Nasehat Penggembalaan Paulus
(Galatia 4:12-20, Filipi3:17-21)
Indonesian
Year:
2011
Quarter:
4
Lesson Number:
9
Pendahuluan: Pernahkah Anda diminta oleh seseorang untuk lebih menyerupai orang lain? Contohnya, apakah orang tua Anda berkata, “Kenapa engkau tidak seperti saudaramu laki-laki [atau saudaramu perempuan]?” “Kenapa engkau tidak seperti anak di sebelah rumah?” “Kenapa engkau tidak seperti saya?” Bagaimanakah Anda bereaksi terhadap saran-saran tersebut? Perkiraan saya Anda tidak menjawab, “Benar, saya akan menjadi seperti [orang lain] dan tidak seperti diri saya!” Minggu ini pelajaran kita dimulai dengan undangan Paulus terhadap jemaat Galatia untuk menjadi seperti dia. Mari selami Alkitab kita dan coba untuk lebih mengerti undangan Paulus!
- Bertumbuh Menjadi Seperti Saya?
- Baca Galatia 4:12. Paulus katakan “jadilah sama seperti aku”. Kita baru saja sepakat kalau itu bukanlah undangan yang menarik. Mengapa tidak? (Anda mungkin berpendapat orang ini terlalu meninggikan diri! Anda mungkin berpendapat kalau Anda tidak perlu berubah.)
- Mengapa Paulus katakan jemaat Galatia perlu menjadi seperti dia? (Karena ia menjadi seperti mereka.)
- Tunggu dulu. Bagaimana mungkin? “jadilah sama seperti aku, sebab akupun telah menjadi sama seperti kamu”. Kalau Paulus menjadi seperti jemaat Galatia, mereka tidak perlu menjadi seperti dia!
- Baca 1 Korintus 9:20-22. Dalam hal apakah Paulus menjadi seperti orang lain untuk menyelamatkan mereka? (Ia coba mengurangi perbedaan antara dirinya dan sudut pandang budaya dan teologi orang lain.)
- Apakah tujuan Paulus untuk menjadi “seperti” pendengarnya? (Untuk menyelamatkan mereka.)
- Oleh karena itu, kembali kebelakang dan jawab pertanyaan: Mengapa Paulus katakan jemaat Galatia perlu menjadi seperti dia? (Ia menunjukkan betapa besar perhatian dia terhadap mereka ketika ia menjadi “seperti” mereka. Ia menunjukkan betapa ia menginginkan mereka untuk mengerti injil.)
- Kalau Anda seorang dari jemaat Galatia, apa, dalam prakteknya, yang akan Anda lakukan untuk menjadi “seperti” Paulus? (Saya akan bertekad untuk lebih serius mementingkan injil.)
- Baca Galatia 4:12. Paulus katakan “jadilah sama seperti aku”. Kita baru saja sepakat kalau itu bukanlah undangan yang menarik. Mengapa tidak? (Anda mungkin berpendapat orang ini terlalu meninggikan diri! Anda mungkin berpendapat kalau Anda tidak perlu berubah.)
- Bertumbuh Menjadi Seperti Mereka?
- Baca Galatia 4:17. Apa yang memotivasi kaum legalis dalam usaha mereka untuk membuat jemaat Galatia menjadi seperti mereka? (Paulus katakan mereka tidak bermaksud baik, karena mereka mau memisahkan jemaat Galatia dari Paulus.)
- Apa pendapat Anda tentang logika dari argumentasi Paulus? Dapatkah kaum legalis membuat argumentasi yang sama tentang Paulus? Mereka dapat katakan: “Paulus mau engkau mengikuti dia karena ia mau engkau meninggalkan kami!” (Tentu saja! Logika Paulus, berdiri sendiri, tidak berhasil. Paulus memerlukan alasan tersendiri mengapa jemaat Galatia perlu mengikut dia dan bukan kaum legalis.)
- Baca Galatia 4:17. Apa yang memotivasi kaum legalis dalam usaha mereka untuk membuat jemaat Galatia menjadi seperti mereka? (Paulus katakan mereka tidak bermaksud baik, karena mereka mau memisahkan jemaat Galatia dari Paulus.)
- Permohonan dari Hati
- Mari lihat kembali diskusi minggu lalu. Baca Galatia 4:13-14. Minggu lalu, saya katakan poin Paulus kalau ia tidak mempunyai kebanggaan memiliki terhadap jemaat Galatia – ia berhenti di kota mereka karena ia sakit. Kalau pendapat saya benar sebagian, apalagi yang dapat kita temukan dari argumentasi Paulus disini? (Paulus katakan, “Kamu mengasihi aku – ketika aku tidak sehat”. Paulus, seorang yang logis, membuat permohonan emosional! “Anda baik hati. Kita bersahabat. Kita memiliki sukacita bersama. Apa yang terjadi? Kembali kepadaku!)
- Baca Galatia 4:18-19. Seberapa pentingkah jemaat Galatia bagi Paulus? (Ia katakan ia begitu mencemaskan mereka, yang rasanya seperti sakit bersalin.)
