Pengakuan dan Pertobatan: Syarat Kebangunan

(Kisah 5, Mazmur 51)
Indonesian
Year: 
2013
Quarter: 
3
Lesson Number: 
6

Pendahuluan: Bagaimana saudara menyikapi dosa? Apakah saudara lebih kuatir tentang bagaimana nantinya pendapat orang terhadap saudara? Ataukah, saudara kuatir tentang bagaimana dosa saudara berdampak pada Allah? Menjelang usia dewasa, ayah saya mendorong saya untuk bersikap baik dengan mengatakan, “Ayah tidak peduli apa yang dilakukan anak-anak lain, kamu itu putra Don Cameron!” Jika yang hendak ditekankan oleh ayah saya adalah bahwa dosa itu soal reputasi, maka penekanan seperti itu tidak bagus. Namun, jika ia berada di posisi Bapa saya yang di Surga, maka nasihatnya sangat sempurna. Mari selami pelajaran Alkitab kita dan pelajari lebih banyak tentang dosa, pengakuan dan pertobatan!

  1. Sikap terhadap Pertobatan
    1. Baca Kisah 5:12-13. Apakah saudara ingin bergabung dengan kelompok yang mengadakan mujizat? Apakah saudara ingin merasakan mujizat terjadi atas diri saudara?
    2. Baca Kisah 5:14-16. Orang-orang ini menginginkan mujizat dan mereka bergabung dengan umat percaya! Apa yang dinyatakan di sini mengenai arti dari Kisah 5:13? (Orang-orang yang mencari mujizat menggabungkan diri. Masyarakat umum menaruh hormat pada umat Kristen, maka ini berarti bahwa orang-orang yang terkemuka di bidang agama tidak berani menunjukkan bahwa mereka percaya pada Yesus.)
    3. Baca Kisah 5:17. Apa yang membuat para petinggi agama ini iri hati? (Allah sementara bekerja melalui para pengikut Yesus. Mereka mengadakan mujizat dan orang banyak bertobat. Para petinggi agama menjadi iri hati, dan para pemimpin yang di bawah mereka takut membuat pemimpin mereka tidak senang.)
    4. Baca Kisah 5:18-20. Jika saudara menghadapi penganiayaan karena iman saudara, apa yang memberi saudara rasa yakin?
      1. Dalam bentrokan antara otoritas dalam masyarakat dan otoritas Allah, siapa yang akan tampil sebagai pemenang? (Lompati beberapa ayat dan baca Kisah 5:40. Fakta bahwa otoritas Allah yang menang bukan berarti jalan kita selalu mulus.)
    5. Baca Kisah 5:21-24. Apa seharusnya yang terjadi sesudah peristiwa ini? Jika kejadian ini merupakan pembobolan penjara semata, tidakkah seharusnya para pemimpin ini tahu apa yang harus dilakukan? (Sudah tentu.)
      1. Lantas, mengapa mereka kebingungan? (Ini bukanlah pembobolan penjara.)
    6. Apakah rasul-rasul yang tadinya dipenjara sekarang bersikap sebagai pelarian? (Tidak demikian.)
      1. Tempatkan diri saudara pada posisi para petinggi agama. Mereka iri hati terhadap pekerjaan Allah yang dilakukan lewat para rasul. Mereka menyaksikan mujizat yang nyata-nyata menunjukkan bahwa penjara tidak dapat menahan para rasul tersebut. Bagaimana seharusnya reaksi mereka?
    7. Perhatikan kata-kata yang diutarakan oleh Imam Besar. Apa sebenarnya yang dikuatirkan oleh para pemimpin agama tersebut?
    8. Baca Kisah 5:29-30. Apakah Petrus memohon maaf karena orang banyak telah memperoleh kesan yang salah tentang para pemimpin agama? (Tidak! Ia mengajukan tuduhan yang ditakutkan oleh para pemimpin agama tersebut – bahwa mereka bersalah atas kematian Yesus. Dan sebagai tambahan, Allah menentang mereka karena Ia telah membangkitkan Yesus.)
