Kekudusan Allah
(1 Petrus 1, Kejadian 2, Ayub 42, Lukas 5)
Indonesian
Year:
2012
Quarter:
1
Lesson Number:
5
Pendahuluan: Alkitab berulangkali mengatakan kepada kita kalau Allah itu suci. Apakah artinya? Pertanyaan ini bukan hanya bermaksud untuk menggelitik pemikiran kita, karena Allah memerintahkan kita dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru di Alkitab untuk menjadi suci karena Ia suci. (1 Petrus 1:15-16; Imamat 11:44.) Kalau kita tidak mengerti apa artinya bagi Allah untuk menjadi suci, kita tidak akan dapat mengerti satu tujuan penting bagi hidup kitMari lihat kalau kita dapat menemukannya dengan menyelami, sekali lagi, pelajaran Alkitab kita!
- Saat Suci
- Baca Kejadian 2:2-3. Disini dikatakan Allah “membuat” Sabat suci. Apakah yang ayat ini katakan arti dari kesucian? (Pertama, kesucian datang dari Allah. Ia yang menciptakan. Kedua, untuk menjadi suci adalah membedakannya dari hari-hari lain. Perhatikan kesucian dan berkat kelihatannya berhubungan. Hari yang suci adalah satu hari yang terpisah dari yang lain, hari yang khusus, hari yang diberkati.)
- Baca Mazmur 86:8-10. Aspek kesucian Allah yang bagaimana yang seperti Sabat? (Allah memisahkan. Tidak ada allah lain seperti Tuhan kitHanya Dia saja yang besar dan sangat baik.)
- Baca Keluaran 20:1 Apakah hubungan antara saat suci ini dengan Penciptaan? (Suatu perayaan, suatu peringatan akan kuasa penciptaan Allah.)
- Kalau pemikiran tentang kesucian Allah berlaku juga bagi kita, apa pertanyaan mengenai kesucian yang dapat kita mengerti? (Kesucian datang dari Allah. Itu berarti kita dipisahkan dan diberkati. Itu berarti hidup kita menjadi perayaan dari kuasa dan penciptaan Allah.)
- Baca 1 Samuel 2: Dalam diskusi tentang kesucian Allah dan tujuan kita untuk menjadi suci, hal penting apa yang diajarkan kepada kita? (Kita tidak dapat mencapai tingkat kesucian Allah. Tidak ada seorangpun yang seperti Dia! Tetapi kita tidak perlu berkecil hati ketika kesucian kita dari waktu ke waktu kelihatannya dalam dalam kesulitan.)
- Baca Keluaran 20:8-10. Dalam cara apakah berhenti melakukan pekerjaan berdampak bagi waktu yang disucikan? (Saat untuk memusatkan perhatian kepada apa yang Allah telah ciptakan, bukan pada apa yang kita ciptakan. Itu menunjukkan kalau kesucian dari Allah, bukan dari diri kitKita tidak menciptakan saat suci dengan melakukan sesuatu.)
- Bagian dari teka-teki apa yang menekankan kepada kita tentang menjadi suci? (Kita tidak dapat menjadikan diri kita suci.)
- Hati Suci
- Baca 1 Petrus 1:13-16. Apakah kita membuat kesalahan? Petrus katakan untuk menjadi suci dalam segala hal yang kita lakukan. Apakah ini berarti kita dapat menciptakan kesucian?
- Lihat kembali dalam 1 Petrus 1:13. “Tindakan” apakah yang dilakukan disini? (Tidak adPetrus semata-mata mengatakan untuk memusatkan pada pemberian kasih karunia Allah. Perhatikan. Kasih karunia (kesucian?) yang kita terima adalah “pemberian”, tidak sepantasnya kita terima.)
- Bagaimana dengan 1 Petrus 1:14, dimana kita diminta untuk “menurut?” (Ketika kita berpusat pada Allah kita, kita belajar lebih jauh akan kehendakNyIntinya Petrus mengatakan, “Engkau sudah mengetahui, oleh karena itu jangan menghidupkan keinginan jahatmu.”)
- Baca 1 Petrus 1:17-19. Apakah perbuatan bagian dari menghidupkan suatu hidup yang suci? (YWalaupun kita tidak dapat membuat diri kita suci, Allah mengharapkan kita untuk menghidupkan kehidupan yang konsisten dengan menjadi suci. Tujuan utama adalah untuk melakukan kehendak Allah. “Apakah yang dapat saya lakukan hari ini untuk memajukan Kerajaan Allah, gantinya mengemukakan dosa?”)
- Apakah peranan hidup sebagai “orang asing” dan “ketakutan” dengan tujuan kita untuk menjadi suci? (Kita tidaklah menjadi terlalu nyaman hidup di dunia ini. Kita bukanlah bagian dari dunia ini. Kita adalah bagian dari Kerajaan Allah. Oleh karena itu, kita “takut” (artinya hormat, dan perduli akan) Allah. Kita tidak perduli akan hal-hal duniawi kecuali untuk memajukan kerajaan Allah.)
