Kata-kata Bijak

(Amsal 20-22)
Indonesian
Year: 
2015
Quarter: 
1
Lesson Number: 
8

Pendahuluan: “Aneka peribahasa” adalah sebutan yang diberikan oleh seorang komentator Alkitab tentang sebagian dari pelajaran kita minggu ini. Itu membawa senyum pada wajah saya, karena apa yang kita baca dalam buku Amsal minggu ini kelihatannya terputus-putus dan diulang-ulang. Pengulangan itu baik – paling tidak buat saya. Saya perlu pengulangan untuk dapat meresap dibenak saya. Di perkuliahan fakultas hukum, saya ajarkan beberapa bagian dari buku Amsal yang akan kita pelajari hari ini. Walaupun saya mengajarkannya, saya perlu mengingatkan diri saya tentang hal itu – yang mana adalah kelebihan dari aneka peribahasa yang diulang-ulang! Minggu yang baru lalu saya berbeda pendapat dengan salah seorang atasan saya. Saya pikir ia salah, tetapi Amsal mengingatkan tentang menghindari murka raja. Mari selami kedalam Alkitab dan baca tentang murka raja dan pengajaran-pengajaran lain untuk hidup yang lebih berhasil!

  1. Kemarahan Raja
    1. Baca Amsal 20:2 dan Amsal 19:12. Siapakah seorang “raja” dalam hidup Anda? (Mereka yang berkuasa atas kita.)
      1. Bagaimana pendapat Anda untuk berdiri disamping singa ketika ia meraung? (Sesuatu yang tidak nyaman, dan menakutkan.)
      2. Ketika Anda merenungkan “embun yang turun keatas rumput” perasaan apakah yang datang kebenak Anda? (Perasaan menyenangkan. Perasaan tenang.)
      3. Apakah Anda perhatikan kedua ayat Amsal ini dimulai dengan kalimat yang sama, tetapi peringatan akhir yang berbeda? Yang satu memberikan sisi positif karena hubungan yang baik dengan raja, dan yang satu lagi peringatan akan apa? (Kematian.)
    2. Baca Amsal 20:3. Seandainya terjadi perbantahan dengan atasan Anda. Apakah yang menjadi penyebab Anda mau berbantah? (Kesombongan akan pendapat adalah salah satu sebab utama. Ketika kesombongan Anda menyebabkan Anda berbantah dengan atasan, maka “akhir” dari pekerjaan Anda kemungkinan menyusul.)
      1. Apakah ada situasi dimana berbantah dengan atasan Anda adalah suatu hal yang baik? (Saya tidak yakin kalau berbantah ada manfaatnya, walaupun atasan yang rendah hati akan terbuka terhadap masukan yang baik. Tetapi, ada saat-saat dimana kejujuran, integritas, dan keadilan menuntut kita untuk mengeraskan suara kita. Kita hanya perlu mengerti itu memungkinkan kita kehilangan pekerjaan.)
    3. Baca Amsal 21:1. Apakah cara terbaik dalam menangani pertentangan dengan atasan Anda? (Kita tidak seharusnya berbantah, gantinya kita harus berdoa kepada Allah. Atasan adalah pimpinan kita, tetapi Allah adalah pimpinan dari atasan (raja). Allah dapat mengarahkan hati raja sesuai dengan yang Allah kehendaki.)
    4. Baca Amsal 21:2. Kita sudah diskusikan kalau kesombongan kita dapat menjadi sumber pertentangan kita dengan “raja”. Apa masalahnya dalam menangani kesombongan kita? (Kita tidak dapat melihat kesombongan kita. Kita mungkin mengatakan kalau perbantahan timbul karena kejujuran, integritas atau keadilan, tetapi mungkin kita hanya menipu diri sendiri.)
    5. Baca Amsal 21:4. Bagaimana kesombongan kita mempengaruhi sudut pandang kita? (Ini alasan lain mengapa kita tidak dapat mempercayai pendapat kita ketika melibatkan kesombongan. Kesombongan kita adalah “pelita”. Kita melihat sesuatu melalui kesombongan kita - dan hasilnya adalah penyimpangan dan dosa.)
      1. Apa yang harus kita lakukan kalau kita tidak dapat mempercayai diri kita (karena kesombongan) dalam menghadapi mereka yang berkuasa atas kita? (Baca Amsal 20:18. Kita harus berbicara dengan mereka yang kebijaksanaannya kita percayai.)
    6. Baca Amsal 20:8. “Menampi” adalah istilah yang dipakai dalam memisahkan gandum dari sekam. Bagaimana mungking raja “menampi” dengan “matanya”? (Seorang raja yang waspada mengerti apa yang sedang terjadi. Oleh karena itu, kalau orang yang berkuasa dalam hidup Anda waspada, mereka akan mengetahui ketika Anda menyarankan tindakan benar, dan ketika kesombongan Anda yang berbicara.)
      1. Apa yang harus Anda lakukan kalau penguasa dalam hidup Anda jahat? (Saya akan berpindah kerja begitu ada peluang.)
  2. Orang-orang Pemalas
    1. Baca Amsal 20:4. Apakah kegagalan orang pemalas disini? Apakah ia sama sekali tidak bekerja? (Tidak. Kelihatannya ia tidak berhati-hati dalam bekerja. Ia membajak di musim yang salah.)
      1. Mengapa ia menanti penuaian kalau ia membajak dimusim yang salah? (Ia menanti karena ia mengharapkan sesuatu.)
