Pemuridan dan Doa

Matius 6
Indonesian
Year: 
2014
Quarter: 
1
Lesson Number: 
4

Pendahuluan: Saudara, bagaimanakah kehidupan doa mu? Jika saudara sama dengan saya, maka jawaban yang akan saudara berikan adalah “kurang memadai dan memerlukan peningkatan.” Ketika saya sedang jalan pagi, saya sambil berdoa dan meminta tuntunan Allah dalam menuliskan pelajaran ini. Namun, pikiran saya seperti seekor tupai yang secara konstan akan menyimpang memikirkan hal-hal lainnya. Jika saudara merasa bahwa kehidupan doa saudara memerlukan peningkatan, maka inilah saatnya kita berlomba dalam pelajaran Alkitab kita untuk melihat cara apakah yang dapat kita gunakan untuk meningkatkan hubungan komunikasi dengan Allah!

adakan repetisi dalam doa saya.) Satu hal yang saya pelajari setelah bertahun-tahun adalah sikap dalam berdoa. Yaitu untuk memiliki satu bagian dari pikiran saudara terhubung dengan Allah untuk tuntunanNya selalu.)

(Yesus memohon kemenangan atas dosa dan atas Setan.)

  1. Persiapan Doa
    1. Baca Matius 6:5 dan Matius 6:1. Siapakah yang sedang berbicara disini? (Yesus.)
      1. Prinsip Hidup yang bagaimanakah yang Yesus nyatakan pada kita? (Pekerjaan yang dilakukan untuk meninggikan diri sendiri tidak beroleh upah dari Allah.)
      2. Upah bagaimanakah yang diperbincangkan disini? (Hal ini bukanlah keselamatan, karena bila hal itu benar, maka ini berarti keselamatan melalui pekerjaan kita. Ini haruslah berupa upah pribadi yang diberikan oleh Allah di dunia maupun di surga.)
      3. Pada beberapa tahun belakangan ini, saya berteman dengan seorang ahli teologi yang sangat rendah hati. Setiap kali saya berkhotbah dan mengajar motif saya selalu bercampur baur. Sebagian motif dari mengapa saya berusaha melakukan terbaik adalah agar orang lain berpikir saya sangat hebat, dan sebagian motif lainnya adalah untuk menolong orang mengerti Alkitab lebih baik. Saya coba bertanya pada teman saya yang sangat rendah hati tersebut, dan ia mengatakan bahwa iapun selalu memiliki motif yang bercampur baur. Jika hal inipun sama pada saudara, apakah maksud dari ayat tersebut? (Manakah yang saudara sukai? Apakah berusaha untuk medapatkan penghargaan bagi diri sendiri, ataukah memiliki upah dari Allah?)
      4. Prinsip Doa apakah yang dapat kita pelajari di sini? (Doa seharusnya tidak meninggikan diri sendiri. Doa seharusnya tidak dipenuhi oleh diri sendiri.)
    2. Baca Matius 6:6. Mengapa doa dalam kamar tertutup adalah doa terbaik? (Karena doa ini menghindari masalah kemungkinan terdengar oleh orang lain – dan Allah memberikan upah atas doa kita.)
      1. Apakah problem yang sama terjadi pada bidang aspek lain dari upacara gereja – yaitu bahwa orang cenderung berpartisipasi untuk dapat dilihat oleh orang lain? (Saya perhatikan bahwa orang yang mengajukan permintaan doa di gereja, ingin berkhotbah. Orang yang memiliki kelebihan dalam bermusik, ingin berkhotbah. Bidang apapun itu pada upcara kebaktian, sebagian orang cenderung mengubahnya menjadi sebuah khotbah mini. Mengapa? Saya curiga hal ini ada hubungannya dengan meninggikan diri sendiri.)
    3. Baca Matius 6:7-8 dan 1 Tesalonika 5:16-18. Di satu sisi kita di minta untuk tidak mengoceh, dan di sisi lain kita diminta untuk “berdoa tak berkeputusan.” Bagaimanakah saudara merekonsiliasikan kedua ide ini? (Saat ini saya memiliki prioritas tertinggi dalam doa saya bagi seorang saudara dekat saya. Sangat susah bagi saya untuk menghindari “mengoceh” (meng-
