Pembaharuan: Memikirkan Gagasan-gagasan Baru
Pendahuluan: “Garbage in Garbage out”, adalah istilah di dunia komputer yang secara harfiah diterjemahkan sebagai “sampah yang masuk sampah pula yang keluar”. Ini mengandung arti bahwa sebuah basis data dengan data yang tidak benar tidak akan bisa menghasilkan informasi yang benar. Apakah slogan ini berlaku juga terhadap pikiran manusia? Dunia hiburan membuat rating tentang apa yang dapat diterima oleh pikiran manusia berdasarkan kelompok umur. Idenya adalah bahwa unsur umur berpengaruh pada cara seseorang merespons sesuatu. Pikiran orang yang lebih tua lebih tahan terhadap pengaruh buruk. Apakah hal ini benar? Jujur saya katakan, bahwa istilah “Garbage in Garbage out” ini berdampak pada kelompok umur mana saja, oleh karena semua orang dari kelompok umur manapun terpengaruh oleh orang di sekelilingnya. Coba tanyakan kepada diri saudara, apakah ungkapan yang biasa saudara pakai sama dengan yang digunakan teman-teman saudara? Saya mempunyai seorang teman lama yang menyebut detail yang sangat rinci dengan istilah “featurette.” Oleh karena teman ini, istri saya seringkali menggunakan istilah “featurette” ini terhadap saya, dari waktu ke waktu. Mari selami pelajaran kita dan temukan hal-hal yang diajarkan Alkitab perihal pikiran manusia!
Bagi saya meminum cawan Setan adalah kapan saja kita memasukkan ke dalam pikiran kita cara-cara yang Setan biasa gunakan – berapapun umur kita.)
-
Kaabah Peribadatan
- Baca Roma 12:1-2. Masih ingatkah saudara akan pelajaran kita dua minggu yang lalu (1 Korintus 3:16) bahwa tubuh kita adalah kaabah yang dihuni oleh Roh Kudus? Apakah yang dikatakan Roma 12 perihal tubuh kita? (Bahwa tubuh kita adalah persembahan yang hidup.)
- Ketika saya melihat kata “korban” maka saya langsung membayangkan sesuatu yang sedang dibakar atau diserahkan. Pengorbanan tubuh yang bagaimanakah yang dimaksudkan di sini? (Jika saya mengijinkan seseorang untuk tinggal di rumah saya, maka dapat dikatakan bahwa saya mengorbankan rumah saya. Gagasan yang dibentuk di sini adalah bahwa kita menyerahkan tubuh kita kepada Allah.)
- Perhatikan bahwa ini disebut sebagai “tindakan rohani dalam peribadatan.” Bagaimanakah hal ini dapat dinyatakan sebagai peribadatan? (Pada saat kita berbakti, kita memberikan kemuliaan bagi Allah. Gagasan yang timbul d isini adalah dengan mendedikasikan tubuh kita kepada Allah, kitapun sedang memberikan kemuliaan bagi Dia.)
- Bagian tubuh manakah yang secara spesifik disebutkan di sini? (Pikiran kita.)
- Mengapa bagian tubuh ini secara spesifik disebutkan, sementara bagian tubuh lainnya tidak? (Inilah gagasan mengenai kaabah yang telah kita diskusikan dua minggu yang lalu. Mengetahui Allah artinya adalah memiliki Roh KudusNya tinggal di dalam pikiran kita.)
- Tujuan apakah yang tercapai saat kita menyerahkan pikiran kita kepada Allah? (Transformasi. Yaitu memberikan kuasa bagi Allah untuk mengadakan pembaharuan terhadap pikiran kita sehingga kita dapat ditransformasikan dari segala pikiran yang bersifat duniawi.)
- Apakah ada batasan umur dalam hal ini? (Tidak disebutkan demikian!)
- Hasil apakah yang diperoleh dengan terjadinya transformasi pada pikiran kita? (Pertimbangan yang lebih akurat akan kehendak Allah bagi kita.)
- Apakah yang hendak disampaikan di sini perihal tidak adanya campur tangan Roh Kudus dalam memperbaharui pikiran kita? (Bahwa kita tidak dapat mengetahui kehendak Allah.)
- Mari kita membuat percobaan terhadap bagaimana Roh Kudus membawa perubahan pada pikiran kita dan membantu kita untuk mengetahui kehendak Allah. Pada saat berbicara perihal dosa, apakah terkadang saudara merasa ragu-ragu? Apakah terjadi perdebatan dalam diri saudara dalam mempertimbangkan jika suatu hal itu dosa sifatnya, atau merupakan gagasan yang tidak baik, atau saudara merasa hal itu tidak menjadi masalah?
