Rasa Bersalah

(Kejadian 3 & 4, 1 Yohanes 3)
Indonesian
Year: 
2011
Quarter: 
1
Lesson Number: 
5

 

Pendahuluan: Seorang sahabat karib saya menjalani psikoterapi tahunan lamanya untuk membuang rasa bersalah yang melandanya. Karena sahabat saya ini tidak aktif lagi sebagai orang Kristen, saat berjumpa dengannya saya suka mengatakan bahwa “rasa bersalah itu baik” kalau hal itu terkait dengan usikan Allah pada hati kita tentang sikap dan perilaku kita. Akhirnya, sahabat saya tersebut memutuskan bahwa jalan terbaik adalah mengenyahkan saya dari kehidupannya. Menurut saudara rasa bersalah itu baik atau buruk? Wahyu 12:10 menyebut Setan pendakwa saudara-saudara kita. Apakah saya sedang memerankan Setan? Apabila hati nurani mengusik saudara, dapatkah saudara mengabaikannya dan menganggapnya sebagai upaya Setan untuk mengecilkan hati saudara? Ataukah itu Roh Kudus yang meminta saudara bertobat? Mari selami Alkitab kita dan lihat apa yang diajarkannya mengenai rasa bersalah!

 

  1. Rasa Bersalah sebagai Sahabat

     

    1. Baca Kejadian 3:5-7. Benarkah perkataan Setan bahwa memakan buah tersebut akan menjadikan Hawa mengetahui hal yang jahat? 

       

    2. Baca Kejadian 3:8. Mengapa Adam dan Hawa bersembunyi dari Allah? (Mereka merasa bersalah.) 

       

      1. Mari kita selidiki hal ini sejenak. Hawa ingin tahu tentang yang jahat, namun setelah mengetahuinya ia merasa bersalah dan bersembunyi dari Allah. Apa fungsi rasa bersalah dalam situasi ini: Untuk maksud baik atau maksud buruk? 

         

        1. Apa fungsi rasa bersalah andai hal itu muncul sebelum Hawa makan buah tersebut? 

           

    3. Baca Kejadian 3:9-11. Kalau rasa salah itu adalah Allah yang memperhadapkan kita dengan dosa-dosa kita, maka ini saatnya layar terangkat agar kita bisa melihat bagaimana duduk perkaranya. Apa yang Allah lakukan untuk memperhadapkan Adam dengan dosanya? (Ia menyebutkan dosa tertentu.)

       

    4. Baca Kejadian 3:12. Apakah Adam sudah bertobat dari dosa-dosanya? (Ia menyalahkan Allah dan Hawa!) 

       

    5. Baca Kejadian 3:13. Apakah Hawa sudah bertobat dari dosanya? 

       

    6. Maksud baik apa yang ditunaikan oleh rasa salah (Allah memperhadapkan kita dengan dosa kita)? (Tujuannya adalah untuk membawa kita kepada pertobatan dan pengakuan dosa.) 

       

  2. Rasa Bersalah sebagai Musuh

     

    1. Baca Kejadian 4:8. Ketika Adam dan Hawa mengetahui bahwa Kain telah membunuh Habel dan bahwa Kain dikucilkan, apa kira-kira mereka merasa bersalah? 

       

      1. Haruskah mereka merasa bersalah? 

         

        1. Baik atau burukkah rasa bersalah dalam situasi ini? Dengan kata lain, apakah perasaan bersalah akan membuahkan hal yang baik? 

           

    2. Baca Wahyu 12:10. Siapakah yang menjadi pendakwa orang banyak? (Kalau seluruh pasal ini dibaca akan terungkap bahwa Setanlah sang pendakwa tersebut.) 

       

      1. Di manakah pendakwa tersebut dilemparkan? (Ia dihempaskan ke bumi bersama-sama para malaikat pengikutnya.) 

         

      2. Apa yang dikemukakan dalam ayat tersebut mengenai aktivitas setan sekarang ini? (Bahwa Setan dan malaikat-malaikatnya masih menjadi pendakwa kita perihal dosa-dosa kita.) 

         

    3. Baca Zakharia 3:1-2 Peran apa yang kita dapati di sini yang dimainkan Allah dan Setan dalam hal dakwa-mendakwa? (Satan mendakwa dan Allah membela.) 