      1. Pernahkah terpikir pada saudara bahwa berdoa itu sama halnya seperti sedang berbicara dengan seseorang? Apakah saudara menyukai jika orang yang berdoa terus mengulang hal yang sama secara terus menerus, seperti mereka memiliki penyakit Alzheimer atau kepikunan? (Tidak! Dan saya yakin Allah juga tidak menghargai doa yang demikian.)
      2. Jika pengulangan ditiadakan, bagaimana caranya kita memberitahukan Allah sesuatu yang sangat penting bagi kita? (Sebutkan saja hal penting tersebut. Pada saat yang sama, saya yakin Allah mengerti kala kita ingin mengulangi mendoakan hal yang sangat penting bagi kita. Namun, sebaiknya kita tidak tanpa berpikir terus mengulangi hal dan kata-kata yang sama.)
    4. Mari kita tinjau kembali Matius 6:8. Jika Allah telah mengetahui kebutuhan saya (dan saya yakin akan hal ini), maka mengapa saya harus melayangkan doa? (Pertanyaan ini membantu membuka kunci terhadap masalah yang kita bahas sebelumnya. Jika doa bukanlah untuk menyadarkan Allah akan hal yang Ia telah ketahui, maka tentunya berdoa seharusnya lebih menguntungkan kita. Mengoceh dalam doa tidak akan memberi kita semangat, namun saat kita membagikan kekhawatiran kita yang terdalam pada Allah ini akan memberi semangat kita.)
  2. Contoh Doa
    1. Baca Matius 6:9. Menurut saudara, apakah yang sebenarnya Yesus maksud ketika mengatakan “karena itu berdoalah demikian?” Apakah kita dianjurkan untuk mengulangi doa yang demikian?
      1. Jika kita hanya mengulangi doa ini, bukankah kita hanya akan sembarang mengoceh?
      2. Saat saudara mengajar seseorang berdoa, bagaimanakah saudara melakukannya? (Kita memberikan contoh-contoh untuk membantu orang dalam belajar. Pada kehidupan doa saya pribadi, saya mempertimbangkan setiap bagian dari Doa Bapa Kami sebagai contoh untuk mengajarkan kita baik urutan dan juga topik yang sebaiknya kita gunakan dalam doa kita. Mari kita tinjau lebih dalam.)
    2. Baca kembali Matius 6:9. Bagaimana sebaiknya kita memulai doa kita? (Pertama adalah dengan memanjatkan pujian. Menurut saya setiap doa yang dipanjatkan selayaknya dimulai dengan memuji Allah.)
      1. Mengapa? Apakah Allah memerlukan pujian untuk dapat memenuhi permintaan kita? (Hal ini memusatkan pikiran kita pada fakta bahwa prioritas pertama dalam hidup kita adalah memberikan pujian bagi Allah. Ini mengingatkan kita akan bagaimana besarnya Allah kita – yang juga adalah Bapa kita! Sebuah pemikiran yang baik!)
    3. Baca Matius 6:10. Topik apa yang selanjutnya ada dalam doa kita? (Saat Yesus datang kembali, maksud tujuan Allah akan dipenuhi dan dosa, kematian, dan penyakit akan lenyap. Kita mau agar kehendak Allah yang terjadi dalam hidup kita dan juga dalam dunia kita sekarang. Di sinilah saat dimana kita dapat berbicara dengan Allah perihal cita-cita dan problema dalam kehidupan kita.)
    4. Baca Matius 6:11. Apakah yang Allah sarankan untuk kita doakan? (Kebutuhan kita! Berikanlah keperluan kami, ya Allah. Adalah sangat baik mendoakan orang lain, namun Allah juga menyarankan agar kita mendoakan diri kita juga.)
    5. Baca Matius 6:12. Pada doa yang sering saudara layangkan, topik apakah yang biasanya pertama saudara sampaikan? (Insting saya adalah selalu meminta pengampunan akan dosa-dosa saya. Bagi saya sebelum saya membicarakan apapun hal inilah yang ada pada urutan pertama doa saya.)