      1. Apa kira-kira para pemimpin agama ini percaya akan apa yang Petrus katakan?
    9. Baca Kisah 5:31. Inilah inti permasalahannya. Apa yang diperlukan oleh para pemimpin agama ini? (Mereka perlu bertobat dan mendapatkan pengampunan karena menumpahkan “darah [Yesus]”. Kisah 5:28
      1. Apa yang menghalangi para pemimpin agama ini untuk bertobat dan mendapatkan pengampunan?
    10. Baca Kisah 5:32. Mengapa Petrus perlu memberikan kesaksian? (Salah satu isu yang dihadapi para pemimpin agama adalah apakah mereka dapat mempercayai apa yang Petrus katakan. Mereka tidak mau percaya.)
      1. Mengapa mereka harus percaya? (Kesaksian para rasul dan mujizat-mujizat itu terjadi oleh kuasa Roh Kudus.)
      2. Bagaimanakah kesaksian dari para rasul dan Roh Kudus? (Tidak saja bahwa para rasul telah melihat Yesus yang sudah bangkit, namun pikirkan soal bobolnya penjara dan fakta bahwa para rasul sudah berada di luar dan kembali mengajar. Roh Kudus tidak hanya menyebabkan terjadinya mujizat yang membuat para pemimpin agama iri hati, namun Roh Kudus sementara bekerja dalam hati para pemimpin agama!)
    11. Bagaimana dengan pertobatan? Mengapa mereka geram? (Harga diri. Mereka harus mengakui bahwa mereka salah – dan mereka pembunuh!)
  2. Jesus dan Pertobatan
    1. Coba kembali baca Kisah 5:31. Bagaimana “Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa?” Kita tengok dulu soal pertobatan. Bagaimana Yesus memberi kita pertobatan?
      1. Baca ulang Kisah 5:30. Apakah ini juga dituduhkan kepada saudara? (Yesus mati bagi dosa-dosa kita. Dosa kitalah yang membunuhnya. Sebagaimana halnya seekor domba dipersembahkan bagi dosa seseorang dalam Perjanjian Lama, demikian juga Yesus mati bagi dosa-dosa kita. Lihat Ibrani 9:6-14.)
      2. Bagaimana Yesus memberi pengampunan kepada kita? (Baca Roma 8:1-4)
      3. Bagaimana kita menerima pertobatan dan pengampunan? Secara otomatis? (Pikirkan para pemimpin agama. Mereka telah melihat bukti yang sangat kuat dan mereka mendengar pekabaran yang begitu jelas, namum mereka menolak untuk bertobat atau diampuni. Ini menunjukkan bahwa pertobatan dan pengampunan merupakan karunia, namun karunia-karunia ini tidak diterima secara otomatis.)
  3. . Rasa Bersalah dan Pertobatan.
    1. Baca Mazmur 51:5. Apakah saudara merasa seperti Raja Daud?
      1. Haruskah para pemimpin agama yang kita bahas dalam Kisah 5 merasa seperti Raja Daud?
    2. Pekan lalu saat sedang mengajar, seorang anggota di kelas bertanya apakah rasa bersalah itu baik. Bagaimana menurut saudara?
    3. Mari tengok lebih dalam akan situasi yang dihadapi Raja Daud. Baca Mazmur 51:1-4. Bagaimana Daud bereaksi terhadap dosanya ini? (Ia ingin terlepas dari dosa.)
    4. Baca Mazmur 51:7-8. Apa kondisi umat manusia? (Kita dilahirkan dalam dosa, namun Allah ingin agar kita rindu untuk dibebaskan dari dosa.)
    5. Baca Mazmur 51:9. Menurut Daud bagaimana ia dapat diampuni? (Seutuhnya. Allah membasuhnya. Allah mengampuninya.)
    6. Baca Mazmur 51:10-14. Mari kita tengok lagi isu soal apakah rasa bersalah itu baik atau tidak. Dari yang kita baca sejauh ini apa yang membuat kita beranggapan bahwa rasa bersalah itu baik? (Raja Daud mengatakan “aku senantiasa bergumul dengan dosaku”. Ini merupakan ungkapan rasa bersalah.)
