Kehidupan Jemaat
(1 Tesalonika 5:12-28)
Indonesian
Year:
2012
Quarter:
3
Lesson Number:
10
Pendahuluan: Saya ingat saat-saat manakala orang tua saya akan pergi berlibur dan meninggalkan kakak saya dan saya di rumah. Kami sudah kuliah ketika itu, namun saat mereka akan meninggalkan rumah ibu kami akan memberi kuliah singkat kepada kami tentang pola makan, kesehatan dan keamanan. Itulah yang saya rasakan saat tiba pada bagian akhir dari surat Paulus kepada jemaat Tesalonika. Ia memberi mereka “poin-poin penting” mengenai kehidupan jemaat dan hidup Kristiani Kristen. Tampaknya Paulus berpendapat bahwa hal-hal tersebut penting adanya, jadi kita perlu berpendapat yang sama. Mari selami pelajaran kita dan lihat apa yang dapat kita pelajari dari penyampaian Paulus saat berpamitan!
- Bekerja
- Baca 1 Tesalonika 5:12. Siapa yang harus kita hormati? (Orang-orang yang bekerja keras untuk jemaat, yang “memimpin" dan yang menegor kita.)
- Ini merupakan pengelompokan yang menarik: Kerja keras, kepemimpinan, disiplin. Bagaimana jika pemimpin jemaat kita malas? Atau, orangnya bekerja keras, hanya saja bukan untuk jemaat? (Tidak perlu menghormati pemimpin tersebut.)
- Umat Protestan punya sedikit masalah dengan gagasan tentang otoritas gereja. Apa yang Paulus kemukakan di sini mengenai otoritas gereja? (Gereja memang punya otoritas (orang-orang “yang memimpin kamu dalam Tuhan), dan otoritas tersebut mencakup hak untuk menegor kita.)
- Baca 1 Petrus 2:9 Jika kita semua imam, bagaimana mungkin ada orang lain yang punya otoritas terhadap kita?
- Baca 1 Petrus 2:13-14 dan Kisah 5:27-29. Bagaimana saudara mempertemukan kedua pernyataan yang berasal dari Petrus ini?
- Pertimbangkan fakta bahwa golongan Sanhedrin terdiri dari orang-orang yang memiliki perpaduan dari otoritas pemerintah dan agama. Bagaimana seharusnya kita memahami apa yang Paulus sebutkan sebagai orang-orang yang “memimpin” kita "dalam Tuhan?” (Allah menaruh percaya pada organisasi, struktur dan otoritas. Itulah sebabnya Petrus menghargai otoritas pemerintahan. Paulus mengesahkan otoritas jemaat. Namun, kepatuhan utama kita adalah kepada Allah, bukan kepada manusia. Otoritas agama sekalipun bisa salah manakala mereka tidak berada “dalam Tuham.”)
- Seberapa serius kita perlu mengikuti otoritas jemaat apabila kita berselisih pendapat dengannya? (Bertahun-tahun menangani kasus kebebasan beragama, saya mendapati bahwa orang-orang yang terus-terusan punya masalah dengan otoritas gereja, orang-orang yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan sebuah kelompok dalam jemaat, umumnya adalah orang-orang yang ketulusan imannya sangat kurang.)
- Baca 1 Tesalonika 5:13. Apa sebabnya kita perlu mengasihi otoritas jemaat? (Di sini Paulus tidak menuliskan tentang kasih karunia. Ia mengatakan “junjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka.”)
- Bagaimana kasih bisa timbul dari pekerjaan? (Saya melakukan hal ini terhadap pendeta, guru, dan pemimpin dalam jemaat saya. Apabila saya melihat sesuatu yang menurut saya tidak masuk akal, saya berkata pada diri sendiri agar mengabaikan hal tersebut karena mereka telah membaktikan hidup mereka untuk memajukan injil.)
- Baca 1 Tesalonika 5:14. Seberapa pentingkah bekerja bagi Paulus? (Ia mengatakan agar mengingatkan orang-orang yang menganggur, serta mengasihi dan menghargari orang-orang yang bekerja keras.)
