Seruan Pastoral Paulus

Error message

  • Deprecated function: unserialize(): Passing null to parameter #1 ($data) of type string is deprecated in css_injector_init() (line 53 of /home/krwester/gobibletranslations.org/sites/all/modules/css_injector/css_injector.module).
  • Deprecated function: unserialize(): Passing null to parameter #1 ($data) of type string is deprecated in css_injector_init() (line 53 of /home/krwester/gobibletranslations.org/sites/all/modules/css_injector/css_injector.module).
Galatia 4:12-20
Indonesian
Year: 
2017
Quarter: 
3
Lesson Number: 
9

Pendahuluan: Apakah saudara memiliki sahabat yang tiba-tiba tidak bersahabat lagi dengan saudara? Pada zaman Facebook sekarang, hal ini dapat terjadi pada kita semua! Hal yang sangat menyakitkan adalah jikalah persahabatan itu terputus dikarenakan alasan teologi. Istri saya menyalahkan saya atas kejadian itu. Ia mungkin benar, namun saya tidak yakin karena saya tidak mau persahabatan saya tersebut terputus. Diskusi Paulus pada minggu ini adalah tentang “diputusnya persahabatan” dengan orang Galatia oleh sebab perbedaan teologia. Ia ingin tetap bersahabat dengan mereka, namun dalam persyaratan (Allah) nya. Apakah situasi ini seperti sering terdengar? Mari kita menyelam ke dalam pelajaran Alkitab kita dan belajar lebih banyak lagi!

 

  1. Penginjilan Orang Sakit

 

  1. Baca Galatia 4:12. Apa yang Paulus pinta dilakukan orang Galatia? (menjadi sama seperti dia.)

 

  1. Bagian yang menarik adalah alasan (argumentasi) mengapa ia menginginkan mereka menjadi sama seperti dia. Alasan pertama adalah karena ia menjadi sama seperti mereka. Apakah saudara dapat menjelaskan argumentasi ini? “Jadilah sama seperti aku karena telah menjadi sama seperti kamu.” (Terdengar masuk akal dari sisi permukaan.)

 

  1.  Bagaimana Paulus “menjadi seperti” orang Galatia? (Kenang kembali di dalam Galatia 2:11-13, bagaimana Paulus menguraikan bagaimana Petrus turut makan sehidangan dengan orang bukan Yahudi? Paulus mengatakan bahwa saya melepaskan adat istiadat Yahudi yang menuntut agar saya menjaga jarak dengan orang bukan Yahudi. Saya telah mengikuti saudara.)

 

  1. Baca Galatia 4:13. Pada ayat ini kita menemukan alasan kedua Paulus. Ia pertama kali berhenti di kota mereka oleh karena ia sakit. Bukankah Paulus mengatakan, “Tidakkah aku pertama kali memberitakan injil secara kebetulan? Tanpa saya sengaja.” Mengapa pertanyaan ini merupakan argumentasi meyakinkan agar mereka menjadi sama seperti Paulus? (Paulus dapat saja mengatakan bahwa Roh Kudus menciptakan kejadian yang kebetulan untuk membawa Paulus kepada orang Galatia. Ini adalah keputusan yang berasal dari surga dan bukan dibuat oleh Paulus.)

 

 

 

 

 

  1. Untuk sejenak cobalah pikirkanlah kedua argumentasi Paulus. Oleh karena kita dapat mengasumsikan bahwa orang bukan Yahudi hanya makan dengan orang Yahudi, maka apa yang telah diubah oleh Paulus sehingga ia menginginkan agar orang bukan Yahudi juga mengubahnya? Apakah yang harus mereka tiru dari Paulus? (Paulus berubah oleh sebab alasan teologia (Galatia 2:15-16) dan kenyataan bahwa Yesus menentangnya dalam perjalannya menuju Damaskus (Kisah 9:3-6). Paulus ingin agar orang Galatia menjadi orang-orang yang rela mengikuti tuntutan Allah dalam hidup mereka.)

