Sebuah Persoalan Hidup dan Mati
Pendahuluan: Suatu pagi hari saya membaca sebuah makalah tentang rapat umum ateis . Pada rapat tersebut, mereka menertawakan Yesus dan membandingkan hak-hak pergerakan ateis dengan pergerakan homoseksual. Penulis makalah tersebut menekankan bahwa pergerakan homoseksual tidak mengolok-olok pergerakan heteroseksual. Mengapa orang Ateis suka mengolok-olok orang Kristen? Saya menemukan bahwa sebagian anggota gereja saya tidak hanya membelot dari gereja, namun mereka juga mengolok-olok dan menyerang gereja yang ditinggalkan. Mengapa demikian? Menurut saya ini berhubungan dengan salah satu bagian dari pelajaran kita: bahwa instruktsi semasa kecil perihal agama akan selalu tinggal dalam diri kita. Mereka yang meninggalkan instruksi agama mereka, akan merasa bersalah sehingga merea mengolok-oloknya untuk dapat merasa lega dari rasa bersalah tersebut. Mari kita lompat ke dalam pelajaran Alkitab kita dan melihat apa saja hal-hal baru yang dapat kita temukan perihal pelatihan agama!
- Perintah-Perintah Leher
- Baca Amsal 6:20-21 dan Amsal 7:3. Menurut saudara apa yang dimaksudkan ayat ini dengan “ mengalungkan…pada lehermu” dan “menambatkan….pada jari-jari” pengajaran orangtuamu?
- Baca Ulangan 6:6-9 dan Amsal 3:3. Mari kita mengambil pangkalnya. Kita diminta untuk menyimpan ajaran agama dalam hati kita, disekeliling leher, diikatkan pada tangan (jari-jar) dan dahi kita dan di dalam pintu dan gerbang kita. Begitu banyak tempat bukan? Apakah saudara melihat polanya disini? (Leher adalah jalur masuk ke dalam tubuh kita, dan gerbang dan pintu adalah jalur masuk ke dalam rumah. Hati saudara dan dari saudara adalah lambang dari apa yang saudara pikirkan dan tangan saudara adalah lambang dari apa yang saudara lakukan. Menurut saya berita yang disampaikan adalah bahwa apa yang kita perbolehkan ke dalam rumah dan pikiran kita, dan apa yang kita pikirkan dan lakukan selayaknya dijalankan melalui filter dari firman Allah.)
- Pelajaran apakah yang kita dapati jika kita adalah orangtua yang membesarkan anak-anak? (Kita perlu menerangkan kehendak Allah kepada anak-anak kita pada setiap kesempatan. Namun, kita perlu untuk ekstra hati-hati perihal “jalur-jalur masuk” dalam pendidikan anak-anak kita).
- Apakah saudara pernah membandingkan antara dua dokumen untuk melihat perbedaan keduanya? Apakah ide itu dapat berlaku dalam hal ini? (Menurut saya ini adalah salah satu pelajaran. Saudara membandingkan apa yang saudara pikirkan dan lakukan, apa yang saudara masukkan ke dalam rumah dan tubuh saudara, dengan apa yang dituliskan dalam firman Allah dan yang diajarkan oleh orangtua saudara. Jika saudara tidak secara terus-menerus membuat perbandingan, akanlah mudah untuk saudara keluar dari jalur.)
- Bayangkan jika saudara dibesarkan demikian dan jika saudara adalah ateis? (Akan selalu terjadi gejolak yang konstan)
- Baca Amsal 6:22-23. Bagaimanakah instruksi-instruksi orangtua kita, bila kita turuti, dapat membantu kita? (Pengajaran itu melindungi kita selamanya dengan memperjelas jalan kehidupan kita.)
- Hal ini terdengar seperti sebuat frase yang romantis, “memperjelas jalan kehidupan.” Secara praktis, apakah pengertian frase tersebut? (Berapa kalikah kita gagal memikirkan sesuatu secara menyeluruh? Berapa kalikah kita melalaikan fakta yang bersifat kritis? Keputusan kita menentukan kualitas kehidupan kita, dan buku Amsal menjelaskan bahwa apa yang diajarkan orangtua kita perihal firman Alah akan membantu kita untuk membuat keputusan yang memiliki informasi lengkap.)