- Pernahkah saudara menghadiri rapat gereja, atau mengikuti pendalaman Alkitab, atau bahkan terlibat dalam suatu pekerjaan dan saudara merasa kuasa Roh Kudus hadir di sana, dan seketika saudara mendapat keyakinan yang teguh terhadap sesuatu yang tadinya membimbangkan saudara untuk menyebutnya sebagai dosa?
- Apakah keyakinan yang teguh tersebut kemudian hilang begitu saja ketika saudara berada di tengah-tengah sebuah pencobaan?
- Pertanyaan ini merefleksikan hal yang juga terjadi pada diri saya. Jika saudara memiliki pengalaman yang serupa seperti ini, maka akan lebih mudah bagi saudara untuk mengerti bagaimana pentingnya untuk menyerahkan segala pikiran kita (kaabah kita) kepada Allah sehingga pada akhirnya kita dapat ditransformasikan untuk lebih mengetahui kehendakNya.
- Pernahkah saudara menghadiri rapat gereja, atau mengikuti pendalaman Alkitab, atau bahkan terlibat dalam suatu pekerjaan dan saudara merasa kuasa Roh Kudus hadir di sana, dan seketika saudara mendapat keyakinan yang teguh terhadap sesuatu yang tadinya membimbangkan saudara untuk menyebutnya sebagai dosa?
- Baca Roma 12:1-2. Masih ingatkah saudara akan pelajaran kita dua minggu yang lalu (1 Korintus 3:16) bahwa tubuh kita adalah kaabah yang dihuni oleh Roh Kudus? Apakah yang dikatakan Roma 12 perihal tubuh kita? (Bahwa tubuh kita adalah persembahan yang hidup.)
- Sebuah Korban/Pengorbanan
- Pertanyaan yang perlu kita ajukan adalah bagaimana agar secara praktis kita dapat membuat keputusan untuk menyerahkan pikiran kita. Sebagai langkah pertama, kita perlu senantiasa mengundang Roh Kudus untuk menuntun pikiran kita dalam membuat pertimbangan yang baik terhadap dosa. Selain itu, kesimpulan apalagikah yang dapat kita buat?
- Baca 1 Korintus 10:1. Pada ayat ini, apakah artinya bahwa semua orang “dilindungi oleh awan” dan “menyeberangi laut?” (Bahwa mereka semua mengikuti petunjuk Allah perihal kemana harus pergi, dan mendapatkan manfaat perlindungan Allah. Mereka merupakan bagian dari “kelompok Allah.”)
- Baca 1 Korintus 10:2. Apakah artinya “menjadi pengikut Musa?” (Menurut saya hal itu berarti mereka mengabdikan diri kepada Musa. Musa menuntun mereka melalui laut (Keluaran 14). Ia berbicara dengan Allah di dalam awan (Keluaran 34:29). Ia menjadi penghubung antara manusia dan Allah.)
- Baca 1 Korintus 10:3-4. Apakah artinya makanan dan minuman “rohani?” (Itu semua disediakan oleh Allah. Roti manna turun secara supranatural (Keluaran 16), sama seperti halnya air keluar dari batu (Keluaran 17).
- Baca 1 Korintus 10:5. Penekanan apakah yang hendak disampaikan Paulus saat mengatakan “sungguhpun demikian?” (Bahwa pengalaman Allah dan UmatNya tidak membawa keharmonisan di antara mereka dengan Allah. Karena hal itu bukan berupa “persembahan” dari pikiran mereka.)
- Dari ayat-ayat tersebut, aplikasi apakah yang dapat saudara gunakan dalam kehidupan saudara? (Berjalan bersama umat Allah, memiliki seorang pemimpin yang saleh, makan dan minum semua yang baik, bukanlah formula yang berkenan pada Allah. Semua ini bukanlah persembahan.)
- Baca 1 Korintus 10:6. Formula apakah yang berkenan bagi Allah? (Mengarahkan hati kita/pikiran kita pada Allah, bukan pada hal-hal yang jahat.)
- Apakah tujuan Paulus ketika menyatakan bahwa ini adalah sebuah “contoh”? (Bahwa pelajaran ini diberikan kepada kita!)
- Dari pelajaran yang baru saja kita baca, hal apakah yang penting dan yang tidak penting perihal menyerahkan diri kita sebagai “korban yang hidup?” (Saudara dapat saja menutupi diri saudara secara lahiriah melalui – gereja, tindak-tanduk, dan pola makan saudara, namun hal tersebut bukanlah sesuatu yang sangat penting bagi Allah. Hal yang lebih penting bagi Allah adalah memfokuskan hati dan pikiran kita.)