      1. Apa keinginan Daud? (Menjadi bersih seutuhnya! Kemudian Daud berkata “Bangkitkanlah kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu,” Rasa bersalah yang baik membawa kita kepada pengakuan dan pertobatan. Keselamatan yang berasal dari Allah membawa sukacita!)
      2. Bagaimana seandainya kita masih memiliki rasa bersalah setelah bertobat dan mengaku? (Baca Zakaria 3:1-2 dan Wahyu 12:10. Tuduhan yang dirasakan setelah diampuni adalah pekerjaan Setan. Rasa bersalah seperti itu tidak baik.)
      3. Coba kita lihat ayat lain dalam konteks ini. Baca 2 Korintus 7:8-10. Dalam ayat ini, apakah “rasa bersalah” merupakan pengganti yang cukup baik untuk “dukacita”? (Ya, rasa bersalah membawa dukacita. Rasa bersalah yang baik “menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan.” Dukacita duniawi, rasa bersalah yang berasal dari Setan, “menghasilkan kematian.”)
  4. Pertobatan Palsu
    1. Baca Mazmur 51:6. Saya melompati ayat ini saat kita membahas dosa dan pertobatan Raja Daud. Konteksnya di sini adalah perzinahan Daud dengan Batsyeba. Daud menyebabkan suami Batsyeba, Uriah, tewas untuk menutupi dosa Daud. Bagaimana bisa Daud mengatakan bahwa ia berdosa kepada Allah “saja”?
    2. Baca Ayub 1:8-11. Bagaimanakah dosa kita berdampak pada Allah?
    3. Jika kita mengambil pernyataan Daud tentang dosa “terhadap” Allah, dan menggabungkannya dengan pernyataan Allah tentang Ayub, apa yang bisa kita simpulkan mengenai dosa pribadi kita dan pertobatan sejati?
      1. Untuk membantu pemahaman kita, mari kita bahas dosa kesayangan saudara. Jika tak ada orang lain yang akan mengetahuinya, apakah saudara akan terus melakukannya? (Ini membantu kita memahami apa itu pertobatan sejati. Kita berdosa terhadap Allah. Allah mati bagi dosa-dosa kita. Allah itu Allah yang suci. Allah dipermalukan oleh dosa-dosa kita karena dosa merupakan pemberontakan terhadap-Nya. Jika pikiran kita tertuju pada apa arti dosa kita bagi Allah, bukannya apa artinya bagi kita, maka kita mempunyai gambaran tentang pertobatan sejati.)
    4. Baca Ibrani 12:4-6. Banyak kali dosa kita tidak selalu jadi rahasia. Kita bereaksi terhadap akibat dosa-dosa yang kita lakukan. Apa yang dikatakan oleh reaksi kita ini tentang sifat yang sesungguhnya dari pertobatan kita? (Ayat yang kita baca menyebutkan “janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya.” Sambutlah teguran Allah sebagai pelajaran dari Allah yang mengasihi saudara!)
    5. Mazmur 32:1-2. Apa buah dari pengakuan dan pertobatan sejati? (Allah mengampuni kita dan menutupi dosa-dosa kita. Kita diberkati oleh pengampunan Allah.)
    6. Sobat, para pemimpin agama Yahudi kuatir soal bagaimana dosa mereka akan berdampak terhadap mereka. Mereka tidak peduli apakah Petrus dan para rasul sedang mengatakan hal yang sesungguhnya bahwa para pemimpin agama Yahudi membunuh Allah dan menghalangi pekerjaan-Nya. Hari ini maukah engkau berkomitmen untuk melihat dosa dengan cara yang berbeda? Untuk melihat dosa sebagai perusak hubunganmu dengan Allah yang telah mati untukmu, untuk melihat dosa sebagai penghalang terhadap sukacita sejati karena memperoleh pengampunan?
  5. Pekan depan: Persatuan: Pengikat Kebangunan