- Kehidupan seperti Roti
- Baca Amsal 6:23-24. Sekarang kita telah memiliki ilustrasi mengenai bagaimana pengajaran masa kanak-kanak (dan disiplin) dapat membantu kita. Apakah artinya “smooth tongue” atau kemampuan untuk menggunakan kata-kata sanjung? (Sangat mudah untuk mendengarkan perkataan wanita itu.)
- Baca Amsal 6.25. Apa lagi yang menjadi masalah? (Kecantikannya, hawa nafsu saudara.)
- Baca Amsal 6:26. Roti sangatlah sedap rasanya! Apakah masalahnya dengan peranan sebagai sepotong roti? (dalam versi Alkitab NIV dikatakan, “wanita sundal membuat nilai saudara berkurang seperti sepotong roti.” Saudara berupa panganan, yang dapat dimakan.)
- Menurut saudara bagaimanakah ayat ini – membandingkan orang dengan sepotong roti? (Mari kita mempertimbangkan beberapa kemungkinan. Yang pertama, ketidaksusilaan dapat memakan saudara. Hal ini dapat mengambil banyak hal dari saudara. Kedua, saudara hanyalah diperalat. Saudara menemukan kepuasan sementara, namun setelah saudara di”makan” pihak sebelah meninggalkan saudara.)
- Baca Amsal 6:27-28. Apakah ada orang yang beranggapan jika ia menaruh api dipangkuannya, bahwa ia tidak akan terbakar? (Orang yang memiliki perselingkuhan berpikiran bahwa mereka dapat menyembunyikannya. Hal itu kelihatan seperti sebuah rahasia kecil yang menyenangkan. Amsal menerangkan bahwa hal tersebut adalah suatu kebodohan. Bahwa suatu waktu akan terbongkar dan saudara akan terbakar.)
- Baca Amsal 6:30-35. Ayat-ayat Alkitab ini menggambarkan sebuah perumpamaan antara mencuri untuk makan dan mencuri “cinta.” Bagaimanakah orang bereaksi terhadap kedua dosa yang berbeda ini? (Orang dapat mengerti jika ada yang mencuri untuk dapat makan, namun orang tidak dapat mengerti perihal perzinahan. Jika saudara mencuri makanan, maka saudara akan kena penalty atau ganjaran. Jika saudara mencuri pasangan orang, saudara membuka diri saudara terhadap kerusakan yang tak terhingga.)
- Mari kita berhenti sejenak untuk membuat cek realitas disini. Bandingkan antara Ulangan 17:17 dengan 1 Raja-raja 11:3-4. Apakah ini tingginya sebuah kemunafikan: seorang laki-laki dengan 1,000 wanita yang ditidurinya memberikan ceramah bagi kita yang memiliki seorang pasangan hidup untuk menjaga mata, pikiran dan tangan kita jauh dari mereka yang bukan pasangan hidup kita? (Sangat jelas bahwa kita dihadapkan pada jarak antara guru kita dan instruksi yang diberikan dengan perilakunya. Namun, 1 Raja-raja menceritakan bagaimana Raja Salomo disesatkan oleh para istri-istrinya. Raja Salomo menyadari apa yang sedang ia bahas.)
- Baca Matius 23:2-3 dan Matius 7:15-18. Bagaimana caranya saudara merekonsiliasi antara kedua ide tersebut? (Saya sering bercanda bahwa kemunafikan itu sering diremehkan. Ada orang jahat dengan perbuatan jahat – dan saudara perlu untuk menghindari pengajarannya. Pada saat yang sama, ada orang yang kehidupannya tidak cocok dengan pengajarannya, namun ajaran yang disampaikan adalah kebenaran. Raja Salomo memberikan kita saran yang benar.)
- Sebuah Analogi
- Baca Amsal 7:10-14. Mengapa wanita ini menyinggung perihal “korban keselamatan?” (Hal tersebut melambangkan praktek agama yang berlapis. Hal tersebut berterima karena kita orang beragama.)
- Baca Amsal 7:18-20. Dalam pendahuluan kita telah mendiskusikan mengenai pelatihan agama. Saat ini kita belah dilibatkan tentang perzinahan dan prostitusi dalam banyak ayat-ayat. Apakah Raja Salomo yang memiliki 1,000 wanita benar-benar menggunakan begitu banyak bagian dalam satu buku untuk membicarakan tentang ketidaksetiaan dalam pernikahan?