- Di Amerika Serikat (dan di bagian dunia manapun) bermunculan kelompok orang yang menggantungkan hidupnya pada pemerintah atau kerabat. Apa kata Paulus soal itu? (Kita tidak boleh mendukung kemalasan, kita harus menolaknya.)
- Kira-kira apa maksud Paulus saat mengatakan, “tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib?” Mereka perlu diperingatkan soal apa? (Dalam 2 Tesalonika 3:10, Paulus mengatakan bahwa orang-orang yang tidak bekerja janganlah makan.)
- Bandingkan sikap Paulus terhadap orang-orang yang malas dengan sikapnya terhadap orang-orang yang tawar hati, lemah dan menjengkelkan. (Paulus menganjurkan kita untuk menolong orang-orang yang punya masalah seperti ini. Kesan logis yang muncul di sini adalah bahwa sikap “keras” Paulus terhadap orang malas dimaksudkan untuk menolong mereka – bukan untuk menghukum.)
- Di Amerika Serikat (dan di bagian dunia manapun) bermunculan kelompok orang yang menggantungkan hidupnya pada pemerintah atau kerabat. Apa kata Paulus soal itu? (Kita tidak boleh mendukung kemalasan, kita harus menolaknya.)
- Baca 1 Tesalonika 5:12. Siapa yang harus kita hormati? (Orang-orang yang bekerja keras untuk jemaat, yang “memimpin" dan yang menegor kita.)
- Sikap
- Baca 1 Tesalonika 5:15. Kepada siapa kita harus bersikap baik? Hanya kepada orang-orang dalam jemaat? (Kita harus baik kepada orang-orang yang berbuat salah kepada kita, orang-orang dalam jemaat, dan “semua orang.”)
- Baca 1 Tesalonika 5:16-18. Pernahkah saudara mencoba untuk “bersukacita senantiasa?” Bagaimana hasilnya?
- Apakah ini merupakan tiga saran yang terpisah (sukacita, doa dan bersyukur), ataukah semuanya secara nalar sama-sama terkait? (Mustahil mengatakan, “Saya akan bersukacita sekarang” dan langsung melakukannya. Sebetulnya, doa dan rasa syukur membantu kita mendapatkan sukacita. Doa menuntun kita kepada kehendak Allah. Rasa syukur menyelaraskan hati kita kepada pemberian besar dari Allah. Doa dan rasa syukur merupakan jalan untuk memperoleh lebih banyak sukacita dalam hidup kita.)
- . Roh Kudus
- Baca 1 Tesalonika 5:19-22. Apakah keempat hal ini saling terkait? Apakah Paulus sementara mendaftarkan "poin-poin penting" dari bahasan yang sama? (Saya pikir demikian.)
- Baca Yoel 2:28-29. Apa yang dijanjikan kepada kita "kemudian daripada itu?" (Kuasa Roh Kudus secara meluas dicurahkan dalam bentuk nubuatan.)
- Kapan saat “kemudian daripada itu?” (Baca Kisah 2:15-17. Kemudian daripada itu artinya setelah kebangkitan Yesus!)
- Baca ulang 1 Tesalonika 5:19-21 dalam terang Yoel 2. Haruskah kita mengharapkan orang-orang dalam jemaat kita (pria dan wanita, tua dan muda) menunjukkan karunia nubuat? (Ya!)
- Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap nabi-nabi tersebut? (Kita tidak boleh memandang rendah mereka. Kita perlu menganggap serius pekabaran yang mereka bawakan. Namun, kita perlu “menguji” segala sesuatu.)
- Menguji nabinya atau nubuatannya? (Karena karunia nubuat begitu meluas dan melihat bagaimana ayat-ayat ini dituliskan, jelas bahwa yang kita uji adalah nubuatanya bukan nabinya.)
- Baca Ulangan 18:18-22. Apa hukuman bagi nabi palsu menurut Perjanjian Lama? (Mati.)
- Apakah ini ujian bagi nabi ataukah nubuatan? (Perintah untuk menghukum mati nabi palsu, atau “janganlah gentar kepadanya,” ditujukan kepada nabi itu sendiri, bukan kepada suatu pekabaran tertentu. Nabi yang “buruk” tidak bisa diandalkan untuk memberikan pekabaran yang benar.)
