First Things First (Haggai)
(Haggai 1-2)
Indonesian
Year:
2013
Quarter:
2
Lesson Number:
10
Pendahuluan: Apakah kantong saudara berlubang? Saudara tidak berhasil dalam hidup ini, tidak bisa menabung? Pada saat saudara sepertinya akan punya uang lebih, ternyata ada kebutuhan lain yang perlu dipenuhi dan kondisi ekonomi saudara kembali seperti sediakala lagi! Jika jawaban saudara, “Ya, itulah gambaran kehidupan saya,” cermatilah kitab Hagai. Pelajaran kita pekan ini adalah tentang suatu bangsa yang telah dibebaskan dari tawanan bangsa Babel, namun kehidupan mereka tidak berjalan baik. Mari selami Alkitab dan cari tahu mengapa demikian.
- Pekabaran Tentang Prioritas
- Baca Haggai 1:1 Ketika umat Allah kembali dari penawanan bangsa Babel mereka membangun kembali Yerusalem Mereka membangun kembali temboknya, kaabah dan rumah mereka. Tetangga mereka orang Samaria tidak senang dan membujuk Artahsasta untuk menghentikan pekerjaan pembangunan kembali kaabah. Namun, ketika Raja Darius berkuasa di Persia, ia mengizinkan bangsa Yahudi untuk melanjutkan pekerjaan pembangunan kembali kaabah tersebut. Bagaimana reaksi saudara andai saudara hidup pada zaman itu dan Raja Darus baru saja memberi izin pada saudara untuk mengerjakan kaabah?
- Baca Hagai 1:2. Apa yang dikatakan oleh bangsa itu? (Waktunya belum tiba untuk membangun kembali kaabah.)
- Kenapa bisa begitu? (Baca Yeremia 25:11 dan Daniel 9:2). Daniel menubuatkan bahwa Yerusalem akan dihancurkan selama tujuh puluh tahun. The Jamieson, Fausset and Brown Commentary menyebutkan bahwa tujuh puluh tahun tersebut belum berakhir, jadi bangsa itu mengatakan, “Kita harus menunggu.” Barnes Notes menyebutkan bahwa tujuh puluh tahun telah lama berlalu dan bangsa itu mencoba berdalih untuk menangguhkan pembangunan kembali tersebut.)
- Baca Hagai 1:3-4. Apa yang menjadi alasan sesungguhnya sehingga pekerjaan pembangunan kembali kaabah Allah ditangguhkan? (Bangsa itu sementara mengerjakan rumah mereka sendiri.)
- Apakah Allah membahas mengenai kapan sebenarnya nubuatan tujuh puluh tahun itu berakhir? (Tidak.)
- Apa yang Allah tekankan? (Kekurang-pedulian bangsa itu tentang hal yang penting di mata Allah.)
- Apa jawaban terhadap pertanyaan yang Allah ajukan? (Tidak! Bangsa tersebut menganggap bahwa itulah saatnya membangun kembali rumah mereka. Mengapa saat tersebut tidak tepat untuk membangun kembali kaabah.)
- Bagaimanakah jika pertanyaan tersebut diaplikasikan dalam kehidupan kita di zaman ini?
- Baca Hagai 1:5-6. Apakah Allah akan membuat kita mengalami kesulitan keuangan jika kita tidak berlaku murah hati terhadap pekerjaan-Nya?
- Baca 2 Korintus 9:7. Tepatkah jika ayat ini dimasukkan dalam pembahasan kita? Bagaimana jika bangsa ini menimbang-nimbang pekerjaan pembangunan kembali kaabah tersebut dan menyimpulkan bahwa saatnya belum tepat. Apakah sejalan dengan ungkapan “masing-masing …. menurut kerelaan hatinya?”
- Jika ya, mengapa bangsa ini dihukum?
- Apakah Allah sementara membalas orang-orang yang melalaikan kaabah-Nya? Jika tidak, kira-kira apa yang Allah sedang lakukan?
- Coba tengok lagi Hagai 1:5-7. Perhatikan bahwa Allah dua kali mengatakan, “Perhatikanlah keadaanmu!” Apakah yang terkandung di sini tentang motif Allah? (Allah sedang berupaya untuk mendapatkan perhatian dari bangsa itu. Ia mengirim Hagai dengan sebuah pekabaran, dan Ia menghambat kemakmuran bangsa tersebut. Perhatikan bahwa 2 Korintus 9:7 juga diawali dengan perintah untuk menimbang-nimbang situasi yang saudara hadapi: “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya…”)
- Baca Hagai 1:8. Ketika kita membangun gereja yang indah, ketika kita memajukan pekerjaan Allah, bagaimana reaksi Allah? (Ia bergirang ketika kita memuliakan-Nya.)
- Baca Hagai 1:9-11. Sebelumnya Allah mengatakan, “Coba pikir-pikir mengapa kamu tidak menjadi makmur.” Kita tadi membahas anggapan kita mengenai apa yang Allah sementara perbuat kala itu. Kini Allah memberi jawaban tentang apa yang Ia sedang lakukan. Apa? (Allah dengan jelas menyatakan bahwa Ia sengaja merintangi upaya mereka untuk memperoleh kemakmuran karena mereka tidak menaruh perhatian terhadap keperluan Allah.)
- Pekabaran Diterima
- Baca Hagai 1:12-15. Bagaimana reaksi bangsa tersebut terhadap pekabaran Allah? (Mereka mulai mengerjakan rumah Allah.)
- Ketika ayat-ayat ini menyebutkan bahwa Allah “menggerakkan semangat” dari para pemimpin, apa yang dimaksudkan? (Roh Kudus menanamkan keyakinan dalam semangat mereka.)