      1. Menurut saudara mengapa pengampunan dosa harus disampaikan setelah pujian, kebutuhan dan permasalahan? (Meminta pengampunan dosa tidak merefleksikan prioritas utama Allah untuk kehidupan doa kita.)
      2. Perhatikan persyaratan untuk pengampunan. Bergantung pada apakah pengampunan dosa kita? (Baca Matius 6:14-15: memaafkan orang lain.)
        1. Apakah ada seseorang yang belum saudara maafkan? Jika iya, apakah yang disampaikan dalam perkataan Yesus? (Bahwa Allah tidak akan memaafkan dosa saudara. Hal ini adalah suatu hal yang sangat serius sifatnya.)
        2. Apakah saudara memiliki sikap memaafkan secara umum terhadap mereka yang gagal memenuhi standard saudara?
    6. Baca Matius 6:13 dan Yakobus 1:13-15. Yesus meminta Allah agar tidak membawa kita dalam pencobaan, namun Yakobus mengatakan hal itu mustahil. Apakah kita sebaiknya mencoret saja bagian ini dari doa kita karena kita tidak perlu mengkhawatirkan Allah mencobai kita?
      1. Baca Matius 4:1. Disini, Yesus dibawa oleh Roh Kudus menuju pencobaan. Apakah Yakobus sedang bingung dalam ayat di atas?
    7. Mari kita baca beberapa ayat lainnya yang dapat membantu kita. Pertama, baca Matius 26:38-39. Tuntutan apakah yang disampaikan Yesus? (Yesus sedang bergerak menuju masa pencobaan yang mengerikan. Secara tidak langsung Ia ingin menghindarinya. Ia berdoa agar Allah meniadakan pencobaan itu.)
    8. Kedua, baca Ayub 1:9-12. Apakah peran Allah dalam pencobaan yang datang pada kehidupan Ayub? (Allah mengijinkannya terjadi.)
  3. Dapatkah saudara lihat persamaan dari Yakobus 1:13 dengan beberapa ayat yang kita baca diatas, terutama Matius 4:1? (Tidak satupun dari ayat itu menunjukkan baha Allah mencobai siapapun. Setanlah selalu yang mencobai mereka. Saya lama memikirkan bahwa dalam Matius 4:1 Roh Kudus membawa Yesus kepada Setan di saat Setan belum sepenuhnya siap sedia. Pencobaan pertama tersebut tidak dapat dikatakan hasil dari sebuah persiapan yang matang seperti halnya pencobaan yang kita lihat terjadi di Taman Eden. Oleh karenanya, pencobaan akan datang pada kita semua, dan menurut saya Yesus menyampaikan agar pencobaan yang datang pada kita tidaklah lebih dari yang dapat kita hadapi. Tentu saja, apa yang Yakobus katakan tentang pencobaan dan proses pemikiran kita haruslah terasa benar bagi kita semua.)
    1. Mari kita lihat bagian akhir dari Matius 6:13. Bagaimanakah ayat ini dapat mengena terhadap diskusi kita perihal kendali Allah saat kita dicobai?
      1. Topik apakah yang disarankan disini untuk kita doakan? (Kita harus mendoakan perihal masalah dosa kita. Kita harus meminta pertolongan Allah untuk hidup dalam kehidupan yang suci.)
      2. Dengan cara lain apakah kita dapat selamat dari Setan? (Inilah tempatnya saat saya mendoakan keluarga saya, diri saya dan orang lain yang perlu diselamatkan dari Setan.)
    2. The New International Version (Alkitab bahasa Inggris yang digunakan pada pembahasan kita ini) tidak memiliki kalimat “karena engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.” Karena tak satupun dari naskah tua menggunakan kalimat ini. Kelihatannya seseorang yang sedang mensalin Kitab ini terbawa suasana dan menambahkan kalimat tersebut. Namun, saya menyukainya maka saya mengakhiri doa saya sama seperti saya memulainya – dengan pujian kepada Allah.
    3. Saudaraku, maukah engkau menyisihkan sebagian dari waktu heningmu untuk Doa Bapa kami (doa dalam Matius 6) dan gunakan itu sebagai contoh terhadap doa yang saudara layangkan pada Allah?
  4. Minggu depan: Memuridkan Anak anak.