Roh Kudus, Firman dan Doa
Pendahuluan: Terkadang sulit bagi kita untuk mencocokkan janji dalam Alkitab dengan pengalaman kita. Contohnya, dibeberapa tempat di Alkitab dijelaskan kepada kita bahwa jika kita memohon pada Allah kita akan memperoleh apa yang kita pinta. Lihat contoh yang terdapat dalam Matius 7:8. Pada Matius 18:19 dijanjikan jika kedua pihak setuju “terhadap apa saja” maka “hal itu akan terjadi menurut kehendak BapaKu yang di dalam Surga.” Apakah janji-janji itu selalu terjadi pada saudara? Jika tidak, apa sebabnya? Baru-baru ini, saya membaca bahwa jika saya mendapat manfaat atas doa yang saya layangkan, ini adalah suatu “motif yang perlu dipertanyakan” yang mungkin invalid atas permintaan saya. Tidak heran bahwa sang penulis pernyataan ini berpikir inilah alasannya mengapa sebagian permintaan doa kita tidak dijawab. Bagaimana mungkin motif yang mementingkan diri mengdiskualifikasi doa saya bila Yesus mengatakan bahwa saya seharusnya berdoa “Berikanlah pada hari ini makanan kami yang secukupnya? “ Matius 6:11. Jelaslah, bahwa kita perlu mempelajari lebih lanjut mengenai topik ini! Mari kita menggali ke dalam pelajaran kita mengenai Roh Kudus dan permintaan doa!
- Roh Kudus dan Perantaraan Doa
- Baca Roma 8:26-27. Apa yang dijelaskan disini akan keterampilan kita untuk mengetahui apa yang perlu kita doakan? (Dikatakan bahwa kita tidak mengetahui apa yang akan kita doakan.)
- Seorang Kristen yang memiliki pemikiran yang wajar akan berkesimpulan bahwa jika Allah kelihatannya tidak menjawab doanya, maka kesalahan terletak pada diri kita. Apa ayat ini menyimpulkan hal yang sama?
- Bagaimana caranya Roh Kudus membantu kita membuat doa yang “tepat”? ( Ia campur tangan atas doa kita)
- Apa yang datang kepikiran kita jika berbicara tentang intercessor manusia? (Sangat jelas, saya akan memikirkan pengacara. Berdasarkan pelatihan dan pengalaman, seorang pengacara mengetahui bagaimana menaruh permintaan kliennya pada kondisi yang tepat. Pada kita telah diberitahukan bahwa Roh Kudus memiliki cara berkomunikasi yang efektif dalam kata-kata.)
- Mengapa saudara menyebut perantaraan Roh Kudus dengan istilah “gertakan”? Mengapa istilah ini lebih efektif dari kata-kata?
- Mengapa kita memerlukan Roh Kudus untuk membuat doa kita lebih baik? Tidakkah Allah mengerti? Bukankah Roh Kudus adalah Roh Allah?
- Siapakah “Dia” dalam Roma 8:27 yang menyelidiki hati kita? (Baca Yeremiah 17:10. Menurut saya ini mengacu kepada Allah Bapa.)
- Lihat kembali pada bagian terakhir dari Roma 8:27. Bagaimanakah fakta bahwa Allah mengetahui pikiran Roh Kudus membantu kita dalam permintaan doa kita? (Allah mengerti hati kita dan Ia mengetahui bagaimana Roh Kudus berpikir. Kombinasi ini membantu kita untuk mengetahui bagaimana dan apa yang harus kita doakan. Mengapa? Roh Kudus triggers impulses kita untuk menciptakan doa yang “tepat”, dan mentransmit nya ke dalam cara yang konsisten dengan kehendak Allah. Ini menunjukkan bahwa masalahnya tidak terletak pada pengetahuan Allah, namun pada sifat dari permintaan doa kita.)
- Jika kita berpikir Allah tidak menjawab doa kita, apakah mungkin letak permasalahannya adalah bahwa kita tidak meminta Roh Kudus untuk menolong kita?