- Apa artinya "semangat"? Apakah berbeda dengan Roh Kudus? (Baca Yohanes 14:15-17 dan Roma 8:9). Roh Kudus Allah akan tinggal dalam diri kita dan menuntun jalan kita. Memiliki pemahaman yang lebih baik tentang Roh Kudus telah menjadi ketertarikan baru bagi saya. Saya belum sepenuhnya paham, namun saya yakin bahwa otak kita bukan seonggok daging semata. Secara intuisif kita tahu bahwa kita punya identitas (bahasa Ibrani: “ruwach") dan ayat-ayat ini menyatakan bahwa bagaimanapun juga kita dapat “menggabungkan” semangat/roh kita dengan Roh Kudus untuk menghidupkan kehidupan yang dituntun oleh Roh. 1 Korintus 6:19 berkata, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah.”)
- Baca Hagai 2:2-4. Apa kabar baiknya? (Bahwa bangsa tersebut telah menyelesaikan pekerjaan pembangunan kaabah Allah.)
- Apa kabar buruknya? (Kaabah itu “tidak ada apa-apanya” jika dibandingkan dengan kemuliaan dari kaabah yang terdahulu.)
- Coba kita berhenti sejenak dan timbang-timbang hal ini. Apakah bangsa itu diperintahkan untuk membangun kembali kaabah tersebut seperti keadaan semula yang demikian indah?) (Tidak. Mereka diperintahkan untuk membangunnya kembali dan tidak membiarkannya sebagai puing-puing.
- Reaksi Allah
- Baca Hagai 2:5-6. Apakah Allah tidak senang dengan rumah-Nya yang tidak seindah dulu? (Tidak! Allah hanya ingin agar mereka memperhatikan sikap mereka terhadap kaabah Allah. Ia kini menghibur mereka manakala mereka kecil hati karena kaabah yang telah dibangun kembali tidak secemerlang kaabah mereka terdahulu.)
- Bagaimana caranya Allah tinggal bersama mereka? (“Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu.”)
- Baca Hagai 2:7-10. Apa yang kurang dari kaabah itu sehingga bangsa itu kecil hati dengan tampilannya? (Tidak adanya perak dan emas.)
- Apa yang Allah katakan tentang emas dan perak? (Ia yang punya semua itu.)
- Apa yang Allah tekankan? (Jika kita bermitra dengan Allah, Ia akan membawa "emas dan perak" bagi pekerjaan-Nya.)
- Apakah perak dan emas yang menjadi fokus dari apa yang Allah inginkan bagi kemuliaan-Nya? (Tidak! “Dambaan segenap bangsa akan datang.” Kemuliaan sejati dari kaabah yang dibangun kembali adalah bahwa Yesus nanti akan hadir di sana!)
- Apa pelajaran yang bisa kita ambil dari sini? (Apabila kita ingin agar gereja kita membawa kemuliaan kepada Allah, yang penting bukanlah seberapa indah gereja kita, namun apakah Roh Kudus memenuhinya.)
- Perumpaan tentang Kemakmuran
- Baca Hagai 2:11-13. Apakah saudara setuju dengan para imam tersebut? (Ya.
- Baca Hagai 2:14. Apakah saudara setuju dengan jawaban para imam tersebut? (Ya.
- Baca Hagai 2:15. Apa maksudnya? (Apabila seseorang atau suatu bangsa menjadi “najis" (artinya tidak berkenan kepada Allah) mereka menajiskan apa saja yang mereka sentuh. Berbenturan dengan orang baik tidak akan menjadikan mereka baik.)
- Apa maksudnya masih belum jelas, karenanya mari kita baca lagi agar memperoleh pemahaman yang lebih lengkap. Baca Hagai 2:16. Perhatikan bahwa Allah berkata kita perlu lebih memikirkan hal ini. Ini menunjukkan bahwa kita belum sepenuhnya mengerti akan perumpamaan ini.
- Baca Hagai 2:17-20. Allah tiga kali mengatakan, "perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya." Apa yang membuat kita senang, yang memberkati kita? (Ketika bangsa itu membiarkan rumah Allah sebagai puing-puing, Allah merintangi berkat-berkat mereka. Ketika bangsa itu meletakkan fondasi untuk membangun kembali rumah Allah, Allah memberkati mereka.)
- Apakah sumber segala berkat itu? Dengan menjalin hubungan dengan orang baik? (Upaya seperti itu merupakan hal yang baik, namun sumber sejatinya adalah Allah.)
- Baca Hagai 2:21-24. Apa artinya diberkati oleh Allah? (Ia mengalahkan musuh-musuh kita!)
- Hagai mengajarkan kita bahwa jika menurut kita akan menjadi makmur. Ulangan 28 mengajarkan hal yang persis sama. Kisah Ayub pun mengajarkan kita bahwa penurutan membawa kemakmuran. Bagaimana saudara menjelaskan kepapaan Yesus? Kemiskinan murid-muridnya? (Baca ulang Hagai 2-7-9. Kekayaan sejati, kemuliaan yang sesungguhnya adalah jika ada Roh Kudus tinggal di dalam diri kita. Jika kita setia, apakah Allah akan memberkati kita secara materi? Menurut saya jawabannya “ya," namun berkat sesungguhnya adalah adanya Roh Allah yang memenuhi kita!)
- Sobat, sudahkah engkau “memperhatikan mulai hari ini dan selanjutnya” akan prioritas hidupmu? Apakah engkau sungguh-sungguh meninggikan Kerajaan Allah, bukannya kerajaanmu sendiri? Bagaimana kalau sekarang juga engkau menetapkan untuk menjadikan pekerjaan untuk memajukan Kerajaan Allah sebagai prioritas hidupmu?
- Pekan depan: Visi Pengharapan (Zakharia).