Bait Suci di Surga
Pendahuluan: Bayangkan jika saudara dapat mendesain rumah dan pekerjaan saudara sesuka hati. Desain bagaimanakah yang ada dalam pikiran saudara? Sudah pasti desain rumah dan pekerjaan tersebut memancarkan apa saja prioritas saudara dalam kehidupan saudara. Jika saya boleh mengajukan pertanyaan ini, “Seberapa pentingkah bagi saudara untuk mengetahui Bait Suci yang berada di surga,” kira-kira jawaban apakah yang saudara akan berikan? Sebagian orang berargumen bahwa isu kaabah di surga hanyalah masalah teknis dan , jika ada, pengaruhnya terhadap keselamatan kita. Namun, jika kita menyisihkan waktu sejenak dan memikirkan bahwa ini adalah rumah Allah, maka akan jelas bahwa ini merefleksikan tindakan-Nya. Ini tentunya merefleksikan prioritas Allah! Mari saya berikan sedikit kisi-kisi, bahwa prioritas Allah adalah saudara! Mari selami seri pelajaran baru kita perihal Bait Suci surgawi dan apa artinya bagi kita!
- Melalui Pintu menuju Takhta
- Baca Wahyu 4:1. Apakah hal ini mengingatkan saudara pada sebuah video game? Bayangkanlah saudara sedang berada di sebuah tempat yang tak dikenal, kemudian tiba-tiba pintu di depan saudara terbuka, dan sebuah suara menyerukan, “Mari!”
- Apakah suara yang terdengar itu lembut adanya? (Ayat ini menyatakan bahwa bunyinya seperti bunyi “sangkakala.”)
- Pintu terbuka tersebut kira-kira melambangkan apa? (Sebuah undangan untuk masuk.)
- Hal menarik apakah yang kita dapati pada undangan tersebut? (Undangan itu tidak saja membuat kita penasaran akan apa yang berada di balik pintu tersebut, namun lebih lanjut dikatakan jika saudara masuk, saudara akan mengetahui perihal masa depan. Mari kita pergi!)
- Baca Wahyu 4:2. Apakah maksudnya “dikuasai oleh Roh,” dan apakah hubungannya dengan masuk melalui pintu tersebut? (Yohanes, penulis buku Wahyu, mencoba menerangkan pada kita bahwa ini bukanlah sebuah video game, namun Roh Allah sedang mengarahkan pikirannya. Ia mengkonfirmasikan bahwa masuk melalui pintu tersebut adalah bagian dari penglihatan dari Allah.)
- Apakah yang Yohanes lihat pada sisi lain pintu itu? (Sebuah takhta – yang sedang diduduki.)
- Baca Wahyu 4:1. Apakah hal ini mengingatkan saudara pada sebuah video game? Bayangkanlah saudara sedang berada di sebuah tempat yang tak dikenal, kemudian tiba-tiba pintu di depan saudara terbuka, dan sebuah suara menyerukan, “Mari!”
- Allah di Takhta-Nya
- Baca Wahyu 4:3. Yohanes mengatakan bahwa “seseorang” sedang duduk di takhta, dan ia juga menggambarkan bagaimana rupa “seseorang” tersebut. Siapakah kandidat yang paling mungkin untuk duduk di takhta yang berada di surga tersebut? (Allah!)
- Mengapa Yohanes tidak menyatakan perihal Allah di sini?
- Mengapa Yohanes menyatakan Allah menyerupai batu-batuan? (Perhatikan bahwa Yohanes menyebutkan istilah “nampaknya bagaikan.” Ini bukan berarti Allah itu menyerupai batu-batuan.)
- Pelajaran apakah yang kita dapati ketika Yohanes mengatakan suatu “pelangi” yang menyerupai “zamrud?” (Yohanes ingin menekankan bahwa batu-batuan tersebut memiliki “kilau.” Batu-batuan tersebut memiliki keindahan yang memancar dari mereka. Demikian juga Allah memiliki keindahan dan kemuliaan yang memancar daripada-Nya.)
- Baca Wahyu 4:4. Sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta. Siapakah yang duduk di atas takhta-takhta tersebut? (Para penasehat Allah. Para Pengacara Allah. Dua puluh empat tua-tua.)