       

    4. Baca Kolose 1:21-22. Kita telah mempelajari bahwa rasa bersalah membantu kita untuk mengaku dan berpaling dari dosa. Kita juga telah mempelajari bahwa rasa bersalah merupakan alat Setan. Apa yang dikatakan Kolose sebagai isi dari kabar injil? (Menerima bahwa Yesus mati bagi dosa-dosa kita membebaskan kita tidak saja dari dosa, namun "dari dakwaan.") 

       

  3. Hati nurani dan Rasa Bersalah 

     

    1. Baca 1 Yohanes 3:19-20. Apa artinya memiliki hati yang “tenang" dan hati yang menuduh? (“Tenang” artinya tanpa rasa bersalah, “menuduh” artinya saudara merasa bersalah.) 

       

      1. Kita telah mempelajari bahwa pengampunan dosa membebaskan kita dari dakwaan. Namun bagaimana bila hati nurani kita masih terusik? Allah atau Setankah yang sementara berbicara kepada kita? 

         

        1. Bukankah hati nurani kita dikendalikan oleh Roh Kudus? 

           

      2. Kira-kira apa maksud ayat 20 manakala disebutkan “Allah adalah lebih besar dari pada hati kita”? (Ungkapan ini menganjurkan bahwa kita bisa memiliki hati nurani yang tidak wajar - hati nurani yang tidak mencerminkan kehendak Allah. 

         

    2. Baca 1 Yohanes 3:21-24. Bagaimana caranya memperoleh hati nurani yang baik? (Oleh kuasa Roh Kudus.) 

       

      1. Jika kita memiliki hati nurani yang baik, apa peran rasa bersalah dalam hidup kita? (Sebagai penuntun. Kita perlu waspada penuh apabila “hati kita menuduh kita.”) 

         

    3. Baca 1 Yohanes 4:1-3. Bagaimana mengenali roh palsu yang berbicara kepada kita? (Roh palsu tidak mengakui bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia.) 

       

      1. Apa kaitannya dengan rasa bersalah? (Ingat kabar injil bahwa Yesus datang untuk membebaskan kita dari dosa dan dakwaan! Jika dosa saudara sudah diampuni, roh palsulah yang sementara menuduh saudara.) 

         

    4. Baca 1 Timotius 4:1-2. Hati nurani seperti apa yang dimiliki orang-orang ini? (Hati nurani yang rusak. Hati nurani yang dibentuk oleh setan dan pedusta.) 

       

      1. Apa yang terlintas saat saudara memikirkan tentang hati nurani "yang memakai cap [setan dan pendusta]"? (Hati nurani yang cacat, hati nurani yang cedera.) 

         

    1. Baca 1 Timotius 4:3-5. Dalam hal apa hati nurani menjadi tidak berfungsi? Apakah mereka buta terhadap dosa? (Tidak. Orang-orang ini menyebut beberapa hal sebagai dosa padahal sebenarnya tidak demikian. Hati nurani ini digerakkan oleh iblis sehingga hal-hal yang baik dianggap salah.) 

       

    2. Baca Mazmur 103:8-9. Berapa lama kira-kira Allah kita yang pengasih menuduh kita? Berapa lama Allah kita mengingat kesalahan? (Sampai kita mengaku dosa kita dan menerima pengorbanan-Nya bagi dosa-dosa kita.) 

       

      1. Siapa yang menuduh kita setelah itu? (Setan!) 

         

    3. Baca Mazmur 103:10-12 dan Mikka 7:19. Di manakah Allah menaruh dosa-dosa lama kita? (Sejauh mungkin!) 

       

      1. Baca Ibrani 8:12 dan Ibrani 10:17. Bagaimana kita dapat yakin bahwa pekerjaan roh yang jahatlah yang membuat kita merasa bersalah atas dosa-dosa yang kita sudah akui? (Allah tidak mengingat dosa kita! Tidak mungkin Allah yang mengusik kita.) 