- Apa perbedaannya kalau kita ditebus dengan pengorbanan diri Yesus, dan kalau kita ditebus dengan pembayaran uang? (Itu membuat cara kita hidup penting. Yesus membayar dosa-dosa kita dengan hidupNyTidak ada yang lebih penting dari hal ini. Kita perlu membuat tujuan untuk menjadi suci dan membuatnya menjadi tujuan pribadi.)
- Baca 1 Petrus 1:20-2 Apa yang dikatakan mengenai kasih karunia? (Kita “percaya pada Allah” melalui “Dia” – melalui apa yang Yesus telah lakukan bagi kita di salib dan melalui kebangkitanNya.)
- Baca 1 Petrus 1:2 Dengan jelas ditunjukkan kalau kalau apa yang saya ajarkan salah, bukan? Dikatakan kita “telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran”. Tidak ada yang lebih jelas dari hal itu?
- Perhatikan seluruh ayat ini. Dapatkah Anda menahan gigi Anda dan mengasihi seseorang yang menurut Anda tidak pantas dikasihi? Bagaimana dengan “kasih yang dalam” dari hati? (Kita semua mengetahui kalau kasih yang dalam bagi “saudara-saudara” datang dari hati yang diubahkan Allah. Hati yang menyadari kalau Allah mati dengan cara mengerikan bagi kita, adalah hati yang menyambut dengan rasa syukur dan kasih. Mengasihi sesama adalah reaksi terhadap Allah. Oleh karena Allah, bukan kehendak manusia, yang menjadi sumbernyTetapi, adalah benar kalau “kebiasaan” untuk menurut (lawannya “kebiasaan” untuk tidak menurut) membantu dalam perjalanan menuju kesucian.)
- Baca 1 Petrus 1:13-16. Apakah kita membuat kesalahan? Petrus katakan untuk menjadi suci dalam segala hal yang kita lakukan. Apakah ini berarti kita dapat menciptakan kesucian?
- Membandingkan Kesucian
- Sebagian besar buku Ayub berisi pembelaan Ayub akan ketidakbersalahan dirinya sementara sahabat-sahabatnya bersikeras kalau ia dihukum karena dosa-dosanyCeritanya tiba pada suatu titik dimana Ayub mengatakan ia mau agar Allah berada dalam satu ruangan dan meminta Allah menjawab pertanyaan-pertanyaan Ayub akan keadilan dan penghakiman. Dalam Ayub fasal 40 & 41 Allah kelihatan pada Ayub dan mengatakan kalau mereka akan menjalani “proses pengadilan”, tetapi Ayublah yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Baca Ayub 42:1-3. Apakah jawaban Ayub terhadap Allah? (Saya berkata-kata dalam kebodohan. Saya sama sekali tidak dapat memahami kuasa dan kemuliaan Allah.)
- Baca Ayub 42:4-6. Apakah reaksi Ayub akan kemuliaan dan kesucian Allah? (Dengan rendah hati bertobat. Memahami kalau kita tidak dalam posisi untuk mempertanyakan keadilan dan sifat Allah.)
- Bagaimanakah hal itu sesuai dengan diskusi sebelumnya mengenai apa artinya menjadi suci? (Menjadi suci adalah untuk “dipisahkan”. Allah “dipisahkan” dari kitKita tidak dapat mengharapkan untuk mencapai kesucian Allah. Kita menerima pemberian kesucian yang Ia karuniakan kepada kita dan bertekad untuk berjalan dijalan yang menuju kepada kesucian. Melalui jalan itu tidak bergantung pada apakah kita memahami semua masalah kehidupan. Kita mengerti kalau Allah itu besar, pengasih dan suci.)
- Baca Lukas 5:1-5. Tempatkan diri Anda dalam posisi Simon Petrus. Apakah pendapat Anda dengan perintah Yesus? (Mereka sudah membereskan segalanya untuk hari itu. Yesus meminta mereka untuk menggunakan peralatan mereka sehingga mereka harus membereskannya lagi. Mereka menangkap ikan dimalam hari, dan mereka sudah bekerja keras sepanjang malam. Yesus meminta mereka untuk kerja lembur. Mereka adalah ahli dalam menangkap ikan, Yesus seorang pengabar injil. Dalam hal ini mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik.)
- Baca Lukas 5:6-8. Mengapa hal ini menunjukkan kalau Petrus adalah seorang berdosa? Karena ia menurut Yesus? (Petrus menyadari kalau ia bukanlah seorang pintar yang mau menyenangkan Yesus. Ia menyadari kalau ia berada dalam kehadiran kuasa alam semestKesucian bertemu dengan penurut yang tidak suci, dan kesucian menuntut perpisahan!)
- Baca Lukas 5:10 (bagian akhir). Mengapa Petrus tidak takut? (Karena Yesus dalam tugasNya untuk mendamaikan Allah yang Suci dengan manusia berdosPerjalanan kita menuju kesucian adalah dengan “menangkap orang”, untuk memajukan Kerajaan Allah.)
- Sahabat, maukah Anda membuat kesucian sebagai tujuan Anda hari ini? Maukah Anda mengarahkan tujuan, cita-cita, dan keinginan serta perbuatan Anda untuk memajukan Kerajaan Allah? Maukah Anda sekarang juga mengambil keputusan itu?
- Minggu depan: Allah Pemberi Hukum