- Apakah ini argumentasi logis? (Tidak. Sekali lagi, Paulus membuat argumentasi emosional. Kita bersahabat. Engkau menghancurkan hatiku (sesungguhnya, menyakitkan lebih kebawah lagi) dengan memisahkan diri dari aku.)
- Dalam pelajaran ini saya mau membicarakan logika dan alasan yang terdapat dalam Alkitab. Ketika saya mengatakan kalau logika Paulus minggu ini tidak lebih baik dari logika kaum legalis, saya pikir sangat disayangkan. Pelajaran apakah bagi kita disini tentang menuntun orang lain kepada pekabaran injil? (Tidak semua (atau terutama) logis. Sisi emosional dari argumentasi dan hubungan perlu dipertimbangkan dengan lebih seksama. Pekabaran injil lebih daripada logika yang steril dan tidak berperasaan!)
- Baca Galatia 4:20. Nada seperti apakah yang dimiliki Paulus? Kita sudah memutuskan kalau ia membuat permohonan emosional, apakah ia juga kasar?
- Mengapa kehadiran Paulus membuat perbedaan? (Pernahkah Anda perhatikan kalau lebih sulit untuk kasar terhadap seseorang ketika Anda berbicara dengan bertatapan muka? Anda dapat menulis surat (atau lebih buruk lagi) menulis komentar di internet yang akan lebih sulit dikatakan dihadapan orang yang Anda tujukan.)
- Apakah dosa bagi Paulus untuk menggunakan nada yang ia gunakan terhadap jemaat Galatia? (Baca Galatia 4:16. Saya pikir Paulus tidak kasar, ia berlaku jujur. Ia menyadari kalau sahabat-sahabatnya di Galatia tidak menerima kata-katanya dengan baik, karena ia bertanya “apakah aku sekarang menjadi musuhmu?” Kadang-kadang sulit mengatakan hal-hal yang perlu dikatakan.)
- Hidup yang Berarti
- Kita sudah bicarakan topik utama Paulus dalam mengatakan kepada jemaat Galatia kalau mereka harus “lebih seperti dia” adalah untuk mendorong mereka untuk lebih bersemangat dengan pekabaran injil. Mari terobos topik ini dengan membaca Filipi 3:17. Kali ini menjadi seperti Paulus melibatkan hidup “sama seperti kami”. Paulus katakan kepada kita dalam Galatia 3:25 kalau kita “tidak berada lagi di bawah pengawasan hukum”. Apakah kita sekarang berada dibawah pengawasan suatu “teladan”? Apakah Paulus seorang legalis yang terselubung?
- Baca Filipi 3:18-19. Apakah orang-orang yang diceritakan disini selamat? (Tidak! Akhir mereka adalah kebinasaan.)
- Apa yang salah dengan iman mereka? Apakah mereka mengabaikan janji keselamatan melalui iman yang diberikan kepada Abraham?
- “Tuhan mereka adalah perut mereka” menolong saya untuk mengerti lebih baik Buddha dan yang lainnya! (Ini hanya kelakar.) Apakah arti dari pernyataan ini? (Mereka berpusat pada diri sendiri. Selera mereka menentukan tindakan mereka.)
- Apakah artinya bahwa “kemuliaan mereka ada dalam kehinaan mereka?” (Mereka membanggakan pemikiran jahat mereka.)
- Saya pernah katakan ini sebelumnya: Ketika saya kanak-kanak, kelihatannya orang “jahat” “menikmati” kejahatan mereka. Mereka tidak membela diri dengan mengatakan mereka baik. Apakah ini yang Paulus artikan dengan “kemuliaan” dalam kehinaan?
- Sekarang ini, ada semacam “moralitas” diantara orang-orang yang adalah musuh dari injil. Contohnya, penyanyi Amerika Madonna. Mengapa ia memilih nama itu sebagai nama di panggung? Saya melihat video dia “berdoa” dengan kelompok pentasnya sebelum naik panggung. Saya pernah mendengar cara berdoa aneh digereja dan perkumpulan-perkumpulan rohani, doa Madonna tidak rohani. Mengapa ia melakukan hal itu? Inikah yang dimaksud Paulus dengan “kemuliaan” dalam kehinaan?
- aca Filipi 3:20-21. Bagaimanakah orang Kristen berbeda dengan dunia? Bagaimanakah perbedaan ini sejalan dengan pembenaran melalui iman? (Iman adalah sikap. Pikiran kita tidak berpusat pada hal-hal duniawi atau perut kita. Pikiran kita berpusat pada kedatangan kedua Yesus, kewarganegaraan sorga, untuk menjadi seperti Allah kita.)
- ahabat, maukah Anda bertekad untuk menjadi seperti Paulus? Maukah Anda lebih serius terhadap injil dan keselamatan orang lain? Maukah Anda membuat sorga sebagai tujuan? Maukah Anda mengalihkan hidup Anda, berpaling dari diri sendiri, menuju hubungan dengan Allah?
- Minggu Depan: Dua Perjanjian.