Kata-Kata Kebenaran
(Proverbs 23-24)
Indonesian
Year:
2015
Quarter:
1
Lesson Number:
9
Bible Text: (Amsal 23-24)
Pendahuluan: Apakah saudara ingin mengetahui kebenaran? Terkadang membohongi diri kita kelihatan sangat menyenangkan, namun pada dasarnya kita mau mengetahui mengenai kebenaran. Alkitab menerangkan pada kita bagaimana kita dapat dikelabui oleh perkataan orang lain. Namun, jika kita mempelajari situasi itu melalui kebijaksanaan, kita dapat melihat kebenarannya. Mari kita menyelam ke dalam pelajaran kita mengenai dasar Alkitab perihala kebijaksanaan dan beberapa pelajaran lainnya!
- I. Jamuan Istimewa (Fine Dining)
- A. Baca Amsal 23:1-3. Dengan siapakah kita bersantap dalam ayat ini? (Dengan seorang pembesar. Seseorang yang memegang kendali.)
- 1. Apakah orang ini adalah teman bersantap biasa? (Tidak.)
- 2. Dalam ayat ini apakah yang dianggap lebih penting, menyantap hidangan atau mendapatkan tanggapan baik dari sang pembesar? (Tujuannya adalah untuk mendapat tanggapan baik dari sang pembesar dan bukan makan sepuasnya.)
- 3. Mengapakah hidangan itu dapat “menipu?”. (Bahwa sebuah jamuan bukanlah berfokus pada makanan, yang diutamakan bukanlah makanannya.)
- B. Baca Amsal 23:6-7. Saya merasa saya adalah kikir, namun tidak sekikir orang lain (mungkin sekikir seseorang) yang saya kenal. Dahulu kala, sepasang suami istri yang makan bersama kami akan memeriksa tips yang saya tinggalkan untuk sang pelayan (biasanya saya akan menambahkan tips diatas apa yang telah ditaruh oleh pasangan itu), dan jika saya memberikan “terlalu banyak”, maka meraka akan mengatakan lebih dan mengembalikan sebagian dari apa yang saya taruh! Bagaimana caranya saudara mengetahui jika seseorang yang menjamu saudara adalah kikir? (Jika saudara ragu, asumsikan saja bahwa orang yang menjamu tersebut adalah kikir.)
- 1. Apakah masalahnya disini? (Saudara tidak dapat mempercayai apa yang dikatakan oleh orang yang tuan rumah yang menjamu saudara. Orang tersebut khawatir saudara akan menghabiskan hidangan yang ia sajikan. Orang tersebut memikirkan berapa biaya yang sudah saudara habiskan dengan menghabiskan seluruh hidangan yang disajikan.)
- C. Baca Amsal 23:8. Bagaimana mungkin kita menyia-nyiakan pujian terhadap seorang yang kikir? (Sementara saudara hanya mengatakan hal baik tentang tuan rumah, pada saat yang sama hal yang dipikirkan tuan rumah hanyalah berapa banyak biaya yang ia habiskan untuk saudara!)
- 1. Apakah maksudnya (dalam kutip-memuntahkan yang telah dimakan?) (Saudara berpikir senang mendapat jamuan makan. Namun, ternyata tuan rumah hanya memikirkan biaya atas hidangan yang saudara makan – dengan demikian segala perasaan buruk dari tuan rumah membawa pengaruh negative terhadap apa yang saudara makan.)
- D. Baca Amsal 24:3-4. Kita baru saja melihat dua contoh situasi dimana seseorang terlalu berfokus terhadap makanan. Apakah hubungan situasi tersebut dengan mendirikan sebuah rumah? (Kebijaksanaan membuat orang memikirkan sesuatu dalam kebenarannya. Jika saudara mengerti tentang kebenaran, saudara sedang membangun “rumah” dalam kehidupan saudara dan mengisinya dengan barang berharga.)
- 1. Pikirkan contoh pertama: orang yang terlalu senang makan dan tidak memperhatikan situasi dan maksud dari sebuah jamuan. Apakah yang akan dibangun dalam rumah orang tersebut? (Dengan berfokus bukan pada makanan melainkan hubungan dengan pembesar yang menjamu saudara akan memberikan kebijaksanaan dalam tindakan yang benar.)
