mengapa kita harus menghindari dari sikap menghakimi? (Kita dihakimi oleh ukuran yang kita tetapkan.)
      1. Mengapa ini benar? Apa hubungannya dengan mengenal Allah? (Kalau sikap Allah terhadap kita sama seperti orang tua yang mengasihi, maka sikap menghakimi salah dalam menggambarkan Allah. Itu sama dengan guru palsu yang menghasilkan buah yang tidak baik. Kalau kita tahu kalau Allah seperti orang tua yang mengasihi, maka kita tidak akan menekankan “setitik debu” di mata saudara seiman di gereja. Berapa banyak orang tua yang mengasihi menekankan aspek positif dari anak-anak mereka gantinya aspek negatif? Orang tua yang mengasihi adalah positif.)
  2. Kuk Kasih
    1. Baca Matius 11:27. Kita baru saja memutuskan kalau dasar kuat dari hidup dalam Kristus adalah mengenal Allah dan mengerti perhatian pengasihannya terhadap kita. Berapa sulitkah mengerti hal ini? (Ayat ini katakan sifat Allah hanya dinyatakan kepada mereka “yang dipilih Anak untuk menyatakan Dia”.)
      1. Haruskah kita terkejut kalau sebagian besar orang memandang Allah keras, dan salah mengerti akan apa yang paling penting dalam hidup seorang Kristen?
    2. Baca Matius 11:28. Apakah sifat dari beban ini? (Alkitab tidak mengatakan. Tetapi kelihatannya beban hidup. Mungkin itu adalah juga beban tidak mengerti kehendak Allah bagi hidup Anda, tidak memiliki dasar kuat.)
    3. Baca Matius 11:29. Maukah Anda mengenakan kuk? (Kuk menggabungkan kekuatan dari dua lembu jantan untuk memudahkan menarik gerobak.)
      1. Apakah ada gerobak disebutkan disini? (Kita telah membicarakan adanya “beban”.)
      2. Kuk ini memberikan kelegaan. Bagaimana mungkin? (Saya pikir Yesus mengajar kita kalau Ia menolong kita melalui masalah-masalah dalam hidup kita. Ini memberikan kita “kelegaan” gantinya mencoba untuk melakukannya sendiri. Yesus mengulurkan tangan kepada kita untuk diraih.)
    4. Baca Matius 11:30. Apakah beban ini berbeda dengan beban yang dibicarakan dalam Matius 11:28? (Mestinya. Beban yang terdahulu melelahkan kita. Kita memerlukan kelepasan. Tetapi, beban yang selanjutnya adalah “ringan”.)
      1. Mengapa beban kedua begitu ringan? (Kita bersama dengan Yesus.)
      2. Kembali lagi kepada apa yang sudah kita pelajari: sikap Allah terhadap kita adalah seperti sikap kita terhadap anak-anak kita. Apakah orang tua yang baik melakuaan segala sesuatu bagi anak-anak mereka? (Tidak. Anak tidak akan belajar kalau orang tua melakukan semuanya. Gambaran mental dari sebuah “kuk” adalah Yesus bekerja dengan kita dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan.)
  3. Belas Kasihan
    1. Baca Matius 12:1-2. Mengapa murid-murid memetik dan memakan gandum pada hari Sabat? (Karena mereka lapar.)
      1. Apakah orang Parisi menghakimi? Baca kembali Matius 7:1-3. (Ya.)
    2. Baca Matius 12:3-4. Mengapa Yesus menggunakan satu contoh yang Ia akui “tidak menurut hukum?” (Bukankah ini adalah contoh sempurna yang menggambarkan sikap Allah sebagai orang tua yang mengasihi yang mengangkat beban dari anak-anakNya? Daud dan pengikutnya lapar. Murid-murid Yesus lapar. Yesus katakan Aku menempatkan kebutuhan pengikutku diatas hukum.)
      1. Dititik ini Anda mungkin menaruh perhatian terhadap hukum. Hukum yang dimaksud adalah tentang bekerja pada hari Sabat (Keluaran 20:10). Mengapa Yesus tidak katakan, “Apa yang dilakukan murid-muridku bukanlah bekerja?” Mengapa kelihatannya Ia mengakui kalau itu adalah bekerja dan beralasan, “Daud melakukannya!”
    3. Baca Matius 12:7-8. Saya pikir kita jangan berhenti di “Daud melakukannya”. Apakah alasan Yesus yang sesungguhnya mengatakan ini adalah pantas? (Karena itu menunjukkan belas kasihan. Hukum-hukum Allah adalah bagi kebaikan kita. Karena orang Parisi tidak mengenal Allah, karena mereka tidak mengerti kasih Allah, mereka memilih hukum gantinya belas kasihan. Yesus katakan “Aku merindukan belas kasihan, bukan pengorbanan”.)
      1. Apakah ini berarti “kasih melebihi hukum?” Kalau demikian, mengapa Allah memberikan kita hukum? (Sekarang kita mulai mengerti Allah dengan lebih baik. Maksud dari hukum untuk memperbaiki kehidupan kita. Biasanya, menurut hukum Allah adalah cara terbaik untuk menikmati hidup bebas dari masalah-masalah yang tidak perlu. Tetapi, ada saat dimana hukum bertentangan dengan kasih yang ditunjukkan orang tua kepada seorang anak.)
      2. Perhatikan Yesus katakan, Aku adalah “Tuhan atas hari Sabat”. Apakah artinya? (Itu berarti Yesus berkata bagaimana hukum harus diaplikasikan.)
        1. Apakah diberi otoritas untuk mengatakan, “Singkirkan hukum itu karena itu bertentangan dengan kasih?” (Ada batasan yang tipis, tapi penting disini. Allah membuat hukum, kita tidak bebas untuk meniadakannya. Disisi lain, Yesus mengingatkan untuk tidak menghakimi. Kita perlu meminta Roh Kudus untuk menuntun pikiran kita dalam situasi dimana aplikasi hukum tidak memantulkan kasih Allah.)
    4. Sahabat, apakah Anda mengerti sikap Allah terhadap Anda? Tahukah Anda dalam setiap situasi, kalau Anda mengijinkan Dia, Ia akan melakukan apa yang dilakukan orang tua yang mengasihi anak mereka? Maukah Anda memutuskan hari ini untuk percaya dan memantulkan kasih Allah?
  4. Minggu depan: Saudara-saudara Seperjuangan.