Kesatuan Pekabaran

(Galatia 2:1-14)
Indonesian
Year: 
2011
Quarter: 
4
Lesson Number: 
3

Pendahuluan: Pekan lalu kita pelajari Paulus menceritakan sumber pekabarannya. Dikatakan Yesus sendiri yang mengajar dia, dan tidak seorangpun bertanggung jawab atas pekabarannya. Ketika menyelidiki hal ini, kita temukan kalau Lukas dan Petrus percaya apa yang dikatakan Paulus dan berpendapat kalau dia membawa pekabaran yang ia terima langsung dari Allah. Pekan ini kita lanjutkan pembahasan tentang apakah Paulus membawa pekabaran yang berbeda dari pemimpin-pemimpin gereja yang mula-mula. Apakah kesatuan penting? Apakah perbedaan di gereja sehat? Haruskah ada “orang Kristen” dan “pengikut Paulus”? Atau, apakah pembenaran melalui iman pekabaran yang menyatukan gereja Allah? Mari selami pelajaran kita mengenai Galatia dan temukan lebih jauh!

  1. Perjalanan Pulang
    1. Baca Galatia 2:1-2. Ingat dalam fasal satu dari buku Galatia Paulus katakan ia pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Petrus dan Yakobus. Paulus sekarang kembali. Mengapa? (Allah menyuruh dia untuk kembali. Ia katakan “berdasarkan suatu penyataan”.)
      1. Menurut Anda apakah maksud Allah meminta Paulus untuk kembali ke “kantor pusat”? (Perhatikan bahwa Paulus mengatakan “kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi”. Allah sepertinya perduli akan kesamaan pekabaran injil yang diajarkan kepada orang Yahudi dan bukan Yahudi.)
      2. Paulus katakan ia memiliki kekhawatiran, oleh karena itu ia berbicara sendiri kepada kepemimpinan. Kekhawatiran seperti apakah yang Paulus bicarakan?
        1. Apakah itu kekhawatiran Paulus kalau ia salah dalam teologinya?
        2. Apakah itu kekhawatiran kalau pemimpin-pemimpin di Yerusalem tidak setuju dengan dia? (Orang-orang Galatia sejauh ini berpendapat kalau Paulus menerima pekabarannya dari Yesus. Ia tidak berhutang kepada siapapun di kantor pusat akan pekabaraannya Oleh karena itu, ia sama sekali tidak khawatir kalau ia salah. Sepertinya ia juga tidak terlalu perduli akan kepemimpinan di kantor pusat. Dapat dipastikan ia menaruh perhatian akan kesatuan gereja.)
      3. Apakah mungkin Paulus khawatir kalau ia sia-sia membawakan pekabaran selama empatbelas tahun? (Ingat Paulus bergumul melawan pekabaran palsu di jemaat Galatia. Kalau ia tidak memiliki dukungan kantor pusat, bagaimana ia dapat meyakinkan orang-orang Galatia kalau ia benar? Kecuali ada kesatuan dalam pekabaran, musuh-musuhnya akan menuduh dia salah.)
      4. Mengapa Paulus meminta pertemuan tersendiri? (Sudah jelas ia memiliki penentang-penentang di Yerusalem dan Galatia. Pertemuan besar kadang digoyahkan pengaruh emosi, gantinya akal sehat. Dalam pertemuan dengan pemimpin-pemimpin tertinggi, ia dapat menjelaskan dengan sebenarnya apa yang ia lakukan dan ajarkan, dan mengapa)
        1. Apa yang hal ini ajarkan kepada kita tentang demokrasi di gereja?
    2. Baca Galatia 2:3. Apakah Paulus berhasil? (Ingat kalau salah satu permasalahan utama adalah hal sunat. Kepemimpinan tidak menyarankan agar salah satu dari pembantu utama Paulus harus disunat.)