- 2. Pikirkan contoh kedua dari sudut pandang tuan rumah yang menjamu: ia terlalu terfokus dengan biaya jamuan. Apakah obat penawarnya (sang tuan rumah perlu mengenali kekikirannya. Ia seharusnya dengan senang hati menjamu teman-temannya. Jika tuan rumah tidak dapat disembuhkan, lebih baik saudara membayar bagian saudara.)
- E. Baca Amsal 23:12. Bagaimana caranya kita mengarahkan hati kita pada pengetahuan? (Dengan mempelajari amsal ini. Jika saudara melihat contoh diri saudara (Sama dengan ketika saya melihat diri saya dalam amsal ini sebagai seseorang yang kikir), maka saudara perlu mengambil pelajaran daripadanya. Orang yang kikir adalah pelit. Jika saudara mengenali sifat asili dari dosa dan berpaling daripadanya, maka saudara dapat membangun rumah saudara!)
- A. Baca Amsal 23:1-3. Dengan siapakah kita bersantap dalam ayat ini? (Dengan seorang pembesar. Seseorang yang memegang kendali.)
- II. Gemuk dan Mabuk
- A. Baca Amsal 23:19-21. Kita baru saja selesai berdiskusi perihal jamuan istimewa. Namun, pelajaran ini bukanlah perihal bersantap. Apakah ayat-ayat ini berhubungan dengan bersantap atau tidak? (Intinya adalah untuk berfokus pada tujuan kita.)
- 1. Apakah salahnya dengan terlalu banyak makan atau minum? (Hal ini akan menjadikan saudara lambat. Saudara akan merasa mengantuk. Sama halnya dengan jika saudara tidur terlalu banyak.)
- 2. Tidak dapat diragukan jika orang yang kelebihan berat badan akan memprotes dan mengatakan “tunggu sebentar!” Saya bergerak dengan cepat. Saya baik-baik saja dengan pekerjaan saya. Sementara orang lain akan berkata “saya mengenal orang gemuk” (atau peminum) yang sangat sukses. Bagaimana saudara dapat menjelaskan konflik ini? (Ini sama dengan berbagai ayat yang telah kita pelajari bagaimana orang berbudi meraih kekayaan. Ini adalah prinsip umum. Saya dapat bertaruh bahwa semua orang yang telah kehilangan “ekstra” berat akan setuju bahwa mereka merasa lebih bertenaga setelah berat mereka turun.
- B. Baca Amsal 23:29-30. Apakah pengaruhnya “berlama-lama” dengan anggur terhadap saudara? ( Efeknya adalah mata merah dan sakit kepala keesokan harinya. Saudara mungkin menabrak sesuatu namun tidak menyadarinya. Akibatnya adalah penyesalan dan percecokan.)
- C. Baca Amsal 23:33-35. Masalah spesifik apakah yang coba disampaikan Alkitab disini? (Penglihatan yang aneh, hati yang kacau, dipukul namun tidak merasakan, bangun dengan kepala pusing namun masih “mencari anggur lagi” adalah tanda dari seorang pecandu alkohol atau pemabuk. Ini adalah bukti bahwa hidup saudara tidaklah pada jalan yang benar untuk mencapai tujuan saudara.)
- A. Baca Amsal 23:19-21. Kita baru saja selesai berdiskusi perihal jamuan istimewa. Namun, pelajaran ini bukanlah perihal bersantap. Apakah ayat-ayat ini berhubungan dengan bersantap atau tidak? (Intinya adalah untuk berfokus pada tujuan kita.)
- III. Manfaat Pengetahuan
- A. Baca Amsal 23:22-23. Apakah artinya “membeli” hikmat dan tidak “menjual”nya? Saya sedang memberikan (sebenarnya membagikan) hikmat dalam pelajaran-pelajaran ini! Apakah hal ini membawa masalah? (Ayat ini mengatakan untuk menjadi sepon dalam hal hikmat. Selalu berusaha untuk memperoleh lebih banyak pengetahuan. Agar kita tidak melupakan hikmat yang telah kita peroleh. Dengan menulis pelajaran ini telah mengajarkan saya lebih banyak hikmat!)
- 1. Dari manakah sumbernya hikmat? (Orangtua yang mengenal Allah.)
- B. Baca Amsal 22:17-18. Dengan cara apa lagi kita dapat memperoleh hikmat? (Dengan mencari orang yang berhikmat dan mendengarkan ajarannya. Mengaplikasikan ajarannya dalam kehidupan saudara dan menjadikannya bagian dari pemikiran saudara.)