 

  1. Baca Galatia 4:14. Ayat ini menyarankan alasan lain atas mengapa Paulus menyinggung keadaannya yang sakit. Bagaimanakah keadaan Paulus yang sakit dapat menciptakan argumentasi agar orang Galatia menjadi sama seperti Paulus? (Paulus memprihatinkan adanya ganjalan antara dirinya dengan orang Galatia oleh sebab mereka berpaling kepada hukum sebagai sarana untuk keselamatan. Secara mendasar Paulus berkata, “Kita pernah memiliki hubungan yang sangat baik. Bahkan ketika aku sakit, dan merupakan beban kepada kamu, kamu menolong dan tidak membahayakan aku. Paulus berkata, “akulah orang yang hina itu, namun kamu tetap ingin memiliki hubungan dekat dengan aku. “)

 

  1. Baca Galatia 4:15. Pernahkah saudara mendengar ekspresi ini, “Saya dapat saja memberikan biji mata saya kepadamu?” Saya pernah mendengar orang memberikan kemeja, namun belum pernah mendengar orang memberikan biji matanya! Mengapa orang Galatia dapat memberikan biji matanya kepada Paulus? (Baca 2 Korintus 12:7-9. Komentator Alkitab berspekulasi bahwa “duri” Paulus adalah masalah dengan matanya. Galatia 4:15 memberikan dasar yang kuat atas spekulasi ini. Alasan satu-satunya mengapa orang Galatia tidak akan memberikan biji mata mereka adalah jika Paulus memiliki masalah dengan penglihatannya.)

 

  1. Mengeliminasi Rintangan

 

  1. Baca 1 Korintus 9:19-22. Ayat ini mengatakan bahwa Paulus telah menjadi sama seperti mereka – setidaknya secara sementara. Apakah ini berarti bahwa Paulus tidak memiliki prinsip yang resmi, melainkan ia melakukan sesuatu yang akan membantunya?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Apakah ini yang harus orang Galatia lakukan agar sama seperti Paulus? (Paulus menekankan sebuah kebenaran teologi yang sangat penting – bahwa ada tingkatan nilai. Nilai tertinggi adalah untuk membawa injil kepada orang yang tidak pernah mengetahuinya. Paulus mengatakan bahwa ia memiliki perbedaan teologi dengan beberapa pandangan ini, namun ia mengesampikannya untuk memcapai tujuan yang yang lebih penting dalam membagikan injil kepada semua orang.)

 

  1. Apakah ini merupakan penekanan teologia yang sering terlewatkan? (Belakangan ini saya menghadiri sebuah gereja dimana orang-orang yang mengambil bagian dimuka mengenakan celana pendek dan celana jeans. Mereka melakukannya agar dapat menyemangati orang agar “hadir sebagaimana adanya.” Saya adalah seorang yang pernah mempercayai adalah menghormati Allah ketika kita menggunakan stelan jas dan dasi untuk pergi ke gereja. Meski saya tidak mengenakan celana pendek dan celana jeans, namun sayapun tidak mengenakan stelan jas dan dasi, dan saya mengerti maksud Paulus bahwa memenangkan dunia adalah lebih penting.)

 

  1. Lihat kembali 1 Korintus 9:20-21. Situasi yang mana yang merincikan masalah Paulus saat itu dengan orang Galatia? (Mereka ingin kembali dibawah kuasa hukum.)

 

  1. Jelaskan kepada saya bagaimana akan menolong mereka jika lebih sama seperti Paulus?

 

  1. Mengapa Paulus tidak mau menjadi sama seperti mereka? Ini yang dikatakannya! (Paulus mau agar orang Galatia kembali kepada jalur yang benar. Namun, tujuan utamanya adalah untuk memenangkan orang percaya yang baru. Jika orang Galatia menjalankan hukum dan adat-istiadat orang Yahudi kepada orang bukan Yahudi yang baru bertobat, maka mereka telah mengkompromikan tujuan untuk membawa orang percaya baru.)

 

  1. Baca Galatia 4:17. Kita baru saja menyudahi diskusi tentang bagaimana Paulus tidak menghendaki adanya rintangan untuk menobatkan orang masuk ke dalam gereja. Apakah rintangan menjadi kekuatirannya pada ayat ini? Ia membuat catatan bahwa tujuan dari pihak yang bertentangan adalah untuk “menselaraskan” orang Galatia dengan Paulus.)

 

  1. Apakah saudara memiliki masalah di gereja saudara? Mereka yang berpikir memiliki jalan “lebih baik” mencoba membuat perpecahan?

 

 

 

 

 

 

  1. Apakah pada sebagian penekanan ada bagian dimana kita perlu bertahan terhadap hal-hal yang salah? Bagaimana Paulus menarik batas? (Jelas sekali, bagaimana ia mengadakan perlawanan terhadap mereka yang ingin membawa orang Galatia kembali kepada keselamatan melalui pekerjaan.)