- Selain daripada surga, dan takhta Allah, tempat apa lagi yang dilihat oleh Yohanes? (Nampaknya seperti kantor pusat semesta alam.)
- Coba bandingkan deskripsi mengenai tua-tua tersebut dengan deskripksi tentang Allah? (Kita mungkin melihatnya seperti hal yang “normal” saja, dengan jubah putih, mahkota emas di kepala mereka. Mereka diidentifikasikan sebagai tua-tua – sesuatu yang dapat kita kenali!)
- Baca Wahyu 4:5. Coba pikirkan perihal deskripsi dalam ayat ini. Takhta Allah mengeluarkan kilat dan bunyi guruh yang menderu. Apa artinya? (Takhta Allah adalah sumber kekuasaan. Jika takhta ini berada di bumi, saya akan takut untuk mendekatinya, karena takut binasa oleh kuasanya.)
- Perhatikanlah bahwa Roh Allah dideskripsikan sebagai obor yang menyala-nyala. Istilah yang sama juga digunakan dalam Wahyu 8:10 sewaktu mendeskripsikan bintang yang jatuh. Apa artinya ini? (Sekali lagi, kuasa - kuasa dalam Roh Kudus.)
- Baca Kisah 2:3-4. Apakah rupa api, yang turun ketika Roh Kudus datang ke bumi, mengagetkan saudara? (Tidak demikian. Roh Kudus itu memiliki kuasa, sama seperti bintang jatuh yang menyala-nyala.)
- Baca Wahyu 4:6. Apakah Allah dapat melihat suatu pemandangan yang indah dari takhta-Nya? (Lautan kaca! Tidak heran jika saya senang sekali melihat air.)
- Baca Wahyu 4:7-8. Keterangan apakah yang dapat kita peroleh perihal identitas dari orang yang duduk di takhta di surga? (Keempat makhluk tersebut mengidentifikasikan bahwa orang tersebut adalah Allah. Sangat masuk akal jika Yohanes enggan untuk mengidentifikasikan Allah. Sebagai gantinya, ia menggunakan pengidentifikasian yang diberikan oleh mahluk-mahluk yang ada di hadapan Allah.)
- Baca Wahyu 4:3. Yohanes mengatakan bahwa “seseorang” sedang duduk di takhta, dan ia juga menggambarkan bagaimana rupa “seseorang” tersebut. Siapakah kandidat yang paling mungkin untuk duduk di takhta yang berada di surga tersebut? (Allah!)
- . Kebaktian di tengah-tengah Takhta
- Baca Wahyu 4:9-11. Alasan khusus apakah yang keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua tersebut berikan saat memuji Allah? (Allah itu layak karena Ia menciptakan dan menopang kita.)
- Bagaimanakah teori evolusi berdampak pada pemberian pujian kepada Allah?
- Baca Wahyu 14:6-7. Apakah fondasi dari “injil yang kekal?” (Penegasan dari Allah bahwa Ialah Pencipta kita. Ada beberapa hal yang sangat penting, dan salah satunya adalah memberikan pujian kepada Allah sebagai Pencipta kita. Hal ini merupakan fondasi dasar – tidak dapat dipungkiri lagi bahwa hal ini merupakan alasan Setan untuk menyerang pokok penting ini.)
- Baca Wahyu 5:1-4. Inilah surga! Mengapa kita harus kekurangan orang yang layak? Menurut saya semua orang yang ada di surge itu layak!
- Baca Yesaya 11:1 & 10 dan Wahyu 5:5-6. Siapakah orang yang dimaksud? (Yesus!)
- Baca Wahyu 5:7-9. Sekarang kita mendapat gambaran yang lebih lengkap perihal menjadi orang yang layak. Mengapa Yesus layak dan semua orang lainnya tidak layak? (Karena Yesus telah disembelih untuk menebus dosa-dosa kita. Karena Ia telah “membeli” kita dari Setan dan kematian.)
- Mari kita ulang lagi. Baca ulang Wahyu 4:6 dan Wahyu 5:6. Di manakah Yesus berada? (Ia sedang berdiri di hadapan takhta Allah.)