    3. Baca Galatia 2:4-5. Menurut pendapat Anda bagaimanakah “mata-mata” ini bekerja? (Paulus tidak bekerja di jaman telepon, e-mail dan televisi. Bagaimanakah pemimpin-pemimpin gereja di Yerusalem mengetahui apa yang Paulus ajarkan kecuali dia (atau orang lain) melaporkan apa yang ia lakukan? Ada yang berpendapat kalau musuh-musuh Paulus memberikan laporan palsu kepada pemimpin-pemimpin di Yerusalem. Allah menyatakan kepada Paulus kalau dia harus melakukan perjalanan ke kantor pusat untuk menyatakan kebenaran dihadapan mereka.)
      1. Kepada siapakah Paulus berbicara ketika ia katakan “Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka”? (Paulus berbicara kepada anggota-anggota jemaat Galatian dan ia berbicara mengenai penentang-penentang teologinya.)
        1. Apakah motif Paulus mengatakan hal ini? Tempatkan diri Anda dalam posisi jemaat Galatia ketika Anda menjawab. (Sama seperti pemimpin-pemimpin di kantor pusat tidak mengetahui apa yang Paulus ajarkan orang-orang bukan Yahudi, anggota jemaat Galatia juga tidak tahu apa yang Paulus katakan dalam laporannya ke kantor pusat. Ia dapat saja mengatakan kepada masing-masing pihak apa yang mereka mau dengar. Paulus meyakinkan orang-orang Galatia kalau ia tidak melakukan hal seperti itu. Ia mempunyai pekabaran yang konsisten baik bagi pendengar Yahudi di kantor pusat, atau jemaat bukan Yahudi.)
    4. Baca Galatia 2:6-9. Siapakah pemimpin-pemimpin penting? (Paulus menyebutkan nama-nama mereka: Yakobus, Petrus and Yohanes.)
      1. Apakah disini Paulus kedengarannya seperti seorang pemberontak? (Ya. Pernahkah Anda mengamati kalau seseorang akan “memberikan kompensasi berlebihan” karena latarbelakang dari masalah tertentu? Saya menyaksikan ini – jemaat yang memusatkan perhatian akan masalah tertentu dan terjerumus terlalu jauh. Paulus tidak perlu meragukan pentingnya Yakobus, Petrus dan Yohanes untuk meninggikan otoritasnya. Tetapi, itu yang saya baca dari pernyataan-pernyatannya yang kelihatannya menyepelekan pentingnya kepemimpinan di kantor pusat.)
      2. Apakah kelihatannya aneh kalau Paulus memiliki kekurangan dalam karakternya? (Waktu, budaya, konteks dan alih bahasa membuat kesimpulan saya terhadap sikap Paulus tidak pasti. Tetapi, kalau saya benar itu hanya menambahkan pentingnya kasih karunia!)
    5. Saya menanyakan Anda tentang demokrasi di gereja. Paulus katakan ia menerima pekabaran langsung dari Yesus (Galatia 1:11), dan ia terlebih dahulu mengabarkannya kepada pemimpin-pemimpin tertinggi. Terlihat dengan jelas Paulus tidak mencari dukungan mayoritas jemaat untuk menegaskan pandangannya. Ia kelihatannya mencari konfirmasi akan pandangannya dari pemimpin-pemimpin di kantor pusat, gantinya menerima petunjuk dari pemimpin-pemimpin. Organisasi gereja seperti apa yang akan dihasilkan oleh sikap seperti ini? (Satu-satunya cara untuk melaraskan pernyataan dan tindakan Paulus disini dengan organisasi gereja adalah untuk mempercayai kalau Paulus memastikan pekabarannya dari Allah, dan Allah akan menyatakan kehendakNya dengan nyata kepada kepemimpinan.)
  2. Orang Miskin
    1. Baca Galatia 2:10 dan Kisah 2:44-47. Apakah kemiskinan yang disebutkan dalam Galatia adalah hasil dari keputusan ekonomis dari gereja yang mula-mula? (Menurut sejarah, kalau Anda mencabut rangsangan untuk bekerja untuk keuntungan, hasilnya kemiskinan. (Lihat Amsal 16:26 & Amsal 14:23.) Tetapi, Kisah 11:27-29 menyarankan kelaparan mungkin sebagian penyebabnya. Perhatikan kalau kelaparan ini menimpa seluruh wilayah kekuasaan Roma.)