- Perhatikan dengan seksama ayat-ayat di atas, alasan apakah yang dibuat oleh wanita sundal tersebut? (Bahwa kita akan bersenang-senang dan saya dapat buktikan bahwa hal ini tidak akan berbahaya.)
- Baca Amsal 7:22-23. Apakah seks diluar nikah itu benar membaha kehancuran? Apakah benar hal ini merupakan tindakan bunuh diri? (Menurut saya Raja Salomo sedang membicarakan hal yang lebih besar. Ia menerangkan pada kita bagaimana rupa penarikan dosa dan ajaran sesat. Ada logika semu, kerohanian semua, dan janji akan kesenangan. Namun, pada akhirnya semua menuntun pada kematian yang menyakitkan.)
- Baca Zakaria 5:6-8. Dengan apakah dibandingkan kefasikan orang-orang tersebut? (Seorang wanita.)
- Baca Zakaria 5:9-11. Mengapa saudara harus membangun rumah untuk sebuah gantang? (Sangat jelas bahwa ini adalah simbolik. Sang wanita melambangkan kejahatan, dan Babilon adalah tuan rumahnya, sedangkan tempat tinggalnya adalah kejahatan.)
- Baca Amsal 7:24-27. Setelah mempelajari buku Zakaria, menurut saudara apakah ayat-ayat ini menyampaikan gagasan mengenai dosa-dosa seksual? (“Sosok gagah perkasa” mungkin tidak mengena terhadap cerita asli mengenai seorang muda yang masuk ke rumah prostitusi (Amsal 7:7-8). Namun, hal ini lebih berbunyi seperti dosa pada umumnya.)
- Ayat-ayat ini bermula dengan “peratikanlah” dan berakhir pada perkataan menuju pada kematian. Mengapa perlu untuk menyuruh agar seseorang memerhatikan terhadap suatu hal yang dapat membunuh mereka?
- Seberapa cepatkah kematian dari dosa? (Kelihatannya tidak begitu cepat sehingga dapat menarik perhatian yang cukup besar. Anak saya adalah seorang dokter, ia mengatakan ketika ia memberikan advis pengobatan pada mereka yang berpenyakit kanker mereka sangat mendengarkan rekomendasi yang diberikannya secara detail secara seksama. Pada saat lain, mereka yang memiliki sindrom metabolism (tekanan darah tinggi, kolesterol dan gula tinggi yang mengacu pada diabetes) tidak menaruh banyak perhatian dan jarang mengikuti apa yang disarankannya. Keduanya dapat menuju kematian, dan diabetes dapat berarti kematian yang menyakitkan. Namun apakah perbedaannya? (Mereka yang berpenyakit kanker berpikir bahwa mereka sedang menghadapi kematian sekarang, namun mereka yang berpenyakit diabetes berpikir mereka masih memiliki banyak waktu.)
- Kita memulai dengan membicarakan mengenai instruksi-instruksi untuk anak-anak kita. Apakah ini adalah merupakan bagian dari masalah yang kita bahas – bagaimana dosa menyebabkan kematian dan mereka memikirkan bahwa “saya tidak akan mati dalam waktu dekat?”
- Jika benar, apakah yang perlu kita ajarkan pada anak-anak kita? (Kita seharusnya berbicara hasil akhir daripada dosa, namun adalah lebih baik jika kita lebih berfokus terhadap hasil negative yang langsung terjadi dari berdosa.)
- Mari kita mundur sejenak. Salah satu protes saya terhadap masa muda saya adalah bagaimana kita berfokus pada dosa dan bukan pada kasih karunia. Apakah saya (kita) sedang jatuh pada kegagalan yang juga dialami generasi sebelum kita? (Saya percaya kedua berita yang disampaikan adalah cocok untuk anak-anak kita: kasih karunia dan penghakiman untuk mereka yang menolak kasih karunia.)
- Suadaraku, apakah saudara akan menaruh pencobaan sebagai suatu hal yang serius dalam hidup saudara? Apakah saudara akan menanggapi pengajaran agama sebagai hal yang serius untuk disampaikan pada anak-anak saudara? Hal-hal ini adalah merupakan persoan hidup dan mati!
- Minggu Depan: Hikmat Ilahi