- Apakah artinya? (Hal ini mengidentifikasikan bahwa Yesus sedang berada bersama Allah. Ini adalah bukti lebih dalam perihal Trinitas.)
- Perhatikanlah bagian akhir dari Wahyu 5:6. Indikasi apakah yang kita peroleh perihal Trinitas dan Roh Kudus? (Ayat ini menghubungkan Roh Kudus dengan Yesus.)
- Apakah pendapat saudara mengenai bertanduk tujuh, bermata tujuh dan ketujuh Roh Allah? (Baca 1 Samuel 2:10 dan Zakaria 4:1. Angka tujuh adalah angka sempurna. Tanduk melambangkan kuasa seorang raja, dan mata melambangkan penglihatan atau pengetahuan. Ini artinya bahwa Yesus sempurna dalam kuasa, sempurna dalam pengetahuan dan memiliki hubungan yang sempurna dengan Roh Kudus.)
- Baca Wahyu 5:11-12 dan baca kembali Wahyu 4:11. Dua hal apakah yang membentuk dasar dari perbaktian kita kepada Allah? (Bahwa Ia adalah Pencipta dan Penebus kita. Takhta Allah, dan kemuliaan Allah, keduanya berhubungan erat dengan kedua anutan tersebut.)
- Bagaimanakah hari Sabat cocok dengan gagasan ini? (Hari Sabat merupakan hari peringatan akan Penciptaan (Kejadian 2:2-3), dan Yesus beristirahat pada hari Sabat di kayu salib itu (Matius 28:1-6. Oleh karenanya, Hari Sabat merefleksikan dasar dari kebaktian di hadapan takhta Allah!)
- Baca Wahyu 4:9-11. Alasan khusus apakah yang keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua tersebut berikan saat memuji Allah? (Allah itu layak karena Ia menciptakan dan menopang kita.)
- Pekerjaan di dalam Bait Suci
- Baca Ibrani 8:1-2. Siapakah yang berada di tengah-tengah takhta tersebut? (Yesus ada disana bersama dengan Allah Bapa.)
- Apa yang sedang Yesus lakukan disana? (Melayani sebagai Imam Besar.)
- Baca Ibrani 8:3-5. Ingat kembali dimana pada ayat Wahyu 5:6 dikatakan bahwa Yesus sedang berada di tengah-tengah takhta di dalam surga menyerupai domba yang disembelih. Menurut saudara mengapa Yesus digambarkan sebagai domba yang disembelih di tengah-tengah takhta yang disurga? (Bait Suci yang berada di bumi berhubungan dengan domba yang dikorbankan. Ayat-ayat Ibrani ini menunjukkan pada kita bahwa Bait Suci di bumi itu memegang peranan penting dalam mengajarkan kita perihal Bait Suci di dalam surga. Hal itu merefleksikan perihal apa yang sedang berlangsung di dalam surga.)
- Baca Ibrani 8:6. Apakah yang sedang berlangsung di dalam surga? (Yesus sedang melayani sebagai Imam Besar kita!)
- Ingat bahwa tadi kita mengawali dengan berpikir tentang bagaimana kita hendak mendesain rumah dan pekerjaan kita bila hal itu memungkinkan. Prioritas apakah yang direfleksikan oleh rumah dan pekerjaan Allah? (Pekerjaan-Nya di surga adalah mengambil tempat kita dalam hal pelayanan! Kita baru saja membaca bahwa Bait Suci di bumi mengikuti pola dari Bait Suci yang berada di surga, bahkan desain dari rumah Allah merefleksikan cerita mengenai penebusan! Minggu depan kita akan pelajari Bait Suci di bumi dan melihat hal apa lagi yang dapat kita pelajari.)
- Saudaraku, Tuntutan Allah perihal perbaktian timbul karena Ia adalah Pencipta dan Penebus kita. Oleh karena prioritas Allah adalah saudara, apakah saudara sedang berupaya sedapat mungkin untuk sepakat dengan Allah Allah dan menegakkan prinsip-prinsip ini?
- Baca Ibrani 8:1-2. Siapakah yang berada di tengah-tengah takhta tersebut? (Yesus ada disana bersama dengan Allah Bapa.)
- Minggu Depan: “Surga” di atas Bumi.