- Baca Efesus 3:16-17. Siapakah yang secara bersamaan menguatkan “sifat dalam diri kita” dan juga mempersilahkan Yesus untuk tinggal dalam hati kita? (Roh Kudus.)
- Baca Efesus 3:17-19. Bagaimana adanya Yesus tinggal di dalam kita melalui Roh Kudus, membantu kita untuk memahami mengenai kasih Allah? (Hal itu membantu kita untuk mengerti sifat dasar dari kasih Allah.)
- Baca Matius 7:9-11. Apakah yang dikatakan mengenai pendekatan Allah dalam menjawab doa kita? (Apakah saudara memberikan semua yang diminta oleh anak saudara? Tentu tidak. Karena saudara tahu adalah berbahaya untuk mengabulkan sebagian dari permintaan itu. Saudara mengetahui bahwa adalah penting untuk memberikan hadiah saudara pada waktu yang tepat.)
- Baca Matius 7:12. Apakah Yesus membuat pernyataan secara random tentang kebenaran? Ataukah, hal ini berhubungan dengan topik tentang meminta Allah atas sesuatu? (Pernyataan Yesus berhubungan dalam dua cara. Pertama, keputusan Allah dalam menjawab suatu permintaan doa secara positif merefleksikan kasihNya – sama seperti bagaimana cara kita memperlakukan orang lain adalah sama seperti yang kita mau diperlakukan dalam kasih. Kedua, permintaan doa kita perlu memperhitungkan dampaknya terhadap orang lain.)
- Mari kita kembali melihat isu dari bagaimana Allah menjawab doa kita. Kita telah mempelajari bagaimana respons Allah akan permintaan kita adalah sama seperti cara orangtua kita merespons dalam kasih. Kita juga belajar bahwa dengan tinggalnya Roh Kudus di dalam kita membantu kita mengerti watak dari kasih Allah. Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut, bagaimanakah Roh Kudus menolong kita dalam menerima jawaban dari permintaan doa kita? (Dengan memahami kasih Allah, kita mengerti bahwa apa yang kita doakan haruslah konsisten dengan kasihNya pada kita.)
- Roh Kudus dan Permohonan
- Baca Matius 7:7-8. Apakah ada kualifikasi untuk janji ini? (Ya, dalam arti bahwa kita perlu meminta, mencari dan mengetuk. Ini berarti bahwa terlebih dahulu kita perlu mengambil inisiatif.)
- Baca Matius 18:19-20. Mengapa sangat penting bahwa kedua pihak setuju? (Jika saudara harus mengatakan kepada orang lain apa yang ada dalam pikiran saudara, itu dapat merubah doa saudara. Jika saudara perlu membuat pihak kedua setuju, itu merupakan batasan akan doa yang tidak masuk akal.)
- Mengapa Yesus menambahkan bahwa dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Yesus, disitupun Roh Kudus hadir? (Tuntunan Roh Kudus dalam permintaan doa kita, seperti yang telah kita bahas sebelumnya, sangatlah penting sifatnya.)
- Baca 1 Yohanes 5:14-15. Apakah pernyataan “sesuai dengan kehendakNya” adalah syarat dari sebuah permintaan doa yang terjawab?
- Perhatikan bagaimana dalam 1 Yohanes 5:15 dinyatakan sesuatu yang berbeda, bahwa Allah mendengarkan “segala permintaan kita.” Apakah terdapat konflik diantara kedua ayat ini? Pertama disampaikan pada kita bahwa Yesus hanya mendengar doa yang sesuai dengan kehendakNya, kemudian disampaikan pada kita bahwa Ia mendengar semua jenis permintaan kita? (Cara konsisten untuk membaca ayat ini adalah bahwa Yesus “mendengar” semua permintaan yang konsisten dengan kehendakNya. Dari semua permintaan yang konsisten dengan kehendakNya, Ia mengabulkan semuanya apapun yang kita pinta.)