 

  1. Mari kita lihat beberapa ayat yang berbicara mengenai rintangan dan pemberian batas. Baca Wahyu 2:1-2 dan Wahyu 2:4-5. Bagaimanakah gereja di Efesus membuat garis batasan?

 

  1. Baca Wahyu 2:18-20. Bagaimana gereja di Tiatira membuat garis batasan?

 

  1. Menurut saya kita perlu kembali sekali lagi dan membaca 1 Korintus 9:20-21. Apakah Paulus melanggar prinsip moral? (Perhatikan bahwa dalam setiap kasus, ia secara tepat menyatakan posisi teologia. Ia tidak berkompromi atas kebenaran.)

 

  1. Baca 1 Korintus 9:10. Apa maksud Paulus ketika mengatakan bahwa ia sendiri adalah “hamba kepada semua orang?” (Paulus berkompromi atas haknya sendiri. Menurut saya adalah tidak adil untuk menyimpulkan bahwa Paulus mengkompromikan pandangan Allah atas apa yang benar dan salah. Namun, jika mempertimbangkan keinginan Allah yang begitu hebat agar semua orang dapat datang kepadaNya dan memperoleh keselamatan. Inilah seharusnya menjadi tujuan kita. Paulus sepertinya berkata “Janganlah tujuan yang lebih kecil menghalangi atas tujuan yang lebih besar.”)

 

 

  1. Pendekatan Kasih

 

  1. Baca Galatia 4:19-20. Paulus mengatakan bahwa jika ia adalah mereka maka ia dapat “merubah nada suara(nya).” Bagaimana pendapat saudara atas “suara” yang digunakan Paulus dalam kedua ayat ini? (Ini adalah pendekatan kasih yang sempurna. Paulus menyebut mereka sebagai “anak-anakku” dan berkata bahwa ia merasa sakit jika memikirkan mereka. Ia mengatakan bagaimana ia bingung atas perilaku mereka.)

 

  1. Bagaimana dengan “suara” dalam Galatia 3:1. (Tidak seorangpun yang mau disebutkan sebagai “orang bodoh.” “Mempesona” tidak terlihat sebagai suatu komplimen.

 

  1. Dapatkah saudara menggabungkan kedua “suara” ini? (Kita sering menyebutnya sebagai “kasih yang sulit.” Bahwa saudara menunjukkan kasih dan menyampakan kebenarannya.)

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Lihat kembali kalimat “sakit bersalin” dalam Galatia 4:19. Apakah saudara mengenal orang yang gemar mengkoreksi sesama anggota gereja? “Kasih sulit” berarti bahwa mereka suka menjadi orang yang sukar! Apakah referensi Paulus atas “sakit bersalin” mengatakan pada kita sikapnya ketika mencoba untuk membawa orang Galatia kepada pandangan yang benar atas keselamatan? (sakit bersalin adalah luar biasa sakit (informasi yang saya ketahui). Ini menyarankan bahwa kita belum menguasai  bagian “kasih” dari “kasih sulit” sebelum kita mencari kebenaran dari orang yang merasa sakit luar biasa terhadap kita.)

 

  1. Apakah jenis kesakitan ini dapat timbul dalam diri orang yang kita ketahui hanya sekedar saja? (Jika kita mempertimbangkan aspek praktek dari mengalami kesakitan seperti ini, kita akan mengetahui bahwa hal ini hanya akan terjadi kepada teman baik. Mengkoreksi anggota gereja yang saudara hanya kenal sekedarnya bukanlah sebuah ide yang baik.)

 

  1. Pada bagian pendahuluan, saya menyebutkan Facebook. Sikap bagaimanakah yang saudara taruh di Facebook ketika saudara menuliskan sebuah kritik? (Saya melihat bagaimana saya tidak mengikuti apa yang baru saja kita pelajari di Galatia! Meskiupun saya lebih sering menulis perihal permasalahan umum melebihi isu teologia, saya kuatir bahwa saya mengarah kepada sisi “terpesona” dan “kebodohan” melebihi simpati akan “sakit melahirkan”.)

 

  1. Saudaraku, jika saudara menemukan diri saudara mengkoreksi sesama anggota gereja, dan seperti saya saudara belum pernah melakukannya dengan tuntutan tingkatan kasih tertentu, mengapa tidak meminta Roh Kudus untuk merubah sikap saudara saat ini?

 

  1. Minggu depan: Dua Perjanjian.