Allah Kasih Karunia dan Penghakiman
(Yohanes 3, Bilangan 21, Wahyu 14)
Indonesian
Year:
2012
Quarter:
1
Lesson Number:
4
Pendahuluan: Pekan ini kita mempelajari dua aspek dari Allah: Kasih karunia dan penghakiman. Jika saudara membaca beberapa ayat mengenai penghakiman – yang kebanyakan terkait dengan penghakiman atas dasar usaha - saudara mungkin mulai bertanya-tanya bagaimana kasih karunia dan penghakiman dapat bersanding serasi dalam injil yang samSaya sendiri sebenarnya sudah lama bertanya-tanya karena Yesus kerap menyinggung tentang penghakiman atas dasar usaha sementara Paulus sangat mantap dengan konsep keselamatan oleh kasih karuniBisakah kita menyandingkan kedua gagasan ini? Jika bisa, bagaimana caranya? Mari selami pelajaran Alkitab kita dan lihat apa yang kita bisa pelajari!
- Penghakiman
- Baca Matius 12:36-37 dan Matius 16:27. Kata Tuhan apa yang menjadi tolok ukur penghakiman? (Perkataan dan perbuatan kita!)
- Baca 2 Korintus 5:10. Wah! Ini Paulus! Apa yang menjadi dasar penghakiman menurut Paulus? (Apa “yang dilakukan dalam hidup.”)
- Bagaimana ini? Kita baru saja selesai mempelajari kitab Galatia dan mendapati bahwa kita diselamatkan oleh kasih karuniCoba kita masukkan unsur pribada pada penghakiman atas dasar usahApakah saudara ada orang yang dihentikan saat sedang berkendara dan ditilang karena ngebut? (Ya! Terutama jika mereka ngebut di lingkungan tempat tinggal saya.)
- Bagaimana dengan saudara - apakah saudara mau ditilang oleh polisi? (Ini membuktikan kondisi umum yang berlaku, bahwa kita ingin penghakiman atas dasar perbuatan diberlakukan pada orang lain, bukan pada diri kita sendiri.)
- Apakah kita beranggapan bahwa ada orang yang pantas dihakimi karena perbuatan mereka, namun kita (atau setidaknya saya) bisa luput dari penghakiman? (Ternyata pembahasan ini gampang-gampang susah karena adanya bias saat berhadapan dengan penghakiman terhadap diri senddiri. Kita tidak mau menerima apa yang patut diberlakukan kepada diri kita, namun kita mau itu diberlakukan kepada orang lain.)
- Ular di Padang Gurun
- Coba lihat apa kita bisa menangani hal ini sekalipun ada bias dalam cara pandang kitBaca Yohanes 3:14-18. Apakah perkataan Yesus saling bertentangan? Bagaimana bisa di sini Yesus mengatakan bahwa dasar bagi hidup kekal adalah percaya pada-Nya, namun sebelumnya Ia mengatakan bahwa dasar dari penghakiman adalah perbuatan? (Perhatikan bahwa Yesus merujuk kepada orang yang "dihukum”, bukannya dihakimi.)
- Pekan lalu kita membahas upacara kaabah. Saat orang berdosa datang membawa korban ke kaabah, apakah ia bersalah? (YKita dinilai dari perbuatan kita - apakah bersalah atau tidak. Dan, tanpa harus lebih detil lagi, kita senantiasa bersalah karena sifat alami kita yang berdosKetika seorang berdosa datang membawa domba, ia bukannya "tidak bersalah.” Hanya saja ia tidak dihukum karena persembahan korbannya telah melunasi sanksi yang harus ia bayar.)
- Bukankah kita masih punya masalah dengan kata-kata Paulus (2 Korintus 5:10) bahwa kita akan dihakimi atas dasar hal-hal yang “baik”? Bagaimana dengan perkataan Yesus (Matius 12:37) bahwa perkataan kita dapat “membenarkan” kita? Terindikasi bahwa perbuatan baik ada kaitannya dengan penghakiman yang menguntungkan. Dapatkah hal ini dipertemukan dengan kasih karunia?