      2. Sebelumnya kita sudah membaca tentang orang pemalas yang malas dan tertidur. Tetapi, ini kelihatannya aspek lain dari orang pemalas. Apakah masalah “orang pemalas” ini? (Orang pemalas ini tidak mempelajari bidangnya. Ia tidak membaca pengajaran, memperhatikan, atau melakukan semaksimal kemampuannya untuk menjadi yang terbaik.)
    2. Baca Amsal 22:13. Apakah kegagalan dari orang pemalas disini? (Ia takut segala sesuatu! Ia membayangkan masalah yang menjadi alasan untuk tidak bekerja.)
    3. Baca Amsal 20:5. Pernahkah Anda salah memanggil seseorang“malas” (orang pemalas)?
      1. Apakah peringatannya disini? (Orang bermacam-maam. Kita perlu mengenal mereka sebelum kita dapat mencapai kesimpulan yang benar tentang mereka.)
    4. Baca Amsal 20:6 dan Amsal 20:9. Apakah kita semua orang-orang pemalas sehubungan dengan dosa?
    5. Baca Amsal 20:7. Ternyata tidak semua orang adalah pemalas dalam hubungannya dengan dosa! Baca Yesaya 64:6. Bagaimanakah Anda mencocokkan kedua ayat ini? (Yesaya 64:6 sejalan dengan Amsal 20:6 dan Amsal 20:9. Saya pikir tujuan kita adalah Amsal 20:7. Hasilnya kita akan memberkati anak-anak kita dengan sikap kita yang benar.)
    6. Baca Amsal 20:16. Kemiskinan dapat datang karena kemalasan, tetapi dapat juga dihasilkan karena kebodohan. Apa masalah pertama yang dijelaskan disini? (Orang ini setuju untuk bertanggung jawab terhadap seorang asing. Amsal mengatakan kalau Anda begitu bodoh untuk melakukan hal tersebut, maka pantaslah harta Anda diambil untuk memberi Anda pelajaran.)
      1. Lihat bagian kedua dari Amsal 20:16. Bagaimanakah seorang “wanita yang suka melawan” dimasukkan kedalam pelajaran ini sehubungan dengan kebodohan? (Anda juga harus mengambil harta benda seseorang yang begitu bodoh untuk bertanggung jawab atas seorang wanita yang terlibat asmara dengan orang bodoh.)
      2. Seorang sahabat lama, yang bertahun-tahun lamanya tidak saya jumpai, baru-baru ini mulai menjalani masa penjara. Penyebab ia masuk penjara karena seorang pelacur mengancam untuk memberi tahu istrinya kalau sahabat saya tidak memberi pelacur itu uang. Sahabat itu menggunakan polisi untuk mengancam pelacur - dan itulah alasan utama ia masuk penjara. Kalau fakta yang saya dapatkan benar, kelihatannya tidak seorangpun “bertangan bersih” dalam situasi ini. Menurut Anda apakah pelajaran yang disarankan oleh Amsal 20:16? (Dosa-dosa seksual mengorbankan lebih dari reputasi Anda. Juga membahayakan Anda dalam cara-cara lain.)
    7. Baca Amsal 21:17. Apakah cara lain dimana kia dapat menjadi seorang pemalas? (Menghabiskah terlalu banyak waktu bersenang-senang.)
      1. Apakah beristirahat salah? (Sama sekali tidak. Allah tidak akan memerintahkan istirahat (Markus 2:27) kalau itu salah. Masalah timbul dalam “mencintai” kesenangan – melakukannya dengan berlebihan.)
    8. Baca Amsal 22:1. Teman saya baru saja kehilangan nama baik, dan menjadi seorang pemalas adalah jalan menuju nama buruk. Mengapa nama baik lebih baik dari kekayaan? (Apakah tujuan dari kekayaan? Mengapa orang mau menjadi kaya? Disatu sisi agar orang menghormati mereka. Orang mengagumi mereka. Nama yang baik memberikan Anda kehormatan dan dikagumi.)
  3. Hasil yang Benar
    1. Baca Amsal 22:5. Apa artinya “memelihara jiwa Anda?” (Berhati-hati dengan pikiran-pikiran Anda dan apa yang mempengaruhi pikiran-pikiran Anda. Dosa dimulai dalam pikiran. Kalau Anda mau menghidari “duri-duri dan perangkap,” berhati-hatilah dengan pikiran-pikiran Anda.)
    2. Baca Amsal 22:6. Peranan apakah yang dimainkan oleh orang tua dalam keberhasilan anak-anak mereka? (Ajar anakmu untuk mengasihi Allah dan kebijaksanaan-kebijaksanaan Allah, dan itu akan berhasil nantinya.)
    3. Baca Amsal 22:10. Di awal saya bertugas dijemaat, saya coba menenangkan anggota-anggota yang kritis terhadap gereja. Apakah itu pendekatan yang benar? (Seperti disarankah ayat ini, saya kemudian belajar untuk menyingkirkan pencemooh. Mereka perlu berada di gereja lain.)
    4. Baca Amsal 22:29. Apakah hasil dari selalu melakukan yang terbaik? (Sukses!)
    5. Sahabat, kalau anda berhati-hati dalam berurusan dengan mereka yang berkuasa, kalau Anda rajin dalam pekerjaan Anda, kalau Anda berusaha melakukan yang terbaik dan berhati-hati dengan pikiran-pikiran Anda, hidup Anda akan lebih baik! Mengapa tidak bertekad hari ini?
  4. Minggu depan: Kata-kata Kebenaran.