- C. Baca Amsal 24:1. Apakah yang seharusnya tidak kita lakukan saat kita mencari hikmat? (Agar kita tidak menghiraukan orang yang jahat.)
- 1. Mengapakah ada kemungkinan kita memperhatikan orang yang jahat saat mencari hikmat? (karena kita menginginkan cara hidup mereka dan harta yang mereka miliki.)
- D. Baca Amsal 24:21-22. Sumber informasi apa lagikah yang perlu kita hindari? (Perkataan pemberontak. Membangkang terhadap otoritas adalah perkara yang serius. Memiliki sifat membangkang membahayakan kesejahteraan saudara.)
- 1. Siapakah “dua orang” yang dapat “membawa kejatuhan tiba-tiba” pada pemberontak) (Sang raja dan Allah! Saya mau berada pada pihak Allah!)
- E. Baca Amsal 24:5. Apakah yang saudara peroleh dari hikmat? (Kekuasaan dan kekuatan.)
- 1. Hal ini kelihatan kebalikan dari pandangan umum kita. Kita jarang mengatakan bahwa berpikir membuat otot kita kuat. (Kekuataan yang sebenarnya datang dari hikmat dan pengajaran.)
- 2. Saat saya masih di bangku sekolah, banyak teman sekelas saya yang lebih berfokus terhadap sport ketimbang belajar. Namun tidak satupun dari antara mereka yang akhirnya menjadi atlet professional, namun ada beberapa yang meraih pendidikan tingkat lanjut dalam bentuk gelar doktor. Bagaimana kita dapat menyeimbangkan antara sport dan pendidikan?
- F. Baca Amsal 24:10. Kekuatan apakah yang dibicarakan ayat ini? (Hikmat yang datang dari Allah. Saat kita dalam masalah, seharusnya kita tidak mengandalkan kekuatan kita sendiri, namun kita perlu berpaling pada Allah untuk kekuatanNya.)
- 1. Tepatnya, apa yang saudara nantikan Allah lakukan pada saat saudara dalam masalah? (Kita sering meminta untuk mendapat petunjuk. Kita ingin mengetahui apa yang harus dilakukan. Dalam kebanyakan kasus, Allah telah menerangkan apa yang perlu kita lakukan dalam buku Amsal.)
- G. Baca Amsal 24:17-18. Saya sering melihat dengan perasaan puas ketika Allah mengalahkan musuh saya! Apakah masalahnya dengan sikap saya tersebut? (Allahlah yang mengalahkan musuh saya, mengapa harus saya yang bersikap puas? Ini bukanlah sifat yang seharusnya kita miliki.)
- H. Baca Amsal 24:11-12. Sikap apakah yang harusnya kita miliki terhadap mereka yang melenceng dari tujuan yang benar? (Kita perlu berusaha untuk menyelamatkan mereka.)
- 1. Apakah artinya “dituntun ke jalan kematian” terhadap pengertian usaha penyelamatan? (Ini berarti bahwa orang jahat menuntun mereka yang melenceng dari jalur yang benar. Kita dapat menghadapi pertentangan dari mereka yang jahat.)
- 2. Ini adalah ayat favorit dari mereka yang secara aktif menentang aborsi. Apakah alasan yang tidak sah? (Mengacuhkan – walau sebenarnya kita tahu apa yang benar.)
- I. Saudaraku, kenyataannya kita perlu lebih awas. Kita perlu lebih awas dalam hal makan dan minum, dan juga awas akan keadaan kita. Dengan memiliki hikmat akan menolong kita untuk mengetahui kebenaran. Maukah saudara menetapkan hari ini untuk mencari kebenaran melalui usaha saudara untuk memiliki lebih banyak hikmat?
- A. Baca Amsal 23:22-23. Apakah artinya “membeli” hikmat dan tidak “menjual”nya? Saya sedang memberikan (sebenarnya membagikan) hikmat dalam pelajaran-pelajaran ini! Apakah hal ini membawa masalah? (Ayat ini mengatakan untuk menjadi sepon dalam hal hikmat. Selalu berusaha untuk memperoleh lebih banyak pengetahuan. Agar kita tidak melupakan hikmat yang telah kita peroleh. Dengan menulis pelajaran ini telah mengajarkan saya lebih banyak hikmat!)
- IV. Minggu Depan, Dibalik Topeng.