- Mari lanjutkan membaca Yohanes 3 untuk melihat apakah ada petunjuk di sanBaca Yohanes 3:19-2Ada elemen baru sekarang, “terang!" Apa kaitan terang dengan keselamatan kita? (Jika mengasihi terang kita selamat, jika mengasihi kegelapan kita tidak selamat.)
- Masih banyak hal yang belum nyambung di sini. Ada perbuatan, ada percaya dan ada terang. Ada yang bisa menghubungkan hal-hal ini supaya tercipta sebuah teori yang masuk akal? Ataukan semua gagasan ini merupakan kontradiksi semata?
- Mari kita kembali kepada asal-muasal ceritanyBaca Bilangan 21:6-9. Apa yang menyebabkan kematian banyak orang? (Ular. Namun, jika saudara melihat konteksnya, ular-ular tersebut dikirim sebagai penghakiman bagi dosa.)
- Mengapa Allah memberitahu Musa agar ia menyuruh mereka memandang sebuah wujud yang serupa dengan apa yang sementara menewaskan mereka? (Saya simpulkan bahwa kisah yang ganjil ini mengajarkan bahwa kita perlu memandang kepada (menganggap serius, mengaku, dst.) dosa-dosa kitLangkah pertama menuju keselamatan adalah menghadapi dan mengaku dosa, perbuatan kita yang buruk.)
- Kita baca ulang Yohanes 3:14-15 dan Yohanes 3:19-20. Apakah cerita tentang ular dan hal mengasihi/membenci terang sekarang sudah lebih masuk akal? (Bahwa jika kita begitu mengasihi dosa kita tidak akan mau datang kepada terang, maka kita sama halnya dengan orang-orang yang menolak untuk memandang ular tersebut.) Yesus membawa terang injil. Menerima terang injil tentu saja berlawanan dengan sembunyi dalam (tinggal dalam) dosa Kita akan memilih untuk menghadapi dosa kita dan diselamatkan oleh kasih karunia, atau kita lebih suka tinggal dalam dosa dan menolak Yesus.)
- Apakah semua pembicaraan tentang “perbuatan” dan penghakiman ini sekarang sudah masuk akal? (Dalam satu artian, keselamatan ada banyak kaitannya dengan usaha kitJika kita memutuskan untuk tinggal di dalam dosa, kita tidak akan mencari kasih karuniNamun, jika kita berhadapan dengan dosa kita dan mengenali keberdosaan kita, maka pilihan kita hanya satu - kasih karunia!)
- Coba fokus pada Yohanes 3:2Apa artinya: “perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah?” (Kasih karunia adalah usaha Allah. Sebagaimana yang telah kita pelajari saat menelaah kitab Galatia, kita tidak bisa mengupayakan keselamatan kitYesus telah melakukannya untuk kitNamun, kita memilih apakah akan “berhadapan dengan ular", apakah akan "datang ke dalam terang,” apakah akan mengakui dosa kita dan lepas dari hukuman dengan darah Anak Domba.)
- Coba lihat apa kita bisa menangani hal ini sekalipun ada bias dalam cara pandang kitBaca Yohanes 3:14-18. Apakah perkataan Yesus saling bertentangan? Bagaimana bisa di sini Yesus mengatakan bahwa dasar bagi hidup kekal adalah percaya pada-Nya, namun sebelumnya Ia mengatakan bahwa dasar dari penghakiman adalah perbuatan? (Perhatikan bahwa Yesus merujuk kepada orang yang "dihukum”, bukannya dihakimi.)
- Contoh Nuh
- Coba kita lihat satu contoh ini. Baca Kejadian 6:5-7. Menurut Allah apa solusi untuk semua kejahatan ini? (Penghakiman!)
- Baca Kejadian 6:13, Kejadian 7:6-10, dan 2 Petrus 2:5. Seberapa sulitkah bagi orang-orang jahat tersebut untuk masuk ke dalam bahtera? (Mereka telah diamarkan. 2 Petrus 2:5 mengindikasikan bahwa Nuh berkhotbah kepada merekSementara Nuh melanjutkan usahanya membangun bahtera, siapa pun bisa datang. Orang-orang jahat tersebut lebih memilih kehidupan mereka saat itu (kegelapan), dan tidak mau bergabung dengan Nuh (datang ke dalam terang).)
