Pelayanan yang Berkelanjutan
Pendahuluan: Setelah tiba pada bagian terakhir dari pelajaran tentang kesaksian dan penginjilan, kita patut bertanya pada diri kita sendiri, “Kapan kita mulai?” Namun, sepertinya kita sedang belajar tentang “Kapan kita berhenti?” Apakah “penginjilan yang berkelanjutan” berarti bahwa kita tidak akan pernah berhenti? Kebiasaan saya tiap pagi, apabila saya berada di Pantai Virginia, adalah berjalan-jalan di pantai. Seorang kawan yang kerap saya lihat jalan pagi kini berhenti melakukannya. Setiap sore yang indah ia nikmati bersama istrinya dengan duduk-duduk di pantai. Apa saudara suka hal seperti itu? Saya tidak betah seperti itu. Apa yang Alkitab ajarkan mengenai pensiun dari pelayanan? Bagaimana kita menyikapi orang-orang yang tidak lagi menjadi bagian dari pelayanan karena mereka merasa tidak senang? Mari selami pelajaran Alkitab kita dan lihat apa yang dapat kita pelajari?
- Pensiun
- Pernahkah saudara mendengar seseorang mengatakan bahwa pensiun itu tidak Alkitabiah? Kita tidak boleh pensiun karena Alkitab tidak berbicara tentang hal itu? Baca Bilangan 8:23-26. Apa anjuran Alkitab mengenai pensiun? (Kaum Lewi pensiun dari “pelayanan rutin” pada usia lima puluh tahun!)
- Apakah mereka pulang dan menonton televisi? (Mereka boleh membantu, tapi sepertinya tidak dituntut untuk melakukannya.)
- Ada yang bilang bahwa usia pensiun harus dinaikkan karena sekarang lebih banyak orang berumur panjang. Baca Ulangan 34:7 dan Yosua 24:29. Apa yang dikatakan di sini mengenai panjang umurnya orang-orang di zaman Musa? (Sepertinya orang-orang kala itu hidup sampai umur 100 tahun.)
- Anggaplah di zaman Musa umumnya orang hidup sampai 100 tahun. Kesimpulan apa yang harus kita tarik dari usia pensiun 50 tahun bagi kaum Lewi? Sekarang ini, apakah saudara sanggup pensiun pada usia 40 tahun?
- Baca Lukas 12:13-15. Dalam ayat-ayat sebelumnya dalam Lukas pasal 12, Yesus mengajar tentang kemunafikan dan takut akan Allah. Orang ini ingin mengalihkan topik pembicaraan ke arah hal yang menurutnya lebih mudah diaplikasikan dalam hidupnya. Bagaimana Yesus bereaksi terhadap pertanyaan ini? (Ia menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kemudian Ia menganjurkan orang tersebut untuk lebih tertarik kepada pokok pembicaraan yang Yesus sementara bahas, bukannya kepada topik tentang uang.)
- Baca Lukas 12:16-17. Anggaplah saudara menghadapi “masalah” ini. Apa yang akan saudara lakukan?
- Baca Lukas 12:18-19. Apakah ini solusi yang tepat bagi masalah tersebut?
- Jika saudara awalnya menjawab “Saya akan menjual hasil panen saya dan menginvestasikan uangnya demi masa depan,” apakah solusi dari petani ini berbeda dengan solusi saudara?
- Baca Lukas 12:20. Mengapa orang ini disebut bodoh? Karena ia berinvestasi untuk masa depan? Karena ia pensiun? Karena ia tidak membeli asuransi jiwa? Karena ia tidak menjalani pemeriksakan kesehatan tahunan?
- Baca Lukas 12:21. Apa isyarat yang Yesus berikan mengenai alasan menyebut orang ini bodoh? (Ia membangun masa depan yang berfokus pada kesenangan dirinya semata.)
- Pikirkan sejenak mengenai pensiunnya kaum Lewi dan kematian sang petani. Apa yang Alkitab ajarkan kepada kita mengenai “pelayanan yang berkelanjutan?” (Di satu sisi kita tidak diharapkan untuk melakukan pelayanan (atau hal lainnya) secara purna waktu sepanjang hidup kita. Di sisi lain, jangan pernah kita tiba pada titik di mana kita berfokus hanya pada kesenangan diri semata. Kita perlu tetap “kaya di hadapan Allah” pada setiap tingkatan usia.)
- Pernahkah saudara mendengar seseorang mengatakan bahwa pensiun itu tidak Alkitabiah? Kita tidak boleh pensiun karena Alkitab tidak berbicara tentang hal itu? Baca Bilangan 8:23-26. Apa anjuran Alkitab mengenai pensiun? (Kaum Lewi pensiun dari “pelayanan rutin” pada usia lima puluh tahun!)
- Para Pensiunan Dini
- Kita semua kenal orang-orang yang meninggalkan gereja karena mereka tidak senang dengan gereja, bosan dengan jemaat atau ada anggota jemaat yang membuatnya tersinggung. Haruskan kita mencari para “pensiunan dini" ini?
- Baca 2 Korintus 5:18-19. Tugas apa yang diberikan kepada kita? *(“Berita pendamaian.”)
- Apa pekabarannya? (Bahwa Allah tidak memperhitungkan dosa-dosa kita jika kita berada dalam Yesus.)
- Baca Matius 10:5-6. Manakala Yesus menyebut tentang “domba-domba yang hilang dari umat Israel,” apakah ia merujuk kepada orang-orang yang sudah mendengar berita perdamaian? (Sistem korban kaabah sebenarnya merupakan berita perdamaian namun mereka belum pernah mendengar tentang Yesus dan bagaimana ia menggenapi upacara kaabah.)