- Mari kita pelajari lebih dalam hal ini, untuk memastikan bahwa kita benar-benar paham. Baca 1 Korintus 10:7. (Perkara jahat apakah yang mereka tanam dalam hati mereka? (Tindakan yang tidak mempercayai Allah. Mereka menciptakan patung anak sapi dari emas sebagai lambang Kuasa Allah. (Keluaran 32).)
- Di awal pelajaran ini kita menyimpulkan bahwa “mengikuti petunjuk Allah” bukanlah bagian dari hal yang penting yang perlu kita lakukan. Bagaimanakah kita membedakan sesuatu hal dan hal lainnya? (Orang-orang ini mengikuti petunjuk umum dari awan, gantinya bergantung pada Allah. Jika saudara berpikir bahwa Allah yang besar yang berada di Surga sedang menuntun jalan saudara, bagaimana mungkin saudara dapat menyembah sesuatu yang saudara ciptakan?)
- Baca 1 Korintus 10:8. Bagaimana perbuatan seks yang amoral dapat masuk dalam daftar “korban”? (Hal ini jelas kelihatan tidak cocok. Sampai titik ini, sepertinya kita sedang membedakan antara perbuatan kita dengan iman kita.)
- Mari kita dalami pokok cerita ini. Baca Bilangan 25:1-3. Apakah pokok dari dosa disini? (Penyembahan berhala sebagai akar dari masalah di ayat tersebut.)
- Namun demikian, kita tidak dapat mengesampingkan pernyataan yang secara spesifik disampaikan oleh Paulus perihal dosa seksual. Apakah dosa seksual termasuk kategori yang spesial? (Baca 1 Korintus 6:18-20. Paulus menyampaikan pada kita bahwa dosa seksual termasuk kategori yang spesial karena hal ini menyerang tubuh kita, yang merupakan kaabah dari Roh Kudus.)
- Baca 1 Korintus 10:9-10. Ini tentang “ular” yang terdapat di dalam Bilangan 21 yang mana orang-orang “berbicara menentang Allah.” Pokok permasalahannya di sini ialah persungutan dan protes terhadap Allah. Apakah sikap tersebut konsisten dengan mengorbankan pikiran kita bagi Allah? (Ya dan Tidak. Tidak, oleh sebab Paulus mengamarkan kita perihal sikap ini. Namun, dalam hal bersungut-sungut kepada Allah, mereka masih menaruh Allah di atas takhta sebagai Dia yang bertanggungjawab dan dapat membuat perubahan. Saya pikir Allah melihat persungutan kepadaNya sebagai hal yang melebihi penyembahan berhala – yang mana kita tidak mengindahkan Allah. Jika saudara masih meragukan hal ini, coba pikirkan kembali cerita tentang Ayub.)
- . Saran yang Praktis.
- Mari kita melompati beberapa ayat dan langsung menuju 1 Korintus 10:18-20. Apakah titik permasalahannya? (Terlibat roh-roh jahat.)
- Di daerah tempat tingggal saya tidak terdapat praktek korban pada Setan. Apakah saran ini masih relevan bagi saya?
- Baca 1 Korintus 10:21. Dapatkah kita menaruh satu kaki di Kemah Allah sementara kaki lainnya bertapak di kemah setan? (Tidak.)
- Apakah artinya “meminum dari cawan roh-roh jahat” pada zaman sekarang? (Setan menawarkan berbagai hal agar pikiran kita dapat terlibat dengannya. Sebuah bagian yang penting dalam persembahan pikiran kita bagi Allah adalah menghindari meminum cawan Setan.
- Saudaraku, apakah saudara mempersembahkan pikiranmu bagi Yesus? Ataukah, saudara menikmati kepelesiran dan filosofi Setan? Peperangan yang terjadi ada di dalam pikiran. Cobalah saudara ajukan pertanyaan ini, apakah saudara menggunakan lebih banyak waktu meminum dari mata air Roh Kudus atau dari mata air dosa? Pada hari ini, maukah saudara menetapkan pikiran saudara terhadap hal-hal yang berkenan bagi Roh Kudus?
- Mari kita melompati beberapa ayat dan langsung menuju 1 Korintus 10:18-20. Apakah titik permasalahannya? (Terlibat roh-roh jahat.)
- Minggu depan: Pembaharuan: Memulihkan Hubungan-Hubungan Yang Rusak.