- Mari kita memikirkan praktek dari ayat ini. Saya mengenang bagaimana saya secara tekun dan terus menerus meminta agar orangtua saya dapat hidup hingga umur 85 tahun. Hal ini tidak terjadi. Ayah saya meninggal pada usia 70 dan ibu saya meninggal pada usia 80. Bagaimanakah meminta umur panjang atas orangtua saya dapat tidak konsisten dengan kehendak Allah? (Saya tidak memiliki waktu cukup untuk menerangkannya secara detil. Namun, ketika saya melihat kembali pada peristiwa ini, saya percaya bahwa waktu Allah adalah sempurna, dengan mengingat bahwa kita hidup pada dunia yang tida sempurna dan penuh dosa. Jika saya tahu dari awal bagaimana akhir yang akan terjadi (sebagaimana kini saya mengerti sebagian hal ini), saya akan setuju dengan waktu Allah.) Ia memberikan jawaban penuh kasih atas kepentingan kami bertiga.)
- Roh Kudus dan Iman
- Baca Markus 11:22-24. Bisakah saudara memikirkan suatu hal yang lebih tidak berguna dari mencampakkan gunung ke dalam laut? Setelah semua diskusi kita tentang bagaimana Roh Kudus membantu kita untuk mengetahui permohonan terbaik apa yang perlu kita sampaikan pada Allah, mengapa Yesus menggunakan contoh ayat ini?
- Melambangkan apakah gunung pada kehidupan nyata? (Ini adalah rintangan-rintangan. Ini adalah situasi yang susah untuk dihindari. Ini adalah tantangan-tantangan.)
- Apakah “rintangan” dari sifat alam gunung terangkan pada kita mengenai hal yang sebenarnya hendak disampaikan Yesus pada ayat ini? (Bahwa sebesar apapun masalah dalam hidup saudara, akan dapat diatasi melalui permintaan doa saudara.)
- Ketika Yesus mengatakan “dalam hatinya tidak ada ragu tetapi percaya” apakah yang Yesus maksudkan? (Hal ini kembali kepada hubungan dengan Roh Kudus. Adalah Roh Kudus dalam diri kita yang memungkinkan hal ini.)
- Baca Markus 11:25. Apakah ini syarat lainnya agar permintaan doa kita terkabulkan? (Yesus membuat persyaratan memaafkan. Yesus mengatakan hal sama pada Matius 6:12. Namun, Yesus tidak secara gamblang mengatakan ini merupakan persyaratan agar permintaan doa dapat dikabulkan.)
- Jika ini bukan merupakan syarat terkabulnya sebuah doa, mengapa Yesus menyebutkannya pada ayat ini? (Ingat kembali diskusi kita tentang bagaimana Roh Kudus memfokuskan gerakan hati terbaik dari pikiran kita saat kita berdoa meminta pertolonganNya. Yesus membuat hal sama disini, Ia berfokus pada gerakan hati terbaik kita.)
- Apakah saudara merasa memiliki jawaban atas mengapa sebagian permintaan doa saudara tidak dijawab, jika pada saat yang sama Allah memberikan janji yang luas atas permintaan doa? (Ayat yang telah kita pelajari menyarankan bahwa kasih adalah bagian dasar dari semua jawaban atas doa kita. Allah memberkan jawaban positif jika permintaan yang kita ajukan adalah hal terbaik bagi kita. Allah juga menjanjikan Roh KudusNya untuk memberikan kita kecerdasan itu, dan juga menginspirasikan gerakan hati kita, agar meminta hal yang terbaik bagi kita.)
- Sahabatku, saudara membutuhkan Roh Kudus! Di antara banyak hal, saudara perlu Roh Kudus untuk menuntun dan memberkati kehidupan doa saudara. Maukah saudara secara terus menerus meminta Roh Kudus untuk menuntun pikiran saudara dan juga permintaan doa saudara.
- Minggu depan: Grieving dan Menolak Roh Kudus.