- Baca Matius 10:11-15. Upaya apa yang perlu dilakukan bagi orang-orang yang menolak injil? (Jika perkataan kita ditolak, tinggalkan tempat itu.)
- Apa yang diajarkan di sini kepada kita mengenai upaya mencari "para pensiunan" - orang-orang yang telah meninggalkan gereja karena berbagai alasan? (Kepada kita diajarkan bahwa upaya kita harus diarahkan kepada orang-orang yang belum pernah mendengar kabar injil, bukan kepada orang-orang yang sudah pernah mendengar dan menolaknya.)
- Sepertinya ini kesimpulan yang ekstrem. Apa ada pengecualian?
- Coba kita kembali ke soal “domba-doma yang hilang dari umat Israeil.” Apakah mereka tidak menyadari adanya Allah? (Tidak. Mereka semata belum mendengar kabar injil.)
- Apakah ada mantan anggota jemaat saudara yang belum benar-benar mendengar kabar injil? (Secara historis, ada masalah dalam cara penyampaian injil yang tepat di beberapa gereja.) Banyak orang yang saya kenal saat muda telah meninggalkan gereja. Dan sepertinya mereka pergi karena mereka tidak mendengarkan berita perdamaian yang gamblang -- Allah tidak menyimpan dosa-dosa orang yang berada di dalam Kristus.)
- Apakah yang dianjurkan kepada kita dalam instruksi mengenai "domba-domba yang hilang"? (Jika mereka belum pernah diberi pemaparan yang jelas tentang injil kasih karunia, kita perlu berupaya untuk mengajar mereka tentang hal itu, bukannya mengebaskan debu dari sepatu kita.)
- Apakah ada mantan anggota jemaat saudara yang belum benar-benar mendengar kabar injil? (Secara historis, ada masalah dalam cara penyampaian injil yang tepat di beberapa gereja.) Banyak orang yang saya kenal saat muda telah meninggalkan gereja. Dan sepertinya mereka pergi karena mereka tidak mendengarkan berita perdamaian yang gamblang -- Allah tidak menyimpan dosa-dosa orang yang berada di dalam Kristus.)
- Baca Matius 5:23-24. Apa kewajiban kita terhadap mantan anggota jemaat yang menyimpan “sesuatu dalam hati”? (Berdamai dengan mereka.)
- Haruskah kita berada di pihak yang salah agar ayat ini bisa diaplikasikan? (Jika kita bersalah, kita tentunya perlu berupaya untuk diperdamaikan. Namun, ayat ini berlaku juga bagi mereka yang merasa tidak melakukan kesalahan. Beberapa tahun lalu ayat ini meyakinkan saya untuk mengupayakan perdamaian dengan seorang mantan anggota yang sepertinya membenci saya sekalipun saya merasa tidak bersalah. Upaya perdamaian saya meredakan amarah wanita tersebut, namun tidak membawanya kembali ke gereja. Namun, anak-anaknya melihat apa yang saya telah lakukan dan perbuatan saya memperdamaikan saya dengan mereka.)
- Baca Matius 5:44. Kita dituntut untuk melakukan apa terhadap musuh kita? (Mendoakan mereka.)
- Mengapa kita tidak melakukan hal yang sama kepada para mantan anggota?
- Coba kita kembali ke soal “domba-doma yang hilang dari umat Israeil.” Apakah mereka tidak menyadari adanya Allah? (Tidak. Mereka semata belum mendengar kabar injil.)
- Baca 2 Timotius 2:1-4. Mengapa seorang tentara tidakmelibatkan diri dalam urusan penduduk biasa? (Bukan itu tujuan dari ketentaraan. Masyarakat akan takut atau menolak jika tentara ikut terlibat dalam urusan penduduk biasa.)
- Timotius bukan bagian dari ketentaraan. Mengapa Paulus menulis seperti ini kepadanya? (Sebagian karena Paulus ingin agar Timotius berpegang pada pekerjaan dan pekabarannya.)
- Berapa banyak kali orang-orang dalam jemaat tersinggung oleh hal-hal yang tidak menjadi bagian pokok dari pekerjaan gereja?
- Ada beberapa pandangan politik yang saya anut. Saya percaya pandangan-pandangan tersebut digerakkan oleh keyakinan agama saya. Namun saya tahu ada orang-orang Kristen yang tidak sepakat dengan saya soal pandangan politik saya. Apa kewajiban saya terkait dengan pandangan politik saya dan penolakan yang muncul dalam jemaat?
- Belum lama ini kita membaca ayat ini, namun coba kita baca lagi: 1 Korintus 9:20-23. Apa yang Paulis ajarkan kepada kita tentang sejauh mana kita harus menghindarkan diri dari menimbulkan rasa tersinggung atas hal-hal yang bukan merupakan pokok dari injil?
- Sobat, Alkitab mengajarkan kita bahwa kita dapat melambat sejalan dengan usia. Namun, kita tidak boleh berpaling pada diri sendiri dan mencari kesenangan diri saja. Kita perlu selalu kaya di hadapan Allah dengan membagikan berita perdamaian-Nya. Sementara kita tidak boleh terus-terusan membuang-buang waktu mencari para mantan anggota, kita perlu memastikan bahwa kita tidak menciptakan “mantan anggota" dengan menyulut rasa tersinggung. Jika ada yang tersinggung, atau tidak diajar dengan semestinya, kita perlu memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Maukah hari ini saudara bertekad untuk melakukan "pelayanan berkelanjutan" secara cerdas?
- . Pekan depan: Kita mulaikan pelajaran baru tentang surat-surat kepada jemaat Tesalonika.