         

        1. Apakah sekarang saudara memuji Allah yang penuh kemurahan? 

           

  1. Pengakuan yang Benar

     

    1. Baca Psalms 32:1-4. Ada dua situasi. Kapankah Raja Daud merasa berbahagia? (Apabila dosanya diampuni dan ditutupi.) 

       

      1. Apa artinya bila dosa kita “ditutupi”? 

         

      2. Kapankah Raja Daud merasa tidak enak dengan dosa-dosanya? (Baca Amsal 28:13. Berdiam diri tentang dosa kita, dengan kata lain tidak mengakuinya menimbulkan masalah.) 

         

    2. Baca Mazmur 32:5. Bagaimanakah Daud berpindah dari tempat di mana ia merasa tidak enak ke tempat di mana ia merasa berbahagia? (Ia mengakui dosanya kepada Allah dan Allah mengampuninya.) 

       

    3. Baca Mazmur 32:6. Apa maksud Daud manakala ia menulis “selagi Engkau dapat ditemui?” Bukannya Allah senantiasa ada? (Daud mengemukakan bahwa dalam hal pengakuan dosa kita perlu segera bertindak.) 

       

    4. Langkah pertama menuju kehidupan yang bebas dari rasa bersalah adalah mengakui dosa-dosa kita. Baca Mazmur 51:4. Alkitab yang saya gunakan memiliki catatan pinggir yang menyatakan bahwa Raja Daud menuliskan ayat ini setelah ia melakukan perzinahan dengan Batsyeba. Bagaimana bisa Daud menulis bahwa ia berdosa “hanya” terhadap Allah? 

       

      1. Daud juga telah membunuh Uria. Melibatkan jenderalnya dalam konspirasi untuk melakukan pembunuhan. Tanpa ragu ia menyelubungi semua ini dengan segunung dusta. Bagaimana mungkin ia menggunakan istilah “hanya Allah”? (Dosa artinya melawan Allah. Dosa diampuni oleh mengaku kepada Allah – bukan kepada manusia.) 

         

      2. Mengapa ada banyak orang yang menganjurkan bahwa kita perlu mengaku dosa kita kepada orang lain? (Baca Bilangan 5:5-7. Tak seorang pun dapat mengampuni dosa kita. Kita mengaku dosa kita kepada Allah semata. Namun, Allah menuntut kita untuk “memperbaiki kesalahan” dengan orang yang telah kita rugikan.) 

         

        1. Pernahkan saudara berdosa dan menganggap bahwa orang kepada siapa saudara berbuat salah menghukum saudara terlalu kejam? (Terima saja karena Allah mengesahkan 20% denda ditambahkan pada restitusi.) 

           

    5. Baca Yakobus 5:13-16. Anggaplah saudara menggosipkan orang lain dan mereka tidak mengetahuinya. Haruskah kita menemui orang tersebut dan mengatakan, “Maafkan saya karena telah mengatakan hal-hal yang buruk tentang dirimu”? (Tidak. Kita mengaku kepada orang lain hanya demi “memperbaiki” kesalahan. Jika orang tidak pernah tahu apa anggapan saudara terhadap mereka, mengaku hanya akan menimbulkan celaka yang sebenarnya ingin dihindari dalam perintah ini.) Tidak ada yang diperbaiki. Sebagai gantinya, saudara perlu menemui orang yang mendengar saudara mengatakan hal tersebut dan meluruskannya.) 

       

      1. Lalu mengapa Yakobus menyuruh kita untuk mengaku satu sama lain? (Tentu saja bukan supaya diampuni. Yakobus menggambarkan bagaimana komunitas gereja membantu kita mengatasi masalah. Jika kita punya “teman yang bisa dipercaya” (bukan orang orang yang tidak tahu dosa saudara terhadap dirinya), mengakui dosa kita akan membantu kita terhindar dari dosa tersebut.) 

         

    6. Sobat, hati nurani yang baik adalah pemberian Allah yang membantu kita agar terhindar dari dosa. Jika engkau telah berbuat dosa, puji Allah karena engkau tidak lagi perlu merasa bersalah atas dosa yang sudah diampuni! Jika ada dosa yang belum engkau akui, mengapa tidak mengakuinya sekarang dan tinggalkan beban rasa bersalah di belakang? 

       

  2. Pekan depan: Pikiran yang Baik.