      1. Dari semua tuntutan doktrin agama yang dikenakan oleh pemimpin-pemimpin gereja terhadap Paulus hanya satu hal yang masih diperlukan. Apakah artinya ini akan pentingnya menolong orang miskin? Atau, dapakah ini mengajarkan kalau menolong orang miskin hanyalah himbauan?
      2. Perhatikan mereka yang bukan Yahudi tidak diminta untuk menempatkan diri mereka seperti dalam Kisah 2:44-47. Mengapa demikian? (Tunggu. Kisah 2:45 katakan kalau orang percaya dicukupkan kebutuhannya. Anjuran bagi mereka yang bukan Yahudi di Galatia 2:10 adalah untuk menolong orang miskin – mereka yang kekurangan.)
  3. Petrus lawan Paulus
    1. Baca Galatia 2:11-14. Mari bahas hal ini dengan lebih teliti. Paulus mengkonfrontasi Petrus seorang pemimpin gereja terkemuka di hadapan umum. Haruskah kita mengkonfrontasi pemimpin-pemimpin gereja dihadapan umum ketika kita berpendapat mereka salah?
      1. Kalau jawbannya, “ya”, maka siapa yang harus melakukannya? Siapa saja dapat, atau hanya pemimpin lain seperti Paulus?
      2. Apakah sifat dari permasalah yang dibuat Petrus? (Masalahnya adalah pandangan umum. Bukan saja Petrus mengkompromi topik teologi penting, tetapi anggota bukan Yahudi dipermalukan karena merasa mereka orang Kristen kelas dua. Saya berpendapat pemimpin-pemimpin seharusnya tidak dikonfrontasi didepan umum dengan masalah pribaadi, hanya masalah umum.)
        1. Bagaimana dengan pertanyaan siapa yang berhak mengkonfrontasi seorang pemimpin? (Paulus menerima pekabarannya dari Yesus. Pekabarannya dikonfirmasikan oleh pemimpin-pemimpin gereja. Kedua fakta itu sangat penting dalam mengkonfrontaasi pemimpin-pemimpin gereja.)
      3. Perhatikan dengan lebih teliti akan ayat dan perbedaan antara pemikiran Paulus dan apa yang ia katakan. Apakah perbedaan dari keduanya? (Pemikirannya kasar, tetapi apa yang ia katakan adalah fakta-fakta yang belum terbukti diikuti dengan sebuah pertanyaan.)
        1. Apa alasan Paulus menggunakan satu pertanyaan untuk mengkonfrontasi Petrus? (Ia mau Petrus menjawab pertanyaan sehingga ia dapat menyadarkan Petrus akan kesalahannya. Bandingkan 2 Samuel 12:1-10 dimana Natan meminta nasehat Raja Daud. Pertanyaannya diajukan dalam cerita, dan jawaban Daud menyadarkan dia akan dosanya.)
        2. Apakah ini satu pelajaraan tentang bagaimana kita (atau pemimpin-pemimpin gereja) harus mengkonfrontasi kepemimpinan gereja? (Ini kelihatannya suatu contoh yang bagus. Konfrontasi dihadapan umum hanyalah untuk hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan umum. Konfrontasi haruslah tidak kasar, tetapi harus menyadarkan pemimpin akan masalah dosa. Adalah lebih baik pemimpin-pemimpin mengkonfrontasi pemimpin-pemimpin yang lain. Konfrontasi jangan dilakukan tanpa dukungan kepemimpinan gereja tentang topik itu dan dengan tuntunan Roh Kudus)
    2. Sahabat, Allah perduli akan kesatuan jemaatNya. Maukah Anda berdoa dan bekerja untuk kesatuan jemaat?
  4. Pekan Depan: Pembenaran Melalui Iman