- Penghakiman Terakhir
- Baca Wahyu 14:6-7. Apa yang menjadi pekabaran kepada orang-orang yang hidup di akhir zaman? (Penghakiman Allah turun ke atas mereka.)
- Bagaimana seharusnya reaksi kita terhadap penghakiman yang sudah dekat? (Perhatikan bahwa tidak dikatakan, "jangan lagi berbuat dosa," tapi supaya memiliki hubungan yang benar dengan Allah. Kita perlu menghormati (takut) Allah, kita perlu memuliakan Dia, dan kita perlu mengakui kuasa-Nya sebagai Pencipta segala sesuatu.)
- Baca Wahyu 14:8. Apa fakta penting mengenai penghakiman yang kita perlu ketahui? (Bahwa Allah telah mengalahkan dosMereka yang tidak setia kepada Allah akan ditaklukkan.)
- Baca Wahyu 14:9-1Apakah ayat ini menyebutkan bahwa orang-orang yang terlibat dalam perbuatan jahat akan menanggung dahsyatnya murka Allah? (Tidak. Ayat tersebut mengatakan bahwa orang-orang yang menolak untuk menyembah Allah, dan menyembah musuf Allah akan menjalani penghakiman. Tolok ukur penghakiman adalah kepatuhan. Orang-orang yang datang ke dalam terang lawan orang-orang yang tetap tinggal dalam kegelapan.)
- Baca Wahyu 14:1Terkait penghakiman yang segera tiba, apa himbauan yang diberikan kepada kita? (“Orang-orang kudus” digambarkan sebagai orang-orang yang yang ber-“iman kepada Yesus.” Iman kepada Yesus adalah pembenaran oleh iman!)
- Bagaimana dengan “menuruti perintah Allah”? (Ini mengilustrasikan pembahasan kita sebelumnyJika kita mengasihi perbuatan jahat, kita akan tinggal dalam kegelapan dan tidak datang ke dalam terang kasih karunia Yesus. Namun, jika kita mengasihi terang, maka kita akan mau melakukan kehendak Yesus. Kita akan mau menuruti-Nya.)
- Renungkan ayat-ayat dalam kitab Wahyu 14 yang baru saja kita bacApa perbedaan utama antara orang benar dan orang jahat? (Orang benar menyembah dan memuliakan Allah Pencipta merekOrang jahat menyembah dan menuruti si Jahat. Inilah yang dimaksud dengan tanda di dahi (pikiran) dan tangan (perbuatan). Penyebutan penyembahan, penciptaan dan hukum mengindikasikan sangat pentingnya Sabat mingguan, karena hari itu merupakan saat untuk menyembah, saat untuk memuliakan Allah, dan saat untuk merayakan Penciptaan (“Ingatlah... hari Sabat.... Sebab enam hari lamanya [TUHAN menjadikan].”))
- Sobat, penghakiman sedang mendekat. Penghakiman tersebut akan didasarkan atas perbuatan kitDengan tolok ukur tersebut, tidak seorang pun dari kita yang bisa lolos dari penghakiman. Namun, Yesus menawarkan kelepasan dari hukuman atas perbuatan jahat kitIalah Anak Domba Allah yang telah mati bagi dosa-dosa kitJika kita menghadapi dosa kita dengan mengaku dan menyesal, maka Ia akan menutupi dosa-dosa kita dengan darah-NyApakah tawaran ini akan engkau tampik? Jika tidak, terimalah tawaran itu sekarang. Hadapi ular dari kehidupanmu yang berdosa, keluarlah dari kegelapan dan masuklah ke dalam terang!
- Baca Wahyu 14:6-7. Apa yang menjadi pekabaran kepada orang-orang yang hidup di akhir zaman? (Penghakiman Allah turun ke atas mereka.)
- Pekan depan: Kekudusan Allah.