- Apakah karunia nubuat diperlakukan berbeda dalam Perjanjian Baru dibandingkan dengan dalam Perjanjian Lama? (Ya. Setidak-tidaknya begitulah pendapat saya sekarang ini. Di saat mana pengikut Allah tidak memiliki perintah tertulis-Nya, Allah berbicara melalui segelintir nabi. Keakuratan pekabaran nabi tidak mudah diperiksa, karenanya pernyataan yang keliru menjadi suatu kekuatiran. Dalam Perjanjian Baru, karunia nubuat tersebar luas, ada Alkitab sebagai alat uji. Jadi kita menguji pekabarannya, bukan nabinya. Karenanya, nabi-nabi modern bisa “salah menyampaikan” dan hal tersebut tidak jadi masalah besar. Nabi tersebut di kemudian hari dapat menyampaikan pekabaran yang benar. Tidak ada yang harus mati. Semua pekabaran harus diuji oleh Alkitab.)
- Manakala kita “berpegang pada yang baik" dalam 1 Tesalonika 5:21, pada apa kita berpegang? (Nubuatan yang telah kita uji dan didapati benar adanya.)
- Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap nabi-nabi tersebut? (Kita tidak boleh memandang rendah mereka. Kita perlu menganggap serius pekabaran yang mereka bawakan. Namun, kita perlu “menguji” segala sesuatu.)
- Baca ulang 1 Tesalonika 5:22. Dalam konteks nabi modern, kejahatan apa yang kita harus hindari? (Sekalipun menurut saya Paulus sementara membicarakan nubuatan bukannya nabi, nyata-nyata ada nabi palsu yang tidak pernah mengangkat firman Allah. Orang-orang yang jahat seperti itu harus betul-betul dihindari.)
- Perjalanan
- Baca 1 Tesalonika 5:23-24. Ingat bahwa dalam kitab 1 Tesalonika 4:1 Paulus mengatakan kepada jemaat Tesalonika bahwa mereka sebenarnya hidup untuk menyenangkan Allah. Namun kemudian dalam 1 Tesalonika 4:3-5 kita mengetahui bahwa ada masalah sex yang tidak bermoral di antara mereka. Bagaimanakah pengetahuan tentang latar belakang mereka membantu kita memahami 1 Tesalonika 5:23-24? (Allah sementara menguduskan kita. Ia membasuh kita “seluruhnya.” Kita yakin dalam keselamatan kita sementara Allah membersihkan kita.
- Jika Allah membersihkan kita, mengapa Paulus menulis kepada jemaat Tesalonika mengenai hal itu? (Kita harus bekerja sama. Kita diselamatkan hanya oleh kasih karunia. Namun soal pembasuhan, kita merupakan kawan sekerja Allah yang bekerja sama dengan-Nya. Tujuan kita adalah kekudusan!)
- Baca 1 Tesalonika 5:25-28. Mengapa Paulus memohon doa mereka? (Kita semua perlu orang yang mendoakan kita. Kita membutuhkan orang lain yang menyambut kita dalam persekutuan. Kita membutuhkan kasih karunia dari Tuhan kita Yesus.)
- Sobat, apakah engkau sementara berjalan menuju kekudusan? Paulus memberitahu kita agar bekerja keras, memiliki sikap yang baik, menghargai pemimpin gereja, terbuka terhadap pekabaran Roh Kudus, dan baik kepada orang lain. Apakah engkau sementara menapaki jalan menuju hal-hal tersebut? Jika tidak, bagaimana jika engkau membulatkan tekad untuk memulainya hari ini?
- Baca 1 Tesalonika 5:23-24. Ingat bahwa dalam kitab 1 Tesalonika 4:1 Paulus mengatakan kepada jemaat Tesalonika bahwa mereka sebenarnya hidup untuk menyenangkan Allah. Namun kemudian dalam 1 Tesalonika 4:3-5 kita mengetahui bahwa ada masalah sex yang tidak bermoral di antara mereka. Bagaimanakah pengetahuan tentang latar belakang mereka membantu kita memahami 1 Tesalonika 5:23-24? (Allah sementara menguduskan kita. Ia membasuh kita “seluruhnya.” Kita yakin dalam keselamatan kita sementara Allah membersihkan kita.
- Pekan depan: Janji